Pada Tahun 2001, disebuah toko besar yang berada di sebuah komplek perkantoran, pada sore hari ketika banyak orang pulang kerja. Ada satu orang pengusaha menaiki mobil BMW serta terlihat seda
ng terburu - buru.
Dia turun dan menuju ATM terdekat untuk mengambil sejumlah uang. Yang pasti uangnya dalam jumlah BESAR. Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk - duduk dilantai. Pakaiannya kumuh, belubang dan seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang. Jika anda sedang berpikir dia adalah seorang pengemis. Anda 100% benar.
Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk kedalam ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar ingin mentransfer uang. Yang pasti transfernya dalam jumlah BESAR.
Ketika dia hendak keluar, entah kenapa si pengusaha menjadi iba kepada pengemis tersebut, dia mengambil dompet dari sakunya setelah melihat dari pojok kiri, pojok kanan sisi dompet, dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil. Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis.
Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk kedalam ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar ingin mentransfer uang. Yang pasti transfernya dalam jumlah BESAR.
Ketika dia hendak keluar, entah kenapa si pengusaha menjadi iba kepada pengemis tersebut, dia mengambil dompet dari sakunya setelah melihat dari pojok kiri, pojok kanan sisi dompet, dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil. Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis.
Terima kasih Tuan, kata si pengemis dengan bibir tersenyum senang. Sampai senangnya dia mengambil uang seribuan itu dari gelas dan memegangnya dengan kuat. Mungkin ini adalah pendapatan terbesarnya hari itu. Ekspresi dari pengusaha itu hanya tersenyum kecut. Tidak lebih dari itu kemudian dia mulai meninggalkan si pengemis menuju mobil mewahnya. Lalu entah kenapa ketika dia ingin memasuki mobil dia seperti tidak rela memberi uang dengan cuma - cuma kepada pengemis tadi. Dasar kikir, dia berlari kembali menuju ke pengemis tersebut ketika ingin mengambil uang seribuan miliknya.
Dia tertahan atau tidak bisa karena uangnya masih digenggam oleh si pengemis, Akhirnya tanpa pikir panjang si pengusaha mengambil gelas pengemis yang mungkin adalah harta satu - satunya. Dengan enteng dan terlihat seperti mengejek. Si pengusaha kikir itu berkata : "Kamu Juga pengusaha bukan?
Kemudian pengusaha kembali ke mobilnya. Dan si pengemis hanya bisa melongo walaupun samar - samar terlihat ada air yang keluar dari matanya. Bersamaan dengan itu terlihat langit sudah berwarna merah.
Matahari pun mulai terbenam. Delapan tahun kemudian tepatnya pada bulan juli tahun 2009. Di sebuah gedung mewah yang terdapat di kota besar di planet bumi. Si pengusaha sedang berada di kantornya.
Melamun bahkan terlihat seperti orang stres. Tentu saja dia stres gara - gara krisis ekonomi global, bisnisnya hampir bangkrut tinggal menunggu hari saja dia akan menjadi miskin. Suatu hal yang tidak pernah dia rasakan seumur hidup. Belum lagi tanggungan hutang yang tidak bisa dia bayar. Bukan hanya jatuh miskin, mungkin dia akan masuk penjara karena tidak bisa melunasi hutangnya. Tiba - tiba telepon berdering. Ternyata itu dari sekertarisnya. " Pak ada orang yang mau bertemu dengan bapak "
Sebenarnya pengusaha itu sedang malas menemui siap - siapa apalagi orang yang tidak dikenalnya. Namun dia putuskan untuk menemui si tamu misterius ini. Tamu misterius itu pun masuk, Lalu diikuti dengan basa - basi singkat seperti perkenalan nama dan sebagainya. Lalu pengusaha pun menanyakan maksud kedatangan si tamu.
Alangkah kagetnya tamu misterius itu mau menginvestasikan uang dalam jumlah besar dalam perusahaannya bahkan jumlah uang itu juga sanggup melunasi hutang perusahaan. Pengusaha itu hanya melongo tidak percaya. Tapi sebelum si pengusaha berhenti dari kegiatan dia kaget, Si tamu misterius itu berkata :
"Mungkin bapak sudah lupa terhadap saya, dulu saya adalah pengemis yang sering mangkal di depan ATM gara - gara bapak dulu ngomong kayak gini kamu juga pengusaha bukan? saya waktu itu benar - benar terharu.
Anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang lain, melainkan penjual yang sedang menjual barang. Waktu itu juga saya berhenti mengemis. Lalu merintis usaha saya sendiri. Dan bisa bapak lihat akhirnya saya BERHASIL".
RENUNGAN :
Sebenarnya kesuksesan itu ada didalam diri kita masing2 hanya terkadang kita tidak meyakininya. Jadi Mulai sekarang ANDA harus belajar Meyakini Diri Sendiri Bahwa ANDA adalah ORANG SUKSES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!