Bacaan
do’a sebelum makan :
Allaahumma
baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinnaa ‘adzaabannaar.
Doa
tersebut di atas diriwayatkan oleh Imam Ibn As Sunni dalam kitab
beliau
‘Amal Al Yaum wa Al Lailah dengan sanad dan matan berikut:
قال ابن السني
حدثني فضل بن
سليمان ، ثنا
هِشامُ بنُ عمّارٍ
، ثنا مُحمّد
بن عِيسى بنِ
سُميعٍ ، ثنا
مُحمّدِ بنِ
أبِي الزُّعيزِعةِ ،
عن عَمرِو بنِ
شُعيبٍ ، عن
أبِيهِ ، عن
جده عَبدِ اللهِ
بنِ عَمرٍو ،
رضي الله عنهما
، عنِ النّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم ، أنّهُ
كان يقُولُ فِي
الطّعامِ إِذا
قُرِّب إِليهِ : « اللّهُمّ بارِك لنا فِيما
رزقتنا ، وقِنا
عذاب النّارِ ،
بِاسمِ اللهِ »
Ibn
As Sunni berkata Fadhl bin Sulaiman menceritakan kepadaku bahwa Hisyam bin
Ammar menceritakan kepada kami bahwa Muhammad bin Isa bin Sumai’ menceritakan
kepada kami bahwa Muhammad bin Abi Zu’aiza’ah menceritakan kepada kami dari Amr
bin Syu’aib dari bapaknya Syua’ib dari kakeknya Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash
radhiyallohu anhuma dari Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam adalah
beliau membaca pada saat makanan didekatkan ke beliau, “Allahumma Baarik
Lanaa Fiimaa Razaqtanaa wa Qinaa ‘Adzaaban Naar, Bismillah” (“Ya Allah
berkahilah apa yang Engkau rezkikan kepada kami dan jauhkanlah dari kami siksa
neraka, dengan menyebut nama Allah”)
Dalam
rangkaian sanad di atas terdapat perowi yang bernama Muhammad bin Abu
Zu’aizi’ah dan dia telah dilemahkan oleh para ulama hadits.
1. Imam Bukhari (wafat
256 H) dalam kitabnya At Tarikh Al Kabir (1/88) mengatakan tentang perowi ini,
“Haditsnya sangat mungkar dan tidak berhak ditulis”
2. Imam Ibn Abi Hatim Ar
Rozi (wafat tahun 327 H) dalam kitabnya ‘Ilal Al Hadits beliau berkata, “Aku
bertanya kepada ayahku (Imam Abu Hatim-wafat tahun 277 H) tentang hadits ini
lalu beliau menjawab “Hadits ini tidak diperhitungkan; di sanadnya terdapat
Ibnu Abi Zu’aizi’ah dan tidak boleh menyibukkan diri dengannya karena haditsnya
mungkar” (lihat juga Al Jarh wa At Ta’dil 7/261)
3. Imam Ibnu Hibban Al
Busti (wafat 354 H ) dalam kitab beliau Al Majruhin berkata, “Muhammad bin Abi
Zu’aizi’ah termasuk orang yang meriwayatkan hadits-hadits mungkar dari
perowi-perowi yang terkenal hingga jika riwayat-riwayat tersebut didengarkan
oleh para ahli hadits mereka akan tahu bahwa hadits-haditsya terbalik dan tidak
boleh berhujjah dengannya”.
4. Imam Abu Nu’aim Al
Ashfahani (wafat 430 H) dalam kitabnya Adh Dhu’afa (1/143) berkata, “Muhammad
bin Abi Zu’aizi’ah telah meriwayatkan di wilayah Syam dari Nafi’ dan Ibnu
Munkadir hadits-hadits yang mungkar”
5. Al Hafizh Muhammad
bin Thohir Al Maqdisi (wafat 507 H) dalam Dzakhiroh Al Huffaz berkata “Muhammad
bin Isa bin Suma’i dan Muhammad bin Abi Zu’aizi’ah adalah dua perowi yang
lemah”. Adapun di kitab beliau Ma’rifah At Tadzkiroh dil Ahadits Al Maudhu’ah
beliau mengatakan “Ibn Abi Zu’aizi’ah adalah dhoif, haditsnya mungkar, dajjal
(pendusta besar) dan tidak berhak dijadikan hujjah”
Kesimpulan
:
Dari
penjelasan beberapa ulama Al Jarh wa At Ta’dil di atas diketahui bahwa sanad
hadits ini lemah karena Muhammad bin Abi Az Zu’aizi’ah seorang perowi yang
kelemahannya tidak ringan disamping Muhammad bin Isa bin Suma’i yang juga
dilemahkan oleh Al Hafizh Ibnu Thohir Al Maqdisi.
Setelah
kita mengetahui kelemahan hadits ini maka sepatutnya kita mencukupkan untuk
mengamalkan doa yang berasal dari hadits yang shohih pada saat akan makan yaitu
ucapan “Bismillah”, berdasarkan banyak riwayat yang shohih diantaranya:
1.
Umar
bin Abi Salamah menceritakan, Aku dahulu sewaktu kecil di bawah bimbingan
Rasulullah shallallohu alaihi wasallam, sewaktu aku makan tanganku bergerak ke
seluruh sisi dari piring besar yang kami gunakan, lalu Rasulullah shallallohu
alaihi wa sallam bersabda :
يَا
غُلَامُ سَمِّ
اللَّهَ وَكُلْ
بِيَمِينِكَ وَكُلْ
مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak kecil,
ucapkanlah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang dekat
darimu” . Umar bin Abi Salamah berkata sejak saat itu begitulah tata cara
ketika aku makan (sesuai dengan perintah Nabi shallallohu alaihi wasallam) (HR.
Bukhari dan Muslim)
2.
Dari
Aisyah radhiyallohu anha bahwasanya Rasulullah shallallohu alaihi wasallam
bersabda :
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرْ اسْمَ
اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ
يَذْكُرَ اسْمَ
اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah
seorang diantara kalian makan maka ucapkanlah nama Allah Ta’ala, jika lupa
membacanya pada permulaan makan maka bacalah (saat teringat), ‘Bismillah
awwalahu wa aakhirahu’ (Bismillah awal dan akhirnya) [ HR. Abu Daud,
Tirmidzi dan Ibnu Majah ].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!