Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Senin, 17 Februari 2014

Sholat Jama’ Dan Qasar

Sholat Jama’

Yang dimaksud dengan sholat Jama’ adalah penggabungan dua waktu sholat dan dikerjakan dalam satu waktu, misalnya sholat Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya.

Bila sholat Zuhur dikerjakan bersama-sama dengan Ashar di waktu Ashar, maka dinamakan Jama’ Ta’khir. Sebaliknya bila sholat Ashar dikerjakan bersama-sama dengan Zuhur di waktu Zuhur disebut Jama’ Taqdim. Demikian juga bila sholat Maghrib dan Isya dikerjakan bersama-sama pada waktu Maghrib, ia disebut Jama’ Taqdim, sebaliknya sholat Maghrib dengan Isya dikerjakan bersama-sama pada waktu Isya, ia dinamakan Jama’ Ta’khir.

Zuhur, Ashar, Isya dan Maghrib, rakaatnya tetap, 4,4,4, dan 3. Dalam sholat Jama’ baik yang taqdim maupun ta’khir, maka sholat yang didahulukan mengerjakannya adalah solat yang lebih dulu waktunya. Jadi, bila selesai dengan shalat Zuhur, harus dilanjutkan dengan solat Ashar; begitu pula dengan solat Maghrib dan Isya.

Solat Jama’ boleh dikerjakan oleh orang-orang yang:
1.         Karena dalam perjalanan atau musafir, yaitu sejak ia berangkat hingga kembali ke kampung.
2.         Kerana sedang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat yang betul-betul sulit ditinggalkan.
3.         Ataupun sebab-sebab lain yang seseorang tidak mampu menunaikan solat tersebut tepat pada waktunya.
Harus ada niat dalam hati bahawa ia mengerjakan solat Jama’.

Sholat Qasar

Yang dimaksud dengan sholat Qashar ialah mengerjakan sholat yang empat rakaat menjadi 2 rakaat saja, yakni sholat Zhuhur, Ashar, dan Isya. Dalam Al Quran disebutkan:

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalatmu jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (An Nisa 101).

Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud dari Yahya bin Mazid r.a. katanya:

“Saya telah bertanya kepada Anas tentang mengqashar shalat. Jawabnya: Rasulullah s.a.w. “Apabila ia berjalan jauh 3 mil atau 33 farskah (25,92 km), maka beliau sholat dua rakaat”


Dalam keterangan lain disebutkan bahwa Umar r.a. bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : ”Apakah halnya kita, sedangkan kita telah aman”.
Rasulullah s.a.w. menjawab: “Itu adalah sadekah yang diberikan Allah s.w.t. kepada kamu, maka terimalah sedekahnya itu” (HR Ja’la bin Umayyah)

Solat Qashar boleh dikerjakan oleh seseorang yang tengah berpergian (musafir) baik dalam keadaan aman, maupun dalam keadaan ketakutan; baik perjalanan wajib atau biasa, asalkan perjalanan yang bukan maksiat. Dalam perjalanan Haji, menuntut ilmu, berdagang, mengunjungi sahabat dan lain-lain, halal untuk mengqasharkan sholat.

Adapun sholat qashar saja, maupun qashar dan jama’ yang dilakukan seseorang selama masa perjalanan, maka setelah ia tiba dirumah kembali, sholatnya tidak perlu diulangi.

Seorang musafir, boleh mengerjakan jama’ dan qashar sekaligus. Bila ingin mengerjakan jama, dan qashar, jika ingin adzan, maka azannya cukup satu kali saja dan iqamahnya dua kali. Caranya, mula-mula adzan, lalu iqamah dan sholat. Bila telah selesai, ia iqamah sekali lagi untuk sholat berikutnya. Sholat qashar adalah bagian dari ketetapan agama Islam.

Boleh jama’ di dalam negeri

“Telah berkata Ibnu Abbas: Rasulullah s.a.w. pernah sembahyang jama’ antara Zuhur dan Ashar, dan antara Maghrib dan Isya, bukan diwaktu ketakutan dan bukan di dalam pelayaran (safa). Lantas ada orang bertanya kepada Ibnu Abbas: “Mengapa Rasulullah s.a.w. berbuat begitu? Ia menjawab: “Rasulullah s.a.w. berbuat begitu kerana tidak mau memberatkan seorangpun daripada umatnya”. (HR Imam Muslim)

Boleh Seketika, Tetapi Bukan Leluasa

Bila anda berpergian sebelum tergelincir matahari (yaitu sebelum Zuhur dan ternyata Zuhur tidak dapat dikerjakan pada waktunya kerana ada kerumitan atau halangan yang susah dielakkan), maka Zuhur dapat dikerjakan pada waktu Ashar, bersama-sama dengan sholat Ashar. Bila anda keluar sesudah tergelincir matahari, yakni sudah dalam Zuhur, sedangkan anda sendiri memperkirakan tidak mungkin ada kesempatan untuk mengerjakan sholat Ashar tepat pada waktunya, maka Ashar dapat anda kerjakan bersama-sama sholat Zuhur di waktu Zuhur itu juga, demikian halnya dengan sholat Maghrib dan Isya.

Yang Penting Niat

Niat itu letaknya dalam hati, Allah tidak memberatkan hambanya dalam urusan ibadah kepada_Nya. jadi tidak perlu dilafalkan (diucapka) dan tidak perlu memberatkan diri untuk mencari atau menghafal lafal niat sholat jama’ atau qasar. Cukup niatkan dalam hati dan ikhlas karena Allah Ta’ala.

Bagi seorang yang betul-betul sibuk dengan tugas yang tidak dapat ditinggalkan (atau bila ditinggalkan dapat merusak), maka baginya ada keizinan/keringanan untuk mengerjakan sholat jama’ (Zuhur dengan Ashar di waktu Zuhur atau Zuhur dengan Ashar di waktu Ashar. Begitu juga Maghrib dengan Isya, sekali pun ia berada di dalam kota atau negeri. Tetapi, cara yang demikian bukanlah untuk dijadikan kebiasaan, namun dibenarkan bagi yang memang memerlukan, baik dalam sholat atau diluar sholat.

Pada waktu sujud dianjurkan membaca:
Sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wasyaqqa sam’ahu wabasharahu bihawlihi waquwwatihi. (Aku bersujud kepada Allah yang menciptakannya, memberikan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya)

Catatan:
Bila diluar sholat, pembacaan ayat yang ditentukan melakukan sujud tilawah, maka pendengar (menyaksikan) dianjurkan ikut bersujud; bila mereka tidak ikut bersujud, maka tidak akan berdosa.


Bila dalam sholat jamaah, Imam bersujud tilawah, maka makmum wajib ikut bersujud, bila makmum tidak bersujud, maka gugurlah kedudukannya sebagai anggota sholat berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!