Imam
disuatu masjid merasa tidak dihargai kalau ada jamah yang tidak ikut doa
bersama dan tidak ikut bersalam-salaman setelah sholat. Sesungguhnya,
bagaimanakah hukum berdoa berjama’ah dan salam salaman setelah selesi sholat?
Pertama
: Perlu diketahui bahwa imam shalat itu wajib diikuti sampai selesai shalat. Mulai
dari takbiratul ihrom (Allahu akbar)
sampai salam (setelah selesai membaca tasyahud
akhir). Sehingga setelah selesai salam, makmum sudah tidak harus mengikuti
imamnya.
Dari
Anas, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam suatu hari sholat
mengimami kami. Setelah selesai sholat beliau menghadapkan wajahnya kepada kami
kemudian bersabda, ”Wahai manusia sesungguhnya aku adalah imam (sholat) kamu,
maka janganlah kamu mendahuluiku dengan ruku’, sujud, berdiri, atau salam! (HR
Muslim,no.426)
Adapun
tentang berdoa setelah shalat adalah dilakukan sendiri sendiri, sebagaimana
tertuang dalam hadits berikut ini :
Dari
al-Bara’, dia berkata: ”Kami para Sahabat dahulu, jika melakukan shalat
dibelakang Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, kami suka berada disebelah
kanan beliau, karena beliau akan menghadapkan wajahnya kepada kami”. Al-Bara’
juga berkata, ”Wahai Rabb-ku, jagalah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau akan
membangkitkan atau mengumpulkan hamba-hambamu”.(HR Muslim,no 709)
Walaupun
ada sebagian kaum muslimin yang menyukai doa jama’ah setelah shalat, namun
sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam tidak pernah melakukan doa berjama’ah
setelah memimpin shalat. Sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Nabi
Shallallahu’alaihi wa Sallam.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata, ”Al-hamdulillah, Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam
dan makmum tidak pernah berdoa (bersama-sama) setelah shalat lima waktu,
sebagaiman dilakukan oleh sebagian orang setelah shalat subuh dan ashar. Dan
hal itu tidak pernah diriwayatkan oleh seorang pun (ulama salaf), juga tidak
ada seorangpun dari para imam (ulama) yang menyukainya. Barang siapa
meriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa beliau menyukainya, maka orang tersebut
telah berbuat keliru.terhadap Al Imam As-Syafi’i. Perkataan imam Syafi’i yang
ada didalam kitab kitab beliau meniadakan hal itu.
Demikian
juga dengan Imam Ahmad dan lainnya tidak menyukainya. Walaupun ada sejumlah
orang dari pengikut Imam Ahmad, Imam Abi Hanifah, dan lainnya menyukai doa
(jama’ah) setelah sholat subuh dan ashar. Mereka berkata, ”Karena tidak ada
shalat setelah dua shalat ini, maka diganti dengan doa”, ada juga kelompok
orang dari pengikut imam Syafi’i dan lainnya menyukai doa (berjama’ah) itu
tidak diperintahkan, baik dengan perintah wajib maupun sunnah, pada tempat ini
(setelah shalat). Majmi’Fatawa 22/512-513
Kedua:
Berjabat tangan itu dianjurkan ketika bertemu dan keutamaanya adalah akan
menggugurkan dosa orang islam yang berjabat tangan tersebut. Adapun kebiasaan
berjabat tangan setelah shalat, maka hal ini diingkari oleh banyak ulama,
kecuali bagi orang yang belum bertemu sebelumnya.
Imam
Al-‘Izz bin Abdis salam berkata, ”Berjabat tangan setelah subuh dan ashar
termasuk perkara perkara bid’ah, kecuali bagi orang orang yang baru datang
sebelum shalat bertemu dengan orang yang berjabat tangan dengannya. Karena
berjabat tangan itu disyariatkan pada waktu datang. Dan kebiasaan Nabi Shallallahu’alaihi
wa Sallam setelah shalat adalah melakukan dzikir dzikir yang disyariatkan dan
beristighfar tiga kali kemudian pergi. Dan diriwayatkan beliau berdoa setelah
shalat : (Wahai Rabbku jagalah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau akan membangkitkan
atau mengumpulkan hamba-hambamu (HR Muslim,no.709) . Dan seluruh kebaikan itu
ada didalam ittiba’ (mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam)
(Fatawa
al-Izz bin Abdis Salam, hal 46-47 dinukil dari Al Qaulul Mubin fi Akh-thail
Mushalin hlm 294)
Imam
Al Laknawi berkata : “Sesungguhnya mereka para Ulama telah sepakat bahwa jabat
tangan (yakni setelah shalat) tidak ada dalilnya dari syariat. Kemudian mereka
berpendapat tentang makruh atau mubah, sepatutknya difatwakan atas larangan
padanya, karena menolak bahaya lebih utama daripada mendatangkan kebaikan.
Bagaimana tidak menjadi lebih utama , karena orang orang yang berjabat tangan
(setelah shalat) dizaman kita ini menganggapnya sebagai perkara yang baik, dan
mereka mencela dengan keras terhadap orang yang tidak melakukannya.
Namun
hendaklah kita bersikap santun dan sabar dalam usaha mengajak umat menuju
sunnah nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam agar lebih mudah diterima.
Ya Allah,
apabila ilmu dan pengetahuan ini benar, maka kebenaran itu datang dari_Mu.
Ya Allah,
apabila ilmu dan pengetahuan ini salah atau keliru, maka ini karena kebodohan
kami sendiri. kami mohon ampun kepada_Mu atas kebodohan kami ini.
Ya Allah,
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Berilmu lagi Maha Mengetahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!