Menyebarkan ilmu adalah ibadah dan
jihad, Allah Jalla Jalaluhu memerintahkan NabiNya yang pada waktu itu berada di
Mekkah untuk berjihad kepada kaum musyrikin (orang-orang yang mempersekutukan
Allah Jalla Jalaluhu) dengan ilmu.
Allah Jalla Jalaluhu berfirman yang
artinya.
“Artinya : Maka janganlah engkau
mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an
dengan jihad yang besar” [TQS. Al-Furqon : 53]
Yaitu berjihad “ dengan ilmu” dan
“dengan Al-Qur’an”. Dengannya kebaikan dan pengaruh akan menetap.
Penuntut ilmu itu mempengaruhi dan
menyebarkan kebaikan, oleh karena itu dalam hadits disebutkan.
“Artinya : Keutamaan seorang yang
berilmu atau ahli ibadah adalah sebagaimana keutamaanku atas orang yang
terendah dari kalian”.
Adapun orang yang shalih itu hanya
bagi dirinya sendiri, tidaklah memberi pengaruh kecuali kepada dirinya sendiri,
maka tidak syak lagi keutamaan ilmu sangat agung. Jika seseorang siap untuk
mengajarkan (ilmu) di negerinya maka hal ini baik. Dari kebiasaan manusia ia
akan menuju (dalam menuntut ilmu) kepada para ulama yang terkemuka dan
berpaling dari penuntut ilmu yang (tingkatan ilmunya) dibawah ulama. Saya
katakan perkara ini sesuai dengan tabi’at (manusia).
Dan peran penuntut ilmu yang
menghadiri majelis ilmu yang menerangkan “matan-matan pendek” (tulisan ringkas
dari seorang ulama yang belum dijelaskan) dan mereka menguasai ilmu tauhid,
atau sejarah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar pergi ke negeri lain dan
mengadakan daurah ilmiyah, (di Afrika, Indonesia) serta (hendaknya)
mengerluarkan harta dan (mengajarkan) ilmu tentang aqidah, disertai sikap taqwa
kepada Allah Jalla Jalaluhu terhadap apa yang mereka ucapkan.
Dan ilmu yang paling utama (yang seharusnya
disampaikan) di suatu negeri yang tersebar bid’ah dan kesyirikan adalah ilmu
tauhid yaitu ilmu (yang menjelaskan) hak Allah Jalla Jalaluhu yang wajib
ditunaikan hambaNya. Ilmu inilah yang dibawa oleh para rasul dan didakwahkan
mereka, maka ilmu inilah yang paling utama untuk anda wariskan dan kekalkan di
setiap tempat manapun. Kemudian anda ajarkan Al-Qur’an dan hadits, karena
inilah yang kekal dan diterima, lalu ajarkan arbain Nawawi atau semisalnya,
jangan pedulikan keritikan dan pengingkaran ulama di negeri itu, (karena mereka
berkhayal dengan was-was syaithan), dan jangan pedulikan permusuhan syaithan
terhadap wali-wali Allah Jalla Jalaluhu.
Oleh karena itu jihad yang paling
utama terhadap musuh-musuh Allah Jalla Jalaluhu dan syaithan adalah menyebarkan
ilmu. Sebarkanlah ilmu di setiap tempat sesuai kemampuanmu dan bertaqwalah kepada
Allah Jalla Jalaluhu, dan oleh sebab itu.
“Artinya : Dan katakanlah : “Ya Allah
tambahkanlah kepadaku ilmu” [TQS. Thaha : 114].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!