Bantal gulingku
jatuh dilantai terkena tendangan kakiku. Akupun terbangun. Ketika aku tersadar aku
baru tahu bahwa aku bermimpi dalam tidurku. Aku tidak ingat bagaimana mimpi
itu, hanya satu yang kuingat bahwa mimpiku semalam mengerikan. Aku bermimpi
buruk. Akupun terbangun dengan kepala berat. Baru kali ini aku bermimpi tentang
peristiwa interogasi itu. aku teringat saat aku dituduh pencuri oleh staff
bagian keamanan di Pondok Gontor. Aku tidak tahu pasti apa yang menyebabkan
mimpi itu datang dalam tidurku. Seingatku aku sudah berdoa sebelum tidur,
tetapi mengapa peristiwa itu hadir dalam mimpiku? Akupun duduk dan diam
sejenak. Aku selalu membutuhkan waktu itu untuk berdoa dan menenangkan
pikiranku. Aku tak pernah bermimpi seperti ini sebelumnya. Selama ini tidurku
baik-baik saja. Tidurku selalu lelap dan aku tak pernah bermimpi yang
bukan-bukan.
Namun mengapa akhir-akhir ini aku jadi sering dikunjungi oleh mimpi buruk? Seminggu yang lalu aku bermimpi melihat orang menangis, lalu mendengar seseorang meminta pertolongan, Bahkan mimpi burukku yang pertama adalah mimpi yang paling mengerikan. Dalam mimpi itu aku melihat rohku berjalan-jalan sementara jasadku diam saja. Aku menjerit, ada apa ini? Mengapa rohku bisa berjalan dan melayang tanpa mengajak jasadku serta? Bisa saja aku menganggap ini adalah mimpi biasa, sebagai bunga tidur. Namun mengapa setelah mimpi rohku berjalan dan melayang tersebut, beberapa hari berikutnya samapi sekarang aku selalu dikunjungi mimpi yang tidak aku harapkan?
”Ah sudahlah.
Aku tak perduli.” Tutur hatiku. Mimpi sebenarnya adalah perjalanan alam bawah
sadar kita. Mimpi-mimpi yang kita lalui tidak bisa dikendalikan dan
direncanakan. Mimpi bisa jadi hanya sebuah bunga yang hadir untuk menghiasi
tidur kita, karena itulah mimpi dikatakan sebagai bunga tidur. Namun mimpi juga
bisa jadi merupakan cerminan dari kehidupan nyata kita sehari-hari. Aku pernah
menginginkan suatu barang dalam kehidupanku. Aku ingin sekali namun tak bisa
memilikinya. Ternyata keinginanku akan barang tersebut terekam dalam alam bawah
sadarku dan muncul dalam bentuk mimpi. Dan sepertinya mimpi burukku beberapa
hari ini tidak ada kaitannya dengan keinginanku dalam dunia nyata. Lalu mengapa
mimpi buruk itu hadir?
Aku mencoba
mengurai kenyataan yang sedang kualami. Aku mencoba melihat satu demi satu
permasalahan yang sedang kuhadapi, hubungan dengan teman-temanku, pekerjaan di
kantor dan hubunganku dengan orangtua. Kurasa semua tidak ada masalah.
Pekerjaan di kantor baik-baik saja, hubunganku dengan orangtua juga
alhamdulillah baik-baik saja. Masalah-masalah yang lain agaknya hanya masalah
kecil yang menghiasi hari-hariku. Hanya ada satu hal yang meresahkanku, yaitu
hubunganku dengan salah seorang santriwati yang masih belum bisa normal setelah
ada kesalahfahaman di antara kami. Walau aku sudah berusaha keras untuk membuat
hubungan itu normal kembali, namun ia mungkin butuh waktu untuk melupakan
kesalahfahaman kami. Tetapi apakah hanya hal sekecil ini bisa menghadirkan
mimpi buruk beberapa hari? Gumamku tak henti.
Pikiranku
mengembara ke beberapa minggu terakhir. Aku teringat kesalahan yang telah aku
perbuat. Aku telah menyakiti hati Nova Haryanti. Sebenarnya aku malu pada
diriku sendiri. Mengapa hubungan yang kubina bersamanya dan kuharapkan dapat
membuatku lebih baik, malah berakhir bencana? MasyaAllah. Apakah karena aku
jauh darimu ya Allah. Apakah ini yang sebenarnya membuat hatiku tidak tenang
dan berimbas ke mimpi? Adakah justru ruhaniku yang harus dibenahi? Mungkinkah
itu?
Kemungkinan
itu selalu ada. Mungkin mimpi itu hanyalah tanda yang diberikan Allah untuk
mengingatkanku. Agaknya memang benar, ada sisi ruhaniku yang harus kubenahi.
Mencoba untuk menjalankan semua dengan ikhlas dan menghadirkan ketenangan di dalam
hati. Juga membenahi hubunganku dengan Nova Haryanti yang belum bisa normal
kembali. Semoga dengan hadirnya ketenangan itu, mimpi burukku akan pergi dan
tidak kembali lagi. Amin.
Aku mencoba
mengurai hal yang lain. Kulihat sekilas catatan harianku dan tabel target
ibadah harian beberapa minggu terakhir ini. Tabel itu isinya sangat
menyedihkan. Banyak kolom yang tidak terisi. Dan kulihat di kolom bagian paling
akhir. Ada
beberapa catatan dengan tulisan yang memalukan yaitu ‘tidak terlaksana’.
Artinya banyak kegiatan yang sudah kutargetkan namun akhirnya tidak
kulaksanakan. Hanya ibadah mahdhoh saja yang selalu terlaksana. Sholat 5 waktu
alhamdulillah selalu terlaksana. Namun begitu kulihat bagian ibadah sunnah,
hanya ada beberapa yang terlaksana dan itupun tergolong ibadah sunnah yang ringan.
Sholat lail
yang masih bolong-bolong, sholat rawatib pun tak kalah mengenaskannya.
Ma’tsurat yang kutargetkan minimal sehari membaca sekali, itupun selalu tidak
tuntas. Aku berusaha membacanya sambil mengerjakan aktivitas pagiku, tetapi
sering bacaan itu tidak sampai pada doa rabithah. Bacaan itu lebih sering
terpotong di tengah daripada terlaksana dengan tuntas. Begitu pula dengan
tilawah Al-Qur’an. Sehari setengah juz saja tidak selalu bisa terlaksana.
Padahal aku bisa membaca bahan kuliah dan buku cerita berlembar-lembar dalam
sehari.
Mengapa target
ibadahku banyak yang tidak terlaksana? Padahal aku sudah serius dan melakukan
evaluasi terlebih dahulu sebelum menetapkan target itu.
Terima kasih, admin
haturkan kepada Anisakuffa yang telah mengirimkan artikel ini
untuk dipublikasikan di blog ruang.berkah
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!