“Dan
nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang
layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka kaya
dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.
An-Nur: 32).
Krisis
multidimensional yang kita alami sekarang ini menyebabkan banyak pemuda dan
pemudi tidak mempunyai nyali untuk menikah dan membentuk keluarga secara resmi.
Keinginan untuk menikah ada, tapi ketakutan menghadapi resiko berumah tangga
lebih mendominasi. Mulai dari alasan merasa diri belum mapan, pilihan yang
tidak cocok dengan selera hati sampai alasan sepele hanya gara-gara perbedaan
suku seorang pemuda tidak jadi menikahi seorang muslimah baik-baik. Padahal
hasrat manusiawi mereka kian bergolak dan meletup-letup, bahkan banyak yang tak
sanggup mengendalikannya, hingga terjerumus ke dalam perbuatan zina, na'udzubillah…
Islam
memberikan kebaikan bagi seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat nanti.
Tidaklah Islam memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu melainkan padanya
terdapat kemaslahatan bagi manusia, juga tidak melarang sesuatu melainkan
padanya terdapat kemudharatan bagi manusia. Tidaklah Allah halalkan sesuatu
melainkan untuk kebahagiaan manusia, dan tidak juga mengharamkan sesuatu
melainkan sesuatu itu akan merugikan hidup manusia. Allah memerintahkan manusia
untuk berbuat ma'ruf dan mencegah manusia melakukan kemungkaran, semua itu adalah
untuk kebaikan manusia.
Allah
ciptakan bumi dengan segala yang ada di atasnya yaitu samudera luas, bukit
tinggi, rimba belantara, adalah untuk kebahagiaan manusia. Allah edarkan
matahari, bulan dan bintang, Allah turunkan hujan, pertumbuhan pepohonan, dan
sirami tanaman adalah untuk kebahagiaan manusia.
Tapi Allah
yang Maha Tahu memberikan sesuatu yang lebih dari itu. Diketahuinya getar dada
kerinduan hati, Ia tahu betapa seringnya kita perlukan seseorang yang mau
mendengar bukan saja yang kita ucapkan, tetapi juga jeritan hati yang
merasakan, tanpa pura-pura, prasangka dan pasrah. Karena itu Ia ciptakan
seorang kekasih. Allah tahu disaat kita dimaru biru, dihempas ombak, digoncang
badai, dilanda duka, kita perlukan seseorang yang meniupkan kedamaian, mengobati
luka sepasang tubuh lemah, memperkuat hati tanpa pura-pura, prasangka dan
pamrih, karena itu Dia ciptakan seorang kekasih.
Supaya
hubungan diantara kita dan kekasih-Nya itu menimbulkan ketentraman, cinta dan
kasih sayang Allah menetapkan suatu ikatan suci yaitu akad nikah. Dengan
kalimat yang sederhana, ijab kabul, terjadilah perubahan besar dalam hidup
sepasang anak manusia. Yang haram menjadi halal, yang maksiat menjadi ibadah,
kekejian menjadi suci dan kebebasan menjadi tanggung jawab. Betapa indah Allah
menciptakan, ikatan itu melahirkan keturunan, memperluas persaudaraan,
menumbuhkan rezeki, menautkan dua hati yang berserakan, yang bila kita ikhlas
menjalankannya surga menjadi tempat persinggahan kelak akhirnya.
Ketentraman
hidup, anak-anak dan suami yang sholeh, serta istri yang sholehah, semua orang
pasti menginginkannya. Siapa yang mengingkarinya, berarti ia mengingkari
fitrahnya sebagai manusia. Namun harapan itu tidak mungkin akan terwujud hanya
dengan angan-angan saja. Rasul mengatakan, “Saling menikahlah sehingga kalian
akan melahirkan keturunan, karena sesungguhnya dengan banyaknya kalian nanti,
saya menjadi bangga di hadapan umat-umat lain pada hari kiamat.” Solusi untuk
mendapatkan itu adalah dengan membentuk sebuah keluarga yang didasari dengan
sebuah pernikahan yang dimulai dengan proses yang Islami, bukan atas dasar
nafsu biologis atau tuntutan materi semata.
Dorongan
membentuk keluarga yang sangat dianjurkan Islam adalah untuk kemaslahatan
manusia, agar manusia tidak tercebur dalam pergaulan bebas, yang hanya akan
menghancurkan hidup manusia itu sendiri. Berbagai macam penyakit yang belum ada
obatnya muncul akibat manusia mengabaikan anjuran Allah untuk memenuhi
kebutuhan hidup melalui cara yang sah, yang telah dihalalkan dalam agama. Pernikahan
adalah solusi terhadap gejolak nafsu biologis yang sulit dibendung di tengah
banyaknya kemaksiatan yang mengoda pemuda dan pemudi yang hanif. Ia dapat
dibingkai dalam sebuah keluarga sakinah, yang dengannya manusia akan mendapat
keturunan dan ketenangan hidup. Apalagi yang perlu dikhawatirkan, “…Jika
mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka kaya dengan karunia-Nya. Dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!