Nabi
Muhammad Saw menyampaikan kepada kita bahwa Nabiyullah Sulaiman A.s bersumpah
untuk menggauli (99) sembilan puluh sembilan isterinya. Masing-masing isteri
melahirkan seorang penunggang kuda untuk berjihad fi sabilillah. Tetapi tidak
ada yang melahirkan kecuali (1) satu isteri. Dan itupun hanya setengah manusia,
karena dia tidak berucap “Insya Allah”.
Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad
Saw beliau bersabda (berkata),
“Demi
Allah, aku akan berkeliling malam ini kepada (70) tujuh puluh isteri,
masing-masing isteri melahirkan seorang penunggang kuda yang berjihad fi
sabilillah.”
Temannya
berkata kepadanya, ” Insya Allah.”
Tetapi
Sulaiman tidak mengucapkannya, maka tidak seorang pun yang melahirkan kecuali
seorang saja melahirkan bayi yang jatuh salah satu sisinya. ”
Nabi
Muhammad Saw bersabda :
“ Jika
Sulaiman mengucapkan, niscaya mereka berjihad fi sabilillah. ”
Syuaib
dan Ibnu Abiz Zinad berkata, “ Sembilan puluh. ” Dan ini Lebih Shahih. Lafadznya
adalah lafadz Bukhari. Hadis ini disebutkan oleh Bukhari dalam Kitabul Jihad
dengan lafadz,
“ Demi
Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus isteri atau (99)
sembilan puluh sembilan isteri. ”
Dalam
Kitabun Nikah dengan lafadz, “ Sulaiman bin Dawud berkata :
“Demi
Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus wanita, setiap
wanita melahirkan seorang anak laki-laki yang berperang di jalan Allah Swt.”
Malaikat
berkata kepadanya : “Katakanlah, ‘ Insya Allah”.
Tetapi
Sulaiman tidak mengatakannya. Dia lupa. Dia berkeliling, tapi tidak ada isteri
yang melahirkan kecuali seorang isteri yang melahirkan setengah manusia. ”
Nabi
Muhammad bersabda :
“
Seandainya Sulaiman berkata, ‘Insya Allah’ niscaya dia tidak mengingkari
sumpahnya dan keinginannya lebih mungkin untuk tercapai. ”
Hadis
ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab firman Allah
Swt, “ Dan Kami berikan Sulaiman kepada Dawud. ” (Shad: 30). (6/458 no.
3424).
Dalam
Kitabul Jihad, bab mencari anak untuk jihad, 6/34 no. 2819, dalam Kitabun
Nikah, bab ucapan seorang suami, ‘Aku akan berkeliling kepada
isteri-isteriku.’(9/239 no. 5242).
Dalam
Kitabul Aiman wan Nudzur, bab bagaimana sumpah Nabi, 11/524, no. 6639.
Dalam
Kitab Kaffaratul Aiman, bab pengecualian dalam sumpah, 11/602.
Dalam
Kitabut Tauhid, bab keinginan dan kehendak, 13/446, no. 7469.
Hadis
ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabul Aiman bab
pengecualian dalam sumpah, 3/1275, no. 1654. Hadis ini dalam Syarah Muslim
An-Nawawi, 11/282.
Sulaiman
A.s adalah salah seorang Nabiyullah yang shalih dan raja yang Mujahid.
Allah Swt memberinya kerajaan yang besar. Allah Swt menundukkan manusia, jin,
burung, dan angin untuknya. Barang siapa membaca paparan Al-Qur’an tentang
hidupnya, maka dia mengetahui bahwa Sulaiman gemar berjihad fi sabilillah,
memperhatikan bala tentaranya, cermat meneliti mereka dan perlengkapan mereka.
Dan jika perhatian seseorang tertuju pada suatu perkara, maka dia akan
menghabiskan umurnya dalam rangka meraih sesuatu itu, mengembangkan, dan
menegakkannya diantara manusia.
Sulaiman
A.s benar-benar menggemari jihad, memperhatikan, dan menyiapkan pasukannya. Hal
ini ditunjukkan oleh firman Allah Swt, “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman
tentaranya dari jin, manusia, dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib
(dalam barisan).” (An-Naml: 17).
Perhatian
Sulaiman A.s terhadap kuda menyibukkannya dari perbuatan-perbuatan baik yang
bisa jadi lebih Afdhal (utama) daripadanya, “(Ingatlah) ketika
dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat
waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai
kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat
Tuhanku …” (Shad: 31-32).
Lihatlah
bagaimana Sulaiman A.s hendak meminta tanggung jawab salah satu bala tentaranya
manakala dia melihat burung hud-hud tidak hadir, “Dan dia memeriksa
burung-burung lalu berkata: ‘Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia
termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab
yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang
kepadaku dengan alasan yang terang.” (An-Naml; 20-21).
Kegemaran
Sulaiman A.s terhadap jihad, menyiapkan peperangan dan menumbuhkan generasi
yang gemar berperang dipaparkan oleh Rasulullah Saw kepada kita, bahwa dia
bersumpah untuk menggauli dalam satu malamnya sembilan puluh sembilan isterinya
dengan harapan satu orang melahirkan seorang prajurit yang berperang di jalan
Allah Swt. Dalam riwayat yang lain, tujuh puluh isteri. Dalam riwayat lain,
sembilan puluh, dan dalam riwayat empat ratus.
Akan
tetapi harapannya kandas. Dia tidak bisa mewujudkan sumpahnya. Dia hanya diberi
setengah bayi. Rasulullah Saw menjelaskan sebabnya, dia lupa mengucapkan ‘insya
Allah’ walaupun malaikat telah mengingatkan hal itu kepadanya. Dan sepertinya
Sulaiman A.s sedang sibuk dengan urusan-urusannya sehingga membuatnya lalai mengucapkannya
itu agar takdir Allah Swt terlaksana padanya. Seandainya Sulaiman A.s
mengucapkan kalimat itu, niscaya sumpahnya terpenuhi dan keinginannya terwujud,
sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. Setengah manusia yang
dilahirkan oleh salah seorang isteri Sulaiman bisa jadi yang dimaksud dengan
firman-Nya, “Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan
(dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit),
kemudian ia bertaubat.” (Shaad: 34).
Mungkin
ada yang bertanya bagaimana Sulaiman bersumpah terhadap sesuatau yang akan
terjadi pada masa mendatang?
Padahal
terjadinya hal semacam ini termasuk perkara dimana seorang hamba Allah Swt yang
shalih tidak semestinya memastikan. Jawabannya adalah bahwa ada sebagian hamba
Allah Swt yang shalih, jika mereka bersumpah, maka Allah Swt mewujudkan
sumpahnya dan memenuhi permintaanya. Sebagaimana dalam hadits shahih,
“Sesungguhnya di antara hamba Allah Swt terdapat orang-orang yang jika
bersumpah atas nama Allah Swt, niscaya Allah Swt memenuhinya.”
Tak
diragukan Sulaiman A.s mempunyai kedudukan di sisi Allah Swt. “Dan Kami
karuniakan kepada Dawud (seorang), Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Shad: 30).
“Dan
sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman, dan keduanya
mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hamba-Nya yang beriman.’”
(An-Naml: 15).
Rasulullah
Saw telah menyatakan bahwa diantara para sahabat terdapat sahabat yang jika dia
bersumpah atas nama Allah Swt, niscaya Allah Swt akan memenuhinya. Diantara
mereka adalah Barra’ bin Malik. Dan tentu saja Sulaiman A.s lebih mulia
kedudukannya daripada seorang shahabat.
Mungkin
ada yang bertanya, “Darimana Sulaiman A.s memiliki wanita dalam jumlah seperti
itu?”
Jawabannya
adalah bahwa dalam syariat Musa A.s, seorang laki-laki dibolehkan menikah tanpa
dibatasi. Taurat menyebutkan bahwa isteri Sulaiman A.s mencapai tujuh ratus
orang.
Hadis
ini menunjukkan bahwa Sulaiman A.s memiliki kemampuan besar dalam urusan
isteri; satu malam dia berkeliling kepada wanita dalam jumlah seperti di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!