Studi
Perbandingan antara Jihad Dan Perang Suci” Untuk menghindari kekeliruan
persepsi dan salah penafsiran dalam memahami makna yang terkandung dalam judul
penelitian, maka penulis akan menegaskan beberapa kata dan Istilah yang
digunakan dalam judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu penulis
tegaskan antara lain sebagai berikut.
Konsep merupakan landasan dasar atau pokok
pertama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Hassan Shadlily, Ensiklopdi Indonesia, P.T Ichtiar
Baru Van Hoeve, Jakareta, 1991 hlm. 1856
Perang
merupakan permusuhan, konflik, pertempuran bersenjata antara dua pasukan atau
dua golongan. Abdul Azis Dahlan,
Ensiklopedi Hukum Islam, P.T Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997 hlm 1395
Definisi Islam
menurut Nazaruddin Razak, bahwa “Islam itu berasal dari Bahasa Arab, diambil
dari kata Salima yang berarti selamat sentausa, dibentuk menjadi kata Aslama
yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, menyerahkan diri , patuh
tunduk dan taat.” Nazaruddin Razak,
Dienul Islam, P.T Al-ma’arif, Bandung, 1989, hlm 56
Sedangkan
menurut Harun Nasution:
Islam adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw
sebagai Rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya
satu segi saja tetapi mengenai berbagai segi dalam kehidupan manusia.
Sumber-sumber ajaran tersebut diambil dari Al-qur’an dan Al-hadits. Harun
Nasution, Islam Ditinjsau dari Berbagi
Aspeknya, Jilid I, UI press, Jakarta, 1984, hlm. 24
Kristen
menurut M. Rifa’I mengandung arti yaitu:
Diambil dari nama
Kristus, Kristus adalah gelar kehormatan keagamaan buat Yesus dari Nazareth,
Kristus adalah bahasa Yunani dari Mesias. Dalam Bahasa Ibrani artinya diurapi.
Istilah ini berasal dari kebiasaan Yunani kuno yang tidak memahkotai Raja-raja
tetapi yang memahkotai adalah Yahweh, Tuhan yang berasal dari bangsa Israel. Moh
Rifa’I, Perbandingan Agama,
Wicaksana, Semarang, 1980, hlm 46
Sedangkan
menurut Arifin
Kristen
berarti orang yang diurapi yaitu orang yang digosok dengan minyak suci sebagai
upacara konsekrasi (penyucian). Jadi kata kristus mengandung arti orang yang
telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut
orang telah diakui syah sebagai penganut Kristus (orang Yang diurapi). Arifin,
Menguak Misteri Ajaran-Ajaran Agama
Besar, P.T Golden Trayers Press. Jakrata, 1998, hlm. 133
Diteliti dari
dua agama ini karena dua agama inilah yang tampaknya memiliki intensitas
ketegangan cukup tinggi ditingkat global atau pun daerah, selain itu Islam dan
Kristen merupakan agama Samawi yang memiliki kesamaan dalam konsep moral yang
menyeru pada misi kedamaian, serta Islam dan Kristen merupakan dua agama
missioner, yang memiliki kewajiban untuk menyerukan dakwah.
Kristen yang
diambil adalah Kristen Katholik mengingat Katholik merupakan aliran Kristen
yang lebih banyak mencurahkan kepada masalah tradisional gereja, dan berpusat
pada kedudukan Paus sebagai kepala Gereja di seluruh dunia.
Jihad
merupakan bentuk khusus dari pengertian perang dalam Islam. Karena didalam
Al-qur’an terdapat banyak istilah yang mengacu kepada pengertian perang.
Diantaranya adalah 1. Al-jihad 2.
Al-qital 3. Al-harb 4. Al-ghazwah, Ibid Diambil kata jihad dalam penelitian ini karena
fenomena perang, kekerasan yang dilakukan dengan simbol-simbol agama, serta
konflik yang terjadi di tingkat dunia dan daerah disebut dalam istilah Jihad.
Al-Jihad
berasal dari kata Juhd atau Jahd. Juhd berarti
mengeluarkan tenaga, usaha atau kekuatan, dan Jahd berarti kesungguhan
dalam bekerja. Dalam Terminologi Fikih, menurut Ulama mazhab hanafi, Jihad
adalah dakwah kepada agama Islam dan perang melawan orang yang tidak menerima
dakwah itu, baik dengan harta maupun dengan jiwa. Ibid
Perang Suci,
Istilah ini bermula pada tahun 1901, seorang Belanda H. Th Obrink, melakukan
penelitian untuk disertasinya, mengenai gerakan Cheragh Ali di India, yang
memfokuskan pembahasannya mengenai Jihad. Yang kemudian ia rumuskan menjadi de
Heilige Oorloog / Holy War atau Perang
Suci. Suatu terjemahan yang sebenarnya tidak dikenal dalam kepustakaan Islam
sebelumnya, melainkan diambil dari sejarah Eropa sendiri yang mengenal istilah
ini, yang dimengerti sebagai perang
karena alasan-alasan keagaman. Memang, jihad dalam Al-quran dan Al-hadits adalah perjuangan dengan motif dan tujuan
keagamaan. Tetapi didalamnya tidak terkandung pengertian “Perang Suci” sebagaimana
dimengerti dalam konteks sejarah Barat, apalagi identik dengan pengertian itu.
Sungguh pun begitu, Istilah “Perang Suci” itu akhirnya dipakai juga oleh
penulis-penulis Muslim dan diterjemahkan menjadi Al-Jihad Al-Muqaddas, antara
lain oleh Muhammad Ismail Ibrahim, sekalipun itu digunakan secara proporsional,
yaitu sebagai perjuangan membela agama. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-qur’an, Paramadina, Jak-sel, 2002 hlm 511
Perang Suci
sendiri memiliki makna sebagai gagasan yang mengubah dan menyucikan peperangan
di abad-abad pertengahan beserta gagasan kehormatan dan kesatriaannya, sebagi
pengilham terjadinya Perang Salib.
Jadi maksud
Judul dalam penelitian ini adalah
meneliti tentang konsep perang yang ada dalam agama Islam dan Kristen
dengan konsep diambil dari Al-qur’an dan Al-hadist (Islam) dan Al-Kitab
(Kristen), serta menganalisa makna Jihad dalam Islam dan perang suci dalam
Kristen, dengan memposisikannya dalam fenomena perang yang terjadi di dunia
dengan mengatas namakan agama.
Sejarah
menunjukkan hubungan Islam-Kristen terus terwarnai konflik, baik di dalam
masing-masing agama-agama tersebut, Islam-Islam atau Kristen-Kristen, atau pun
antar dua agama ini Islam-Kristen.
Al-quran telah
menerangkan kepada kita sejarah manusia sejak masa pembunuhan oleh anak nabi
Adam terhadap saudara kandungnya, Firman Allah SWT:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua
putra Adam as (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
memeprsembahkan Qurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil)
dan tidak diterima yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), “Aku pasti membunuhmu!”
Berkatalah Habil, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (Qurban) dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-maidah:
27)
Karena
pertentangan antara kedua kubu itu abadi, maka perang diantara keduanya juga
berlangsung abadi, selagi manusia masih ada dimuka bumi ini.
Pada era
globalisasi masa kini, umat beragama dihadapkan kepada serangkaian tantangan
baru yang tidak terlalu berbeda dengan apa yang pernah dialami sebelumnya.
Pluralisme agama, konflik intern atau antar agama adalah fenomena nyata.
Fenomena ini kelihatannya
berlanjut sampai masa kini. Di Bosnia, umat Ortodoks, Katolik dan Islam saling
membunuh. Di Irlandia Utara, Umat Katolik dan Umat Protestan saling bermusuhan.
Di Timur Tengah, ketiga cucu nabi Ibrahim -Umat Yahudi, Kristen dan Islam-
saling menggunakan bahasa kekerasan. Di
Sudan senjata adalah alat komunikasi antara umat Islam dan Kristen. Di Kashmir,
pengikut agama Hindu dan umat Muhammad saling bersitegang. Di Srilangka kaum
Budha dan kelompok Hindu bercakar-cakaran. Di Armenia-Azerbeijan umat Islam dan
Kristen saling berkuasa dengan cara destruktif. Alwi Shihab, Islam Inklusif, Mizan, Bandung,
2001, hlm.40
Tragedi pemboman World
Trade Centre, 11 September 2001 di New York Amerika juga mengisahkan satu
wacana yang menarik di dunia Islam, yaitu wacana tentang, Islam Radikal, Islam
Fundamentalis, Islam Militan, Islam agama pedang hingga terorisme
Islam, semua opini ini terbentuk
dengan sendirinya ditengah masyarakat. Adian
Husaini, Jihad Osama Versus Amerika,
Gema Insani Press, 2001, Jakarta, hlm. 45
Di Indonesia, Jihad dalam
pengertian perang memang muncul dalam konteks-konteks tertentu. Misalnya dalam
kasus Ambon, Poso, Sampit dan beberapa tempat lainnya di Indonesia yang
memiliki ketegangan cukup tinggi untuk Islam-Kristen.
Fenomena-fenomena diatas
mengingatkan kembali akan peristiwa-peristiwa perang pada masa lalu dalam kedua
agama ini.
Perang Salib sebagai
contoh, Perang Salib merupakan konflik terbesar antara umat Islam yang tengah
berkuasa di sebahagiaan Eropa, Afrika Utara dan Asia, melawan kekuatan Kristen
yang baru bangkit dan berusaha merebut kota Yerussalem sebagai kota suci bagi
agama Kristen (1096-1291). Perang Salib terjadi karena beberapa sebab, antara
lain: Alp Arselan dari Dinasti Bani Saljuk mengalahkan Byzantium di pertempuran
Manzikart tahun 1071. Hal itu menyebabkan jalan menuju Yerussalem – tempat suci
yang selalu dikunjungi oleh umat Kristen Eropa - menjadi terhalang kekaisaran Byzantium dan karena khawatir akan
keselamatan wilayahnya, maka mereka memohon bantuan Paus untuk membangkitkan
semangat-semangat orang Kristen untuk melawan orang-orang Islam yang sudah
berada di ambang pintu Eropa. Paus
Urbanus II setuju dan berseru kepada umat Kristen Eropa supaya mengadakan Perang
Suci melawan Umat Islam. Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia,
PT. Ichtiar Baru, Van Hoeve, Jakarta, 1991,
hlm. 2661
Perang Salib pada
hakekatnya merupakan Perang Suci diantara dua agama besar, Islam dan
Kristen. Dinamakan “Perang Salib” karena tentara Kristen yang ikut dalam Perang
Suci itu membawa kayu Salib. Bagi umat Nasrani, kayu Salib itu merupakan symbol
keagungan dan kesucian agama. Soekarno Karya dkk, Ensiklopedi Mini Sejarah Dan Kebudayan Islam,
Logos, Jakarta, 1998, hlm. 331-332
Kalau begitu mengapa kaum Muslim dan Kristiani selama berabad-abad
saling bemusuhan dan berperang. Melihat konsep ajaran Islam-Kristen, perang
merupakan satu dari sekian ajaran yang ada dalam agama ini.
Perang dalam Islam terdapat dalam Al-quran, sebagaimana firman Allah swt:
“Dan perangilah di
Jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui
batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka
dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar
bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka
memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi
orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Perangilah mereka
itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan
(sehingga) ketaatan itu semata-mata hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti
(dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan lagi kecuali terhadap
orang-orang zalim.”(QS.Al-baqarah:190-193).
Dalam surat yang sama
ayat yang berbeda, Allah berfirman: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal
berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci…” (QS. Al-baqarah 216).
Dalam surat yang lain firman Allah: “…Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam
bulan yang empat itu. Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
mereka pun memerangi kamu semuanya…” Ibid, hlm 153
Dalam Hadist, Dari
Abdurrahman bin Jabir r.a Rasulullah s.aw bersabda: “Kedua telapak kaki hamba Tuhan yang
berdebu karena berjihad di jalan Allah, tiada akan disentuh api neraka.”
Hadits yang lain
Rasulullah saw bersabda:
Dari Abu Musa ra
katanya: Seorang laki-laki menghadap Nabi saw, lalu berkata: “Ada orang
yang berperang karena hendak mendapat rampasan perang, ada yang berperang
karena hendak disebut orang (mencari nama), ada yang berperang karena hendak
dilihat orang, manakah yang berperang pada jalan (dalam agama) Allah? Beliau bersabda:
“Siapa yang berperang supaya kalimat (agama) Allah menjadi tinggi, itulah yang
berperang dalam agama Allah.”
Demikianlah Dalil-dalil
yang ada dalam agama Islam, yang
mengajarkan tentang Perang, maksud perang serta konsekuensi dari perang di mata
Allah swt. Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain yang berbicara tentang
Perang.
Dalam Kristen ajaran
tentang perang terdapat dalam Al-kitab,
beberapa diantaranya, terdapat dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian lama
“Jangan berpikir bahwa
aku telah membawa kedamaian dimuka bumi, aku tidak membawa kedamaian, tetapi
pedang.” (Matius 10: 34) Lembaga Al-kitab Indonesia, Al-kitab, Percetakan Lembaga
Al-kitab Indonesia, Jakarta, 2000,
Dalam ayat yang lain: “Tetapi
seorang dari mereka yang mengerti Yesus, mengulurkan tangannya, menghunuskan
pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam besar sehingga putus telinganya.”
(Matius 26: 51) Ibid,
hlm 376
Sebagian dari dalil
tentang perang ini yang kini dipegang dalam penelitian ini serta ditambah
dengan sejarah-sejarah perang yang terjadi dalam Islam dan Kristen ditambah
dengan fenomena-fenomena yang terjadi sekarang.
Selain itu yang menjadi
bagian latar belakang masalah ini juga berkisar tentang distorsi makna Jihad
sebagai sebuah Perang Suci, Yang sebagian literature Islam dan Barat mengatakan
Jihad merupakan sebuah Perang Suci. Istilah Perang Suci ini sendiri
sesungguhnya muncul dari Barat, yang mana para penulis Barat tersebut meneliti
tentang Jihad dalam Islam yang kebetulan seringnya mereka temukan Jihad itu dalam
bentuk perang hinggga mereka pun membuat kesimpulan untuk menamakan jihad
sebagai Perang suci.
Untuk penelitian ini istilah Perang suci langsung diposisikan
kedalam Kristen karena memang sebenarnya merekalah yang lebih cocok menyandang
istilah Perang suci ini atas perang salib yang mereka lakukan pada abad
kesebelas. Seperti yang terdapat dalam Ensiklopedi Al-kitab “Peperangan Allah
harus berhasil, sebab Dia sendiri akan menyerahkan musuh kedalam tangan
umat-Nya, kadang-kadang dengan memakai kekuatan alamiah untuk tujuan ini.
Dengan itu perang dan persiapannya dianggap kudus (qidesy milkhama
‘menguduskan peperangan’, “Persiapkanlah perang melawan dia; ayo kita maju
beperang pada tengah hari”(Yer 6: 4))
Berdasarkan fenomena dan
konsep yang ada dalam Islam dan Kristen menyebabkan penulis untuk melakukan
penelitian ini. Karena konsep yang ditawarkan telah dijalankan oleh sebagian
umat, lalu umat pun jadi kebablasan hingga setiap tindakan anarkis yang terjadi
mereka apologikan sebagai bentuk Jihad atau pun sebagai Perang Suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!