Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Rabu, 22 Februari 2012

Perempuan, Tidak Selemah Yang Dikira

Bila diberi kesempatan sama, perempuan mampu mengungguli laki-laki. Perlukah saling mengungguli?

Benarkah perempuan emosional dan lemah akalnya? Pertanyaan itu barangkali sering mengusik benak kaum perempuan. Sepanjang sejarah memang tidak banyak perempuan yang menjadi pemikir, pemimpin, kaum ulama, sufi, pahlawan, pemuka dan tokoh masyarakat. Dengan demikian, secara sepintas akan terlihat sebagai bukti tentang kelemahan kaum perempuan. Asumsi ini tampaknya banyak dipegang baik oleh kaum laki-laki maupun perempuan sendiri.

Tentang perbedaan laki-laki dan perempuan memang sering sekali menjadi perdebatan yang hangat dan tak pernah usai. Sebagian ada yang mati-matian menyamakan dan mensejajarkan antara keduanya. Sebagian lagi ada yang secara tegas membedakan dalam berbagai hal, dan menganggapnya sebagai kodrat atau takdir. Manakah yang benar? Tentu saja keduanya harus dipandang secara proporsional mana yang berbeda dan mana yang memiliki kesamaan.

Kesalahan dalam mempersepsikan persamaan dan perbedaan laki-laki dan perampuan bisa berakibat fatal. Propaganda yang gencar mengenai kesamaan laki-laki dan perempuan, bisa menjadi beban dan justru merugikan kaum perempuan itu sendiri. Sedangkan perbedaan yang digeneralisir dalam semua hal, juga umumnya melemahkan perempuan. Betapa banyak lebel-lebel yang dilekatkan pada perempuan yang seolah-olah merupakan kodrat yang umumnya bernada negatif. Selain kurang cerdas dan emosional, perempuan seringkali dianggap boros, santai, penakut, cerewet, tidak tegas, senang menggosip, dan lain-lain.

Dua Aliran

Pandangan stereotip terhadap karakteristik (status dan juga peran) perempuan melahirkan dua aliran besar (mainstream). Yaitu pertama teori nature (alam) yang beranggapan bahwa karakter perempuan disebabkan karena faktor biologis dan komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan tersebut menimbulkan perbedaan aspek psikologis dan intelektual. Kalau laki-laki dianggap mempunyai sifat agresif, rasioal, independen, percaya diri, pemberani, maka perempuan sebaliknya. Menurut teori ini faktor-faktor tersebut menyebabkan problem ketergantungan. Karena itulah, perempuan dianggap sukar untuk maju dan berkembang, sehingga kurang memiliki peranan di masyarakat.

Selasa, 14 Februari 2012

Mengingat Mati

Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian). (HR. Tirmidzi)

Seorang ulama pernah berkata, "Selain Allah, sesuatu yang paling sering dilupakan manusia adalah kematian." Padahal kematian menjadi sebuah fenomena nyata yang selalu disaksikan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Kematian keluarga, tetangga atau orang-orang yang tidak kita kenal yang dapat diketahui dari berita-berita kematian di berbagai media massa, selalu terjadi setiap saat.

Begitulah kenyataannya, pengalaman manusia ketika ditinggalkan mati oleh sanak kerabatnya jarang sekali bisa membuat ia sadar bahwa ia juga akan seperti yang meninggal itu. Ketika ia turut mengusung keranda, jarang sekali ia merasa bahwa pada suatu saat ialah akan diusung begitu. Pada saat ia ikut meletakkan atau menyaksikan sang mayit diletakkan dalam rongga sempit di dalam tanah, ia tidak berfikir bahwa ia juga nanti pasti akan mengalami hal serupa.

Banyak manusia yang tidak sadar bahwa detak jantung yang belalu, denyut nadi yang bergetar serta detik-detik yang terlewat sesungguhnya merupakan langkah-langkah pasti yang akan semakin mendekatkan kita pada titik takdir kematian. Karena tidak disadari, maka kematian datangnya tampak selalu mendadak. Banyak terjadi, manusia yang dicabut nyawanya dalam keadaan sedang bergembira ria. Kemana pun kita berlari, dan di mana pun kita berada, mati akan datang merenggut. Ini suatu kepastian. Kita hanya menunggu giliran.

"Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri darinya itu, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu semua akan dikembalikan ke Dzat yang Maha Mengetahui segala yang ghaib serta yang nyata." (QS. Jum'ah:8).