Sok tahu' pada dasarnya adalah
"merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu.
Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana
kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada
beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan
perspektif surat al-'Alaq.
1.
Enggan
Membaca
Ketika
disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab,
"Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat
pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu'
pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu
berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang
penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah.
Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.
Disisi
lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga
enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh
udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an
adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada
habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain
belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin
terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.
2.
Enggan
Menulis
Orang
yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan
menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat.
"Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang
isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia.
Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah,
ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena
kepada manusia.
Di
sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat
pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis.
"Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan
pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu
ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak
bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian,
misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?
3.
Membanggakan
Keluasan Pengetahuan
Orang
yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak
membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya
tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari
Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh
berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya
atas kehendak-Allah.
Mungkin
ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya
sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak
wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang
tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab
sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau
berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan
kualitasnya.
4.
Merendahkan
Orang Lain Yang Tidak Sepaham
Bagi
orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya,
segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama,
dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain
melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia
menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa
pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang
lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap
diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan."
(an-Najm [53]: 32)
Muslim
yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan
menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu
dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah
hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan
laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya.
Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya
pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah
dengan yang lahiriah."
5.
Menutup
Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain
Orang
yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau
toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan
untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini
ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat
selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan
dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).
Di
samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya
sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan
adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban
kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak
salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia
menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah
bathil."
6.
Suka
Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat
Muslim
yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa
memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam
begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal
yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya
melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata,
"Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini
pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.
7.
Suka
Berdebat Kusir
Jika
pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras
mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan
mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi
kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan
debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap
berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.
Demikianlah
beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku.
Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan
introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok
tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!