(Laa Haula Wala
Quwwata Illa Billah)
Ketika
badan berbaring tak berdaya karena sakit, akan tetapi lisan kita terkadang
masih bisa digunakan. Oleh karena itu sebaiknya lisan kita digunakan untuk
berdzikir, selain doa-doa kesembuhan dan kebaikan dunia-akhirat ada juga wirid
selama sakit yang sering kita baca dan mudah diucapkan yaitu “Hauqalah”
atau mengucapakan (لا حول ولا قوة إلا بالله) “laa
haula wala quwwata illa billah”. Bisa jadi dengan dzikir ini kita diberikan
kesembuhan dan kemudahan dunia-akhirat.
Beberapa Keutamaan hauqalah
-
Merupakan tabungan/simpanan untuk surga
Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam bersabda,
يَا
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
». فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ
إِلاَّ بِاللَّهِ »
“Wahai
Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu
tabungan/simpanan dari simpanan-simpanan surgawi? Abdullah bin Qais menjawab:
‘Tentu, wahai Rasulullah’. Ia bersabda: ‘Ucapkanlah laa haula wa laa quwwata
illa billah’” [HR.
Bukhari no.4205, Muslim no.7037].
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
أنَّ
النبي صلى الله عليه وسلم قال:”هي كنز من كنوز الجنة” والكنز مال مجتمع لا يحتاج
إلى جمع؛ وذلك أنَّها تتضمن التوكل والافتقار إلى الله تعالى.
“Nabi
Shallalahu ’alaihi Wasallam mengatakan “salah satu tabungan/simpanan dari
simpanan-simpanan surgawi “, lafadz (الكنز) “al-Kanzu” maknanya
adalah harta yang terkumpul dan tidak membutuhkan lafadz jamak (كنوز),
hal tersebut karena hauqalah mengandung makna tawakkal dan iftiqar
(membutuhkan) Allah Ta’ala.” [Majmu’ Fatawa 13/321, Darul Wafa, cet.
III, 1426 H, syamilah].
- Merupakan
salah satu dari pinta surga
Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam berkata kepada Abu Musa radhiallahu
‘anhu,
ألا
أدلك على باب من أبواب الجنة ؟ قلت بلى ، قال: لا حول ولا قوة إلا بالله )) ، رواه
الترمذي وأحمد
“Maukah
engkau aku tunjukkan salah satu dari pintu surga? Aku berkata, ‘tentu’. Beliau
bersabda, ‘ Laa haula wala quwwata illa billah” [HR. Tirmidzi dan Ahmad, dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Shahih Jami’ no.2610]
-
Amalan yang dianjurkan untuk sering dibaca
عَنْ
أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ
وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ
أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ،
وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ
أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ،
وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.
Dari
Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu , ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu
‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai
orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar
aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang
yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahimku
meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak
ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali
dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun
pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela
dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak
meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”. [HR. Ahmad 5/159, dishahihkan oleh
Al-Albani dalam Silsilah Shahihah no, 2166].
Hauqalah hendaknya sering-sering dibaca oleh orang sakit
Syaikh
Abdullah bin AL-Jibrin rahimahullah ditanya,
س:
يوصي بعض الزائرين المريض بالإكثار من الحوقلة ( لا حول ولا قوة إلا بالله ) فهل
لنا أن نعرف من فضيلتكم أهمية هذه الكلمة وهل ورد فيها شيء من السنة؟
“Sebagian
penjenguk orang yang sakit memberikan nasihat agar si sakit banyak-banyak
membaca hauqalah (laa haula wala quwwata illa billah), apakah urgensi dari
kalimat ini dan apakah terdapat dalam sunnah?”
Beliau
menjawab,
نعم
…ومعنى هذه الجملة اعتراف الإنسان بعجزه وضعفه إلا أن يقويه ربه، فكأنه يقول: يا
رب ليس لي حول ولا تحول من حال إلى حال ولا قدرة لي على مزاولة الأعمال إلا بك،
فأنا محتاج إلى تقويتك وإمدادك، ففيها البراءة من الحول والقوة، وإن الرب تعالى هو
الذي يملك ذلك، ويمد عباده بما يعينهم على أمر دنياهم ودينهم، والله أعلم وصلى
الله على محمد وآله وصحبه وسلم.
“iya…Makna kalimat ini (hauqalah) adalah pengakuan manusia akan
tidak berdaya serta lemahnya dirinya dan berharap agar Rabb-nya memberikan
kekuatan padanya, seakan-akan ia (si sakit) berkata, ‘wahai Rabb-ku,
hamba tidak memiliki daya dan tidak bisa mengubah keadaan, tidak pula memiliki
upaya dalam melakukan amal kecuali dengan bantuan-Mu, Hamba membutuhkan taufik
dan bantuan-Mu. Dalam kalimat ini terdapat pengakuan ketidakmampuan dalam daya
dan upaya karena hanya Allah Ta’ala yang memilikinya. Ia membantu dan menolong
hamba-Nya dalam urusan agama dan dunia.” [Fatawa Asy-Syar’iyyah fii Masa’ilit
Thibbiyah pertanyaan no. 4]
Penyakit
yang diderita termasuk bahaya dan bahaya tersebut bisa dihilangkan dan diangkat
Makhul
rahimahullah berkata,
))
قال مكحول : فمن قال : (( لا حول ولا قوة إلا بالله ولا منجا من الله إلا إليه ،
كشف الله عنه سبعين بابا من الضر أدناها الفقر ))
“Barangsiapa
yang mengucapkan ‘laa haula wala quwwata illa billah wala manjaa minallah illa
ilaih’ maka Allah akan mengangkat darinya 70 pintu bahaya dan mencegah
kefakiran darinya. [Diriwayatkan
oleh Tirmidzi dan dihshahihkan oleh al-Hakim]
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
وقول
” لا حول ولا قوة إلا بالله ” يوجب الإعانة ؛ ولهذا سنها النبي صلى الله عليه وسلم
إذا قال المؤذن : ” حي على الصلاة . فيقول : المجيب : لا حول ولا قوة إلا بالله
فإذا قال : حي على الفلاح قال المجيب : لا حول ولا قوة إلا بالله “
“Ucapan
laa haula wala quwwata illa billah, memberikan konsekuensi “i’anah” (bantuan),
oleh karena itu Rasulullah
Shallalahu ’alaihi Wasallam memberikan contoh jika muadzzin
mengucapkan “hayya ‘alas shalah”, maka dijawab, ‘laa haula wala quwwata illa
billah’, jika muadzzin mengucapkan, ‘hayya ‘alal falah’, dijawab’ laa haula
wala quwwata illa billah’ (minta bantuan kepada Allah Agar bisa melaksanakannya)”
[Majmu’
Fatawa 13/321, Darul Wafa, cet. III, 1426 H, syamilah].
Syaikh
Abdurrazaq Al-Badr hafidzhullah berkata,
أنَّها
كلمة استعانة بالله العظيم، فحريٌّ بقائلها والمحافظ عليها أن يظفر بعون الله له
وتوفيقه وتسديده
“Kalimat
ini adalah permohonan bantuan kepada Allah yang Maha Agung, layak bagi
pengucapnya dan menjaganya (wiridnya) agar ia berhasil dengan bantuan, taufik
dan petunjuk dari Allah.”
Demikianlan
jika kita menjenguk orang sakit atau sedang ditimpa penyakit maka hendaknya
memperbanyak membaca hauqalah.
Wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.
Walamdulillahi robbil ‘alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!