Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Sabtu, 01 Januari 2011

Makna Tahun Baru

Tahun baru, dimana kita akan hidup didalam suasana dan alam baru yang tidak hanya berdimensi materialistik, tapi juga mengandung arti perubahan tingkah laku secara keseluruhan seperti pengetahuan, wawasan, sikap, kebiasaan, dan lain sebagainya.

Hingga saat ini masih banyak diantara kita yang menyambut tahun baru dengan cara yang berlebihan. Contohnya dengan cara glamour, bersorak ria sambil berdansa, mabuk-mabukan, dan berpesta pora. Yang demikian itu mereka lakukan dengan dalih ingin menyambut tahun baru dengan cara modern.

Padahal sebenarnya cara ini adalah cara yang kuno. Dalam ajaran agama islam, tahun baru tidak dipandang sebagai peristiwa yang luar biasa, tetapi dipandang sebagai peralihan tahun yang biasa terjadi seiring dengan gerak hukum alam yang diciptakan Tuhan. Allah berfirman dalam surat Ali Imron ayat 140 :

“Itulah hari-hari yang telah kami edarkan diantara umat manusia”

Sebab itu setiap gerak dan langkah kita lakukan sebenarnya harus berjalan seirama dengan sunatullah diatas. Menyadari hal itu, alangkah baiknya bila kita dalam menyambut tahun baru dengan mengadakan intropeksi diri, merenung dan muhasabah terhadap keberhasilan, kegagalan, kesalahan, dan dosa-dosa kita. Bukan dengan berpesta pora menghamburkan uang dan waktu. Allah berfirman


“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr 18).

Islam mengajarkan kepada kita pada waktu tertentu seperti pergantian tahun baru untuk merenungkan apa saja yang telah kita lakukan. Diantaranya dengan cara bertaubat, memperbanyak ibadah dan berbuat kebaikan serta beramal saleh. Kita daiharapkan dapat melalui tahun baru dengan lembaran kehidupan yang lebih baik dan bermamfaat.

Lembaran-lembaran hidup itulah yang menjadi sejarah hidup baru kita yang kelak akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.

Dalam era globalisasi sekarang ini alangkah baiknya bila kita tidak berlarut dalam sisis gelap budaya dunia yang memikat. Dunia penuh dengan kegaguman dan menjadi latah ikut-ikutan dalam kemilauan kebudayaan barat, apalagi jika sampai melanggar aqidah. Junjungan kita nabi Muhammad SAW sendiri telah memperingatkan dan sangat khawatir apabila kita menjadi umat yang lemah. Dan kelemahan itu bukan karena jumlah kita yang sedikit, akan tetapi karena kualitas kita yang rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!