Detik-detik
berubah perlahan menjadi menit, bergeser perlahan menjadi jam dan berlalulah
hari demi hari. Tidak seorangpun dapat menahan pergantian waktu. Setahun telah
berlalu dari bulan Ramadhan 1420H dan sekarang kita telah berada di bulan suci
Ramadhan 1421H.
Artinya
:
Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat –menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Isra’ : 1-3)
Tidak sedikit orang hidup di
dunia ini hidup dalam kerugian karena menyia-nyiakan waktu sebagai mencapai
peluang dalam mencapai kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan bagi dirinya
dalam kehidupan bersama orang lain. Mereka lupa bahwa keberhasilan di dunia
adalah ujian Allah SWT, keberhasilan itu sifatnya tidak abadi. Karena mereka
lupa akan hal itu, maka mereka berlomba-lomba untuk mencapainya dengan jalan
yang tidak diridhoi Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surat
At-Taghabun (64) ayat 15, Artinya:
Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar. (At-Taghaabun : 15)
Sebaliknya dari kondisi manusia
seperti tersebut di atas, tidak sedikit orang yang sadar karena hidayah Allah,
sehingga dalam mengejar kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan masih tetap
berpegang pada tali Allah. Dalam kondisi bagaimanapun dirinya, tampak dari
sikap dan tingkah laku dirinya yang menggambarkan iman kepada Allah SWT.
Allah SWT telah berfirman dalam surat
Adz-Dzariyat (51) : 56
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah kepadaku. (Adz-Dzariyat : 56)
Bagi seorang muslim, hidup adalah
ibadah, setiap detik kita adalah untuk ibadah, untuk mencapai ridha Allah SWT.
Apa yang kita perbuat dengan diniatkan lillahita’ala, maka perbuatan kita itu
sudah dinilai ibadah. Contoh, waktu kita jalan dan menjumpai duri di jalan,
kalau kita singkirkan duri itu dengan mencari ridha Allah SWT, maka sudah
bernilai ibadah.
Dari
uraian di atas berarti orang akan merugi kalau waktu yang disediakan Allah SWT
tidak digunakan sebagaimana mestinya sesuai yang diperintahkan Allah karena
waktu tidak akan pernah berulang. Banyak orang terkejut karena menyadari
usianya sudah tidak muda lagi. Mereka melihat teman-temannya yang semula
bersama-sama sekolah di SMP atau SMA ternyata telah berhasil karena dapat
memanfaatkan waktu dengan baik. Timbullah penyesalan yang selalu datang
terlambat, mengapa waktu yang telah disediakan Allah selama ini tidak
dipergunakan semaksimal mungkin untuk bekerja keras dan beramal / ibadah. Akan
tetapi lebih buruk lagi jika orang yang sudah penuh penyesalan tadi tidak
segera memperbaiki diri, malah karena sudah merasa terlanjur sehingga waktu
yang tersisa justeru semakin disia-siakan.
Dari segi memanfaatkan waktu
dan didasarkan pada kondisi seseorang itulah, dari riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu
Abbas r.a., Rasulullah bersabda:
Pergunakanlah
lima perkara sebelum lima perkara : hidup sebelum matimu, kesehatanmu sebelum
sakitmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, umur mudamu sebelum tuamu dan
kekayaanmu sebelum kemiskinanmu.(HR. Al Baihaqi)
Usia bagi kita adalah suatu kenikmatan
dan nanti akan dipertanyakan / diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah
SWT pada hari Yaumuddin. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah
SAW :
Artinya
:
Tidak
bergeser telapak kaki seorang manusia pada hari kiamat nanti, sehingga ditanya
(diminta pertanggungjawaban) dari empat masalah nikmat; dari perihal umurnya,
untuk apa dihabiskannya, dari hal ilmunya, untuk apa diamalkannya, dari hal
kekayaannya, dari mana mengusahakannya kepada apa digunakannya, dan dari hal kekuatan
fisiknya untuk apa digunakannya.
Oleh karena itu Rasulullah SAW telah
mengajarkan doa kepada umatnya, yaitu doa di saat menyongsong kehidupan,
tiap-tiap pagi. Dengan demikian kita akan selalu optimis dalam menyongsong
kehidupan waktu-waktu yang akan datang. Doa yang diajarkan beliau yaitu:
Artinya:
Ya
Allah yang menciptakan semua langit dan bumi, dan mengetahui apa-apa yang
tersembunyi dan apa-apa yang nyata, Tuhan segala sesuatu serta yang
memilikinya; aku menyaksikan tiada Tuhan selain Dia, aku memohon perlindungan
kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri dan dari kejahatan setan serta
sekutunya.
Terima
kasih, admin haturkan kepada Abu Hisyam Muhammad Abdillah Al-Kebumeny yang telah mengirimkan artikel ini
untuk dipublikasikan di blog ruang.berkah
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!