“….Selanjutnya, inilah kisah serigala lain. Ia adalah laki-laki bejat dan
suka bermain-main. Ia mengetahui bahwa tidak jauh dari rumahnya terdapat
seorang gadis yang sempurna dari sisi kepemilikan
harta, kebahagiaan, kemewahan, dan kesejahteraan hidup. Ia menatap gadis itu
dengan pandangan pertama, ia pun terpikat dengannya sehingga ia berkali-kali
memandangi dirinya. Maka, pandangannya pun sampai di hati si gadis. Akhirnya,
mereka saling berkirim surat, lalu saling bertemu, kemudian berpisah.
Kisah mereka berdua berakhir seperti halnya kisah-kisah asmara lain yang
diperankan anak cucu adam di atas pentas dunia ini. Kini, gadis itu menangggung
duka nestapa di hati dan janin yang di dalam perutnya. Pada mulanya, ia bisa
menyembunyikan kehamilan itu, namun selanjutnya berita kehamilannya tersebar
luas. Meski dadanya masih lapang, namun tidak begitu dengan perutnya. Meski
hari ini janin itu bisa disembunyikan, namun tidak dengan keesokan harinya.
Saat duka membuatnya sulit tidur di malam hari, ia pun berpikir harus
melarikan diri dan menyelamatkan kehidupannya. Ia pun menyusuri malam demi
malam yang gelap gulita. Ia lemparkan dirinya ke dalam lautan malam yang hitam.
Ombaknya terus mengombang-ambingkan dan melemparnya ke sana ke mari hingga
menghempaskannya ke tepian pagi. Akhirnya, ia sampai di sebuah ruangan tidak
berpenghuni di salah satu rumah yang sudah rapuh di salah satu perkampungan
yang tidak dikenal. Ia seorang diri di ruangan itu tanpa kawan yang menemani
selain kedukaannya.
Roda kehidupan pun berputar. Roda yang tidak bisa kita hentikan dengan
cara apa pun. Lantas, apa yang terjadi selanjutnya?
Masyarakat memaafkan serigala itu, menerima taubatnya, melupakan
kesalahannya, dan ia bekerja sebagai anggota hakim. Sementara wanita yang
malang itu melahirkan anaknya di tengah ruangan yang hampir runtuh. Ia menjual
seluruh harta yang ia miliki dan yang dikenakan di badannya, seperti perhiasan
dan pakaian. Hingga saat malam tiba, wanita itu mengenakan sobekan kain untuk
menutupi wajahnya dan memakai sarung, kemudian berkeliling di jalanan kota dan
melintasi jalanan tanpa tujuan selain melarikan diri dari duka yang senantiasa
menemaninya.
Pada suatu malam, seorang pria melintasinya dan menuduhnya mengambil
dompetnya. Wanita itu kemudian dilaporkan ke pengadilan.
Tibalah hari persidangan.
Wanita itu dibawa ke pengadilan dengan menggendong putrinya yang telah
berusia tujuh tahun. Hakim mencermati berbagai kasus persidangan dan
menjatuhkan putusannya. Lalu, saat giliran wanita itu untuk berbicara tiba,
hakim itu tidak melemparkan pandangannya pada si wanita. Wanita itu sendiri
yang kaget setelah melihat wajah si hakim. Ia mulai bingung, terlihat tanda
risau dan bimbang yang hampir melenyapkan kesadarannya, karena ia mengenal
siapa hakim itu. Dialah pemuda yang menyebabkannya menderita.
Wanita itu menatapnya dengan pandangan marah, kemudian berkata lantang
yang menggema di ruangan persidangan,
” رويدك أيها القاضي، ليس لك أن تكون حكماً في قضيتي فكلانا سارق، وكلانا خائن، والخائن لا يقضي علي الخائن ، واللص لا يصلح أن يكون قاضياً بين اللصوص”
“Tunggu dulu Wahai Hakim! Anda tidak layak menjadi pengadil untuk
memutuskan kasus saya karena kita sama-sama pencuri. Kita sama-sama
pengkhianat. Pengkhianat tidak bisa menghakimi sesama pengkhianat. Tidak layak
seorang pencuri (kehormatan) menjadi hakim yang memutuskan perkara sesama
pencuri (harta ).”
Hakim dan orang-orang yang hadir kaget karena pandangan aneh itu. Ia lalu
memanggil polisi agar mengeluarkan wanita tersebut. Si wanita segera membuka
kain penutup mukanya. Setelah itu, Hakim lantas memperhatikannya dengan
pandangan yang mengisyaratkan banyak hal.
Gadis itu kembali meneruskan kata-katanya,
“Aku mencuri uang, sedangkan Anda mencuri kehormatan. Padahal, kehormatan
itu lebih mahal dari harta. Kejahatan Anda lebih besar dari kejahatan saya dan
lebih besar dosanya. Orang yang dicuri hartanya bisa menghibur diri, barangkali
uang itu kembali atau mendapat ganti. Sementara gadis yang dicuri kehormatannya
tidak ada yang bisa menghibur dirinya. Sebab, kehormatannya telah hilang dan
tidak akan kembali lagi. Andai bukan karena Anda, tentu aku tidak mencuri dan
tentu aku tidak menjadi seperti ini. Berikan kursi Anda untuk orang lain, dan
silakan berdiri di samping saya agar pengadilan menghukumi kita atas kejahatan
yang sama. Anda yang merencanakannya, sedangkan saya yang melakukannya. Saat
Anda memasuki tempat ini, saya melihat dan mendengar petugas meneriakkan
kedatangan Anda, orang-orang pun berdiri untuk Anda. Namun, saat saya memasuki
ruangan ini, saya melihat seluruh pasang mata tertuju pada saya dan seluruh
hati meremehkan saya.
Saya berkata dalam hati, “Aneh sekali betapa banyaknya lencana berdusta.
Betapa banyaknya “gelar” menipu. Anda membawa saya ke sini untuk memenjarakan
saya? Apa belum cukup kesengsaraan yang Anda timpakan pada diri saya hingga
Anda kembali ingin menimpakan kesengsaraan tanpa alasan yang benar. Bukankah
Anda manusia sehingga bisa merasakan kesengsaraan dan derita saya?
Bila saya tidak memiliki hubungan dengan Anda, maka perantara saya dan
Anda adalah putri Anda ini. Inilah tali penghubung yang masih tersisa di antara
saya dan Anda.”
Saat itulah si serigala –maaf- si hakim mengangkat kepala dan menatap
putri kecilnya. Ia mengatakan bahwa wanita itu gila, harus dibawa ke dokter.
Para hadirin memercayai kata-katanya. Kemudian, hakim itu pergi meninggalkan
persidangan. Ya Allah…
عوى الذئب فاستأنست بالذئب إذ عوى
وصـوت إنـسان فكدت أطـير
Seekor serigala melolong
Aku merasa senang saat hewan itu melolong
Sedang suara manusia membuatku hampir terbang…
Wahai saudariku, jadilah sosok yang terlalu agung untuk menjadi korban
serigala manusia yang gemar merenggut barang paling berharga yang Anda milki,
sedangkan Anda tidak mendapatkan apa pun darinya.
Wahai saudariku, tutuplah seluruh pintu fitnah. Tutup rapat-rapat seluruh
pintu syubhat dan ingatlah selalu bahwa gadis yang terpercaya sangat mahal
harganya. Bila ia berkhianat, akan terhina. Ingatlah selalu, betapa banyak
gadis yang gigit jari karena menyesal dan keluarganya pun menyembunyikan diri
dari pandangan orang karena harga dirinya tercemar. Namun, kenyataannya jauh
sekali, peristiwa itu tetap saja terjadi. Ini dikarenakan ia melupakan akal
sehat dan Rabb-nya, tenggelam dalam kisah asmara, puisi cinta,
lembaran-lembaran majalah, telepon, televisi, terlena saat melihat serigala
lapar atau lelaki bermulut manis[*].
Saudariku, waspadailah lelaki yang menggambarkan kehidupan sebagai cinta
di atas cinta, asmara di atas asmara, kerinduan di atas kerinduan. Mereka
beranggapan, kehidupan tidak akan berjalan dan tidak sehat tanpa cinta. Dengan
dasar inilah mereka berteriak, “Harus ada jalinan cinta suci antara pemuda dan
pemudi”. Padahal, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
{ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا * وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى}
… Maka, janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan,
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlil bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.” (Al-Ahzab: 32-33)
Cinta macam apa yang mereka katakan itu? Kemuliaan macam apa yang mereka
teriakkan? Allah ta’ala berfirman,
قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“…. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai
dipalingkan (dari kebenaran)”
Cinta suci yang mereka katakan itu tidak lain adalah syahwat yang tidak
terlampiaskan dan keinginan yang tidak terwujud. Di balik semua itu adalah
angan-angan, kesesatan, dusta, dan penipuan jiwa. Cinta antara pemuda dan
pemudi hanyalah dusta belaka, pasarnya hanya diramaikan oleh orang-orang gila,
para remaja, orang-orang rendah dan liar.
Sebagai penutup, wahai saudariku…
Letakkanlah harga diri dan kemuliaanmu serta kemuliaan keluargamu di
antara kedua matamu, niscaya kau akan tahu cara menangkal berbagai jenis setan.
Lelaki paling bejat dan paling berani berbuat keburukan pun, pasti
sembunyi bila melihat ada gadis yang berhijab rapat di hadapannya. Sebab, si
gadis pandangannya lurus, berjalan dengan langkah pasti, kuat dan mantap, tidak
menoleh ke sana ke mari seperti orang takut, dan tidak bergerak seperti pemalu.
Pada saat itulah sang serigala akan melepaskan bulu kebuasannya, kemudian
turun dari atas tebing bertaubat dan meminta ampun. Ia akan mendatangi pintu
secara halal, menjadi pemuda di tengah-tengah keluarganya. Bahkan, ia akan
meminta pertolongan pada orang-orang shalih agar membantunya saat menghadap
ayah sang gadis itu supaya mereka memuji agama dan akhlaknya. Cukuplah agama
dan akhlak menjadi pujian bagi setiap orang. Dan cukuplah kehinaan dan tipuan
sebagai sandaran celaan yang mana harus dihindari oleh setiap orang. Saat
itulah saudari bisa menikah dengan mendapat ciuman anggota keluarga, air mata
bahagia sang ibu dan kasih sayang ayah, kepala tegak (tidak tertunduk hina) dan
Anda pun menjadi mulia, menuju rumah keagungan dan kemuliaan.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala berkenan menjaga kemaluan Anda,
membersihkan hati Anda, dan memuliakan Anda dengan menaati-nya, wahai mutiara
yang terpelihara dan permata yang tersimpan.
“سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك “
Maha suci Engkau ya Allah dan aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan
bertaubat kepadamu.
(dari bagian akhir kitab أخطاء النساء المتعلقة بالحب المحرم, karya الشيخ ندا أبو أحمد)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!