Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Minggu, 31 Maret 2013

Keberanian Saad Bin Abu Waqqash r.a.

Ibnu Asakir telah mengeluarkan dari Az-Zuhri dia telah berkata: Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. telah mengutus Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. untuk mengetuai suatu pasukan ke suatu tempat di negeri Hijaz yang dikenal dengan nama Rabigh.

Mereka telah diserang dari belakang oleh kaum Musyrikin, maka Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. mengeluarkan panah-panahnya serta memanah mereka dengan panah-panah itu.

Dengan itu, maka Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. menjadi orang pertama yang memanah di dalam Islam, dan peristiwa itu pula menjadi perang yang pertama terjadi di dalam Islam. (Al-Muntakhab 5:72)

Ibnu Asakir mengeluarkan dari Ibnu Syihab, dia berkata: "Pada hari pertempuran di Uhud Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. telah membunuh tiga orang Musyrikin dengan sebatang anak panah.

Dipanahnya seorang, lalu diambilnya lagi panah itu, kemudian dipanahnya orang yang kedua dan seterusnya orang yang ketiga dengan panah yang sama. Ramai para sahabat merasa heran tentang keberanian Sa'ad itu.

Maka Sa'ad berkata: "Rasulullah s.a.w. yang telah memberikanku keberanian itu, sehingga aku menjadi begitu berani sekali". (Al-Muntakhab 5:72)

Wanita, Tirulah Wanita Ini Jika Ingin Masuk Surga

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Sahabat.. yg dirahmati Allah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Wahai para wanita, tirulah Muti’ah jika kalian ingin masuk surga. Allah telah menjamin wanita ini masuk surga!”

Sontak para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa sih keistimewaan wanita itu sehingga kami perlu menirunya?

Rasulullah SAW tidak langsung menjawab. Namun, Rasulullah justru menyuruh para sahabat untuk menyelidikinya agar mengetahui keistimewaan wanita bernama Muti’ah.

Sontak para sahabat pun bergegas mencari informasi tentang Muti’ah hingga ditemukan alamatnya. Secara diam-diam, para sahabat menyelidiki keistimewaan wanita yang bernama Muti’ah. Singkat kisah, wanita yang bernama Muti’ah itu selalu menyimpan tiga benda di rumahnya. Ketiga benda itu adalah selembar kain (sejenis handuk/ towel kecil), kipas, dan sepotong kayu.

Para sahabat terheran-heran,untuk apa ketiga benda itu? Ketiga benda yang terasa tidak bermakna. Namun, begitu berharganya benda itu bagi Muti’ah. Maka, mereka pun bertanya kepada Muti’ah, “Wahai Saudariku, untuk apa ketiga benda itu sehingga Rasulullah menyuruh kami untuk menirumu?” Dan dengan senang hati pula, Muti’ah bercerita tentang ketiga benda itu.

Wanita Yang Pertama Masuk Surga

Rasulullah Saw, pernah berkata kepada Siti Fatimah bahwa “Wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Siti Fatimah penasaran mendengar perkataan Rasulullah Saw ketika itu, ia mengira dirinyalah wanita yang pertama kali masuk surga.

Siapakah Muti’ah? Kebaikan apa dan amalan apakah yang menjadikan dia sebagai wanita pertama yang masuk surga? Karena rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu.

Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali? Setelah bertanya-tanya, akhirnya Siti Fatimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muti’ah.

Kali ini ia ingin bersilaturahim ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu, Siti Fatimah berkunjung bersama dengan anaknya yang masih kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog.

“Di luar, siapa?” kata Muti’ah tidak membukakan pintu.
“Saya Fatimah, putri Rasulullah”
“Oh, iya. Ada keperluan apa?”
“Saya hanya berkunjung saja”
“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?”
“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?”
“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki”
“Tetapi Hasan masih anak-anak”
“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga kan? Maaf ya. Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya”
“Baiklah” kata Fatimah dengan nada kecewa. Setelah mengucapkan salam, ia pun pergi.

Jumat, 29 Maret 2013

Siapa Sahabat Dan Teman Iblis

Nabi saw lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”

Iblis menjawab : “PEMAKAN RIBA.

“Siapa sahabatmu?”

PEZINA.

“Siapa teman tidurmu?”

PEMABUK.

“Siapa tamumu?”

PENCURI.”

“Siapa utusanmu?”

TUKANG SIHIR.”

“Apa yang membuatmu gembira?”

BERSUMPAH DENGAN CERAI.”

“Siapa kekasihmu?”

ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT JUM’AT

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”

ORANG YANG MENINGGALKAN SHALATNYA DENGAN SENGAJA.”

“Siapa manusia yang paling menyengsarakanmu?”

“Kami tidak berdaya di hadapan orang yang IKHLAS

Berjilbab Itu Berdosa?

Baru-baru ini jilbab telah menjadi trend masyarakat indonesia khususnya kaum hawa. Dari mereka ada yang rela mengeluarkan isi dompet untuk memperdalam ilmu mempercantik diri dengan jilbab. Namun, apakah mereka tahu aturan-aturan berjilbab yang sesungguhnya? Karena, tidak semua pemakai jilbab telah benar-benar menutup aurot sehingga terhindar dari dosa.

Ada beberapa gaya berjilbab yang justru menambah koleksi dosa bagi pemakai jilbab tersebut.

1. Jilbab dengan bahan tipis bahkan transparan

Memakai jilbab dengan bahan yang tipis memang terlihat modis. Dan bahan ini sangat cocok bagi para muslimah yang berada di daerah yang panas. Sehingga rasa panas tidak begitu membunuh mereka. Namun, jilbab dengan bahan inilah yang justru membuat dosa.

Rosulullah SAW menyebut hal seperti ini dengan sebutan “berpakaian tapi telanjang”

2. Jilbab ketat

Muslimah diwajibkan memakai jilbab bertujuan agar menutupi kulit serta lekuk tubuh yang menggoda para kaum adam. Namun, baru-baru ini para muslimah seakan-akan mengacuhkan ketentuan berjilbab tersebut. Mereka memang berjilbab sesuai perintah, tetapi lekuk-lekuk tubuh mereka masih saja terlihat.

Bahkan sebagian dari muslimah tersebut berjilbab hanya untuk menonjolkan lekuk tubuh mereka. Hal seperti inilah yang menambah isi dompet dosa mereka.

3. Jilbab yang mirip pakaian lelaki

Celana jeans dan kaos lengan panjang adalah identik pakaian laki-laki.

Pakaian-pakaian tersebut tidak jarang juga dipakai oleh para muslimah. Walaupun mereka memakai kerudung, namun kerudungnya tidak menjuntai hingga dada. Terlebih lagi dipadu dengan kaos lengan panjang serta celana jeans. Seperti seorang laki-laki yang memakai kerudung. Gaya seperti ini tidak boleh dirpaktekkan oleh para muslimah. Karena gaya seperti ini adalah dosa bagi para muslimah.

Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat 31.

Azab Bagi Wanita

Tolong ingatkan kepada semua kaum perempuan yang anda kenal...

Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat, Renungan khususnya untuk para wanita Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.

Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw, mengapa beliau menangis. Beliau menjawab, "Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya."Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya

"Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya. Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking. Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri. Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta. Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi saw.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan "Mengapa mereka disiksa seperti itu?"

Kamis, 28 Maret 2013

Alasan Ilmiah Lelaki Diharamkan Memakai Emas!!

Dari Abi Musa ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Telah diharamkan memakai sutera dan emas bagi laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi wanitanya..” [HR Turmuzi dengan sanad hasan shahih]

1400 tahun yang lalu, setiap kali perintah Allah SWT turun melalui RasulNya, para sahabat tak pernah bertanya dan langsung melakukannya ketika itu juga. Hampir jarang ada penjelasan ilmiah. Dan biasanya kemudian, pada beberapa ratus tahun lagi tersingkap kebenaran misteri dalam berbagai perintah Rasul itu. Begitu pula dengan larangan laki-laki yang memakai perhiasan terbuat dari emas.

Secara medis, inilah fakta kenapa hal itu berlaku dalam Islam. Para ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia. Dan jika pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam persentase yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan ” Migrasi Emas “).

Dan apabila ini terjadi, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer. Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas ? Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.

Mahabesar Allah.

Ada Apa Dengan Tidur Saat Subuh?

Assalamu’alaikum? kali ini saya akan menulis sedikit tentang bahaya tidur saat subuh dan kenapa kita dilarang tidur diwaktu subuh.

1. Hati Menjadi Keras.

Keras karena lalai dan malas. Selepas shalat subuh disunnahkan untuk berdzikir dan membaca Al Qur'an.

Kebiasaan Rasulullah selepas subuh : Jabir bin Samurah rådhiyallåhu ‘anhu menyifati petunjuk nabi shållallåhu ‘alayhi wa sallam, ia mengatakan:

“Beliau tidak berdiri dari tempat shalatnya -dimana beliau melakukan shalat shubuh- hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, (maka) beliau berdiri.” [Shahiih Muslim (I/463) no. 670]

2. badan mudah sakit karena penyakit ringan seperti mudah lelah, flu, dan lainnya.

3. Rezeki jadi sempit dan susah dalam ekonomi.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ . قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (Hadits Hasan, lihat Jami’ at-Tirmidzi no. 586)

Rabu, 27 Maret 2013

Sunnah Berjalan Tanpa Alas Kaki

Subhanallahu (Mahasuci Allah)! Pada setiap penemuan ilmiah, pasti kita akan mendapatkan bahwa sinyal-sinyal Qur’ani atau Nabawi telah menunjukkannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada para Shahabat beliau radhiyallahu ‘anhum agar mempraktekkan jalan kaki seperti ini (tanpa alas kaki). Dan telah diriwayatkan dari Fadhalah bin ‘Ubaid bahwasanya dia berkata:

(كان النبي صلى الله عليه وسلم يأمرنا أن نحتفي أحياناً) (رواه أحمد)

"Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami agar berjalan tanpa alas kaki kadang-kadang." [Musnad Imam Ahmad dengan sanad yang shahih menurut Syaikh al-Albani dan Syau’aib al-Arna’uth rahimahumallah]

Dan hadits yang semakna dengan hadits ini banyak. Wallahu A’lam

Pada penelitian ilmiah modern, terlihat jelas bahwa sebagian besar dari mereka yang menderita sakit pada kedua kaki mereka, adalah disebabkan karena mereka selalu memakai sepatu. Oleh karena pengobatan yang ideal adalah berjalan tanpa menggunakan alas kaki, selama seperempat jam setiap hari. Para peneliti mengatakan bahwa berjalan dengan cara seperti ini di atas rumput atau kayu atau tanah, merangsang pembuluh darah, dan menjaga bentuk alami kaki serta menguatkan otot-otot betis dan menenangkan sistem saraf.

Namun, tahukah Anda manfaat dari berjalan tanpa alas kaki? Berikut berbagai manfaat dari jalan tanpa alas kaki:

1. Melancarkan Aliran Darah

Selasa, 26 Maret 2013

Kisah Seorang Yahudi Dirumah Rasulullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun telah mengijinkan seorang yahudi hadir dan tinggal di rumah beliau tanpa mengusirnya, padahal ia seorang yahudi yang berbeda agama dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi beliau mengizinkan yahudi itu tinggal di rumah beliau, beliau tidak melarangnya atau dengan mengatakan : ”engkau yahudi tidak boleh tinggal di rumahku, kotor dan najis !!”, tidak demikian akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Orang yahudi itu tinggal bersama Rasulullah dan tidur disana, makan sepiring dengan Rasul, membawakan air minum Rasul, seakan telah menjadi bagian di keluarga Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak dipaksa untuk mengikuti agama Islam, sampai suatu saat ia sakit dan Rasul menjenguknya, Rasul tidak berkata : ” syukur yahudi itu sakit dan tidak tinggal di rumahku lagi ”, rasul tidak demikian tetapi beliau berkata : ” mana orang yahudi yang tinggal di rumahku, mengapa dia pergi, apa kesalahanku ? !”.

Maka setelah rasul sampai di rumah orang yahudi itu, ternyata ia sudah dekat dengan sakaratul maut, maka Rasul berkata : ”wahai pemuda, maukah kau ucapakan ”Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”, maka pemuda itu pun ragu untuk mengucapkannya ia menoleh ke ayahnya yang juga beragama yahudi, maka ayahnya berkata : ”betul, taati Aba Al Qasim dan ikuti ucapan itu”, dan pemuda itupun mengucapkan ”Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah” kemudian ia pun wafat, maka berubahlah wajah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bagaikan belahan bulan purnama dari terang dan bercahaya karena gembira melihat orang yahudi yang tinggal di rumahnya itu wafat dalam keadaan Islam, demikian indahnya kerukunan umat beragama yang ditunjukkan Rasulullah saw.

Kisah Abu Lahab Dalam Tafsir Surat Al-Lahab (Al-Masad)

Abu Lahab adalah putranya Abdul Muththalib namanya Abdul ‘Uzza. Dinamakan Abu Lahab karena ia kelak akan masuk ke dalam neraka yang memiliki lahab (api yang bergejolak).Atas dasar inilah Allah subhanahu wa ta’ala menyebutnya dalam kitab-Nya Al-Qur'an dengan kun-yahnya (yaitu nama/julukan yang diawali dengan Abu atau Ibnu, atau Ummu bagi perempuan), dan bukan dengan namanya.

Setiap insan tentu berharap dan mendambakan kehidupan yang bahagia di dunia dan lebih-lebih di akhirat kelak. Hal ini tidaklah bisa dicapai kecuali dengan menerima segala apa yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala dan mengikuti petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (artinya):

“Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. ” (Al Ahzab: 71)

Dan demikian pula sebaliknya, segala bentuk kehinaan dan malapetaka bersumber dari sikap antipati dan berpaling dari peringatan Allah subhanahu wa ta’ala dan peringatan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Adalah sunnatullah, tidak ada seorangpun yang menolak dan mendustakan ajaran yang dibawa oleh para nabi, kecuali ia akan hina dan binasa.

Allah subhanahu wa ta’ala dengan tegas menyebutkan dalam firman-Nya (artinya):

“Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling. ” (Thaha: 48)

Lihatlah kisah umat-umat terdahulu seperti kaum ‘Ad, Tsamud, Qarun, Fir’aun dan Haman, Allah subhanahu wa ta’ala telah membinasakan mereka disaat mereka mendustakan dan berpaling dari ajaran yang dibawa oleh nabi yang diutus kepada mereka. Demikian pula apa yang telah terjadi pada umat nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan satu surat khusus yang berisi vonis kebinasaan bagi para pembangkang dan pengacau dakwah. Surat tersebut adalah Surat Al Masad atau dinamakan juga dengan surat Al Lahab. Surat ini terdiri atas 5 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.

Senin, 25 Maret 2013

Wahyu Terakhir Kepada Rasulullah SAW

Diriwayatkan bahawa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada']. Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Apabila Abu Bakar r.a. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar r.a. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar r.a. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar r.a. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar r.a. pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesuatu perkara itu telah sempurna maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w.. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."

Sabtu, 23 Maret 2013

Bacaan Do’a Sebelum Makan

Bacaan do’a sebelum makan :
Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinnaa ‘adzaabannaar.

Doa tersebut di atas diriwayatkan oleh Imam Ibn As Sunni dalam kitab
beliau ‘Amal Al Yaum wa Al Lailah dengan sanad dan matan berikut:

قال ابن السني حدثني فضل بن سليمان ، ثنا هِشامُ بنُ عمّارٍ ، ثنا مُحمّد بن عِيسى بنِ سُميعٍ ، ثنا مُحمّدِ بنِ أبِي الزُّعيزِعةِ ، عن عَمرِو بنِ شُعيبٍ ، عن أبِيهِ ، عن جده عَبدِ اللهِ بنِ عَمرٍو ، رضي الله عنهما ، عنِ النّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ، أنّهُ كان يقُولُ فِي الطّعامِ إِذا قُرِّب إِليهِ : « اللّهُمّ بارِك لنا فِيما رزقتنا ، وقِنا عذاب النّارِ ، بِاسمِ اللهِ »

Ibn As Sunni berkata Fadhl bin Sulaiman menceritakan kepadaku bahwa Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami bahwa Muhammad bin Isa bin Sumai’ menceritakan kepada kami bahwa Muhammad bin Abi Zu’aiza’ah menceritakan kepada kami dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya Syua’ib dari kakeknya Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash radhiyallohu anhuma dari Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam adalah beliau membaca pada saat makanan didekatkan ke beliau, “Allahumma Baarik Lanaa Fiimaa Razaqtanaa wa Qinaa ‘Adzaaban Naar, Bismillah” (“Ya Allah berkahilah apa yang Engkau rezkikan kepada kami dan jauhkanlah dari kami siksa neraka, dengan menyebut nama Allah”)

Dalam rangkaian sanad di atas terdapat perowi yang bernama Muhammad bin Abu Zu’aizi’ah dan dia telah dilemahkan oleh para ulama hadits.

Diantara para ulama yang menerangkan kelemahannya:

1.   Imam Bukhari (wafat 256 H) dalam kitabnya At Tarikh Al Kabir (1/88) mengatakan tentang perowi ini, “Haditsnya sangat mungkar dan tidak berhak ditulis”
2.   Imam Ibn Abi Hatim Ar Rozi (wafat tahun 327 H) dalam kitabnya ‘Ilal Al Hadits beliau berkata, “Aku bertanya kepada ayahku (Imam Abu Hatim-wafat tahun 277 H) tentang hadits ini lalu beliau menjawab “Hadits ini tidak diperhitungkan; di sanadnya terdapat Ibnu Abi Zu’aizi’ah dan tidak boleh menyibukkan diri dengannya karena haditsnya mungkar” (lihat juga Al Jarh wa At Ta’dil 7/261)