Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Jumat, 01 Maret 2013

BAB I : Konsep Perang Dalam Islam Dan Kristen

Studi Perbandingan antara Jihad Dan Perang SuciUntuk menghindari kekeliruan persepsi dan salah penafsiran dalam memahami makna yang terkandung dalam judul penelitian, maka penulis akan menegaskan beberapa kata dan Istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu penulis tegaskan antara lain sebagai berikut.

 Konsep merupakan landasan dasar atau pokok pertama yang mendasari keseluruhan pemikiran. Hassan Shadlily, Ensiklopdi Indonesia, P.T Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakareta, 1991 hlm. 1856


Perang merupakan permusuhan, konflik, pertempuran bersenjata antara dua pasukan atau dua golongan. Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, P.T Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997 hlm 1395

Definisi Islam menurut Nazaruddin Razak, bahwa “Islam itu berasal dari Bahasa Arab, diambil dari kata Salima yang berarti selamat sentausa, dibentuk menjadi kata Aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, menyerahkan diri , patuh tunduk dan taat.” Nazaruddin Razak, Dienul Islam, P.T Al-ma’arif, Bandung, 1989, hlm 56

Sedangkan menurut Harun Nasution:
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw sebagai Rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya satu segi saja tetapi mengenai berbagai segi dalam kehidupan manusia. Sumber-sumber ajaran tersebut diambil dari Al-qur’an dan Al-hadits. Harun Nasution, Islam Ditinjsau dari Berbagi Aspeknya, Jilid I, UI press, Jakarta, 1984, hlm. 24


Kristen menurut M. Rifa’I mengandung arti yaitu:
Diambil dari nama Kristus, Kristus adalah gelar kehormatan keagamaan buat Yesus dari Nazareth, Kristus adalah bahasa Yunani dari Mesias. Dalam Bahasa Ibrani artinya diurapi. Istilah ini berasal dari kebiasaan Yunani kuno yang tidak memahkotai Raja-raja tetapi yang memahkotai adalah Yahweh, Tuhan yang berasal dari bangsa Israel. Moh Rifa’I, Perbandingan Agama, Wicaksana, Semarang, 1980, hlm 46

Sedangkan menurut Arifin
Kristen berarti orang yang diurapi yaitu orang yang digosok dengan minyak suci sebagai upacara konsekrasi (penyucian). Jadi kata kristus mengandung arti orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai penganut Kristus (orang Yang diurapi). Arifin, Menguak Misteri Ajaran-Ajaran Agama Besar, P.T Golden Trayers Press. Jakrata, 1998, hlm. 133

Diteliti dari dua agama ini karena dua agama inilah yang tampaknya memiliki intensitas ketegangan cukup tinggi ditingkat global atau pun daerah, selain itu Islam dan Kristen merupakan agama Samawi yang memiliki kesamaan dalam konsep moral yang menyeru pada misi kedamaian, serta Islam dan Kristen merupakan dua agama missioner, yang memiliki kewajiban untuk menyerukan dakwah.

Kristen yang diambil adalah Kristen Katholik mengingat Katholik merupakan aliran Kristen yang lebih banyak mencurahkan kepada masalah tradisional gereja, dan berpusat pada kedudukan Paus sebagai kepala Gereja di seluruh dunia.

Jihad merupakan bentuk khusus dari pengertian perang dalam Islam. Karena didalam Al-qur’an terdapat banyak istilah yang mengacu kepada pengertian perang. Diantaranya adalah 1. Al-jihad  2. Al-qital  3. Al-harb  4. Al-ghazwah, Ibid  Diambil kata jihad dalam penelitian ini karena fenomena perang, kekerasan yang dilakukan dengan simbol-simbol agama, serta konflik yang terjadi di tingkat dunia dan daerah disebut dalam istilah Jihad.

Al-Jihad berasal dari kata Juhd atau Jahd. Juhd berarti mengeluarkan tenaga, usaha atau kekuatan, dan Jahd berarti kesungguhan dalam bekerja. Dalam Terminologi Fikih, menurut Ulama mazhab hanafi, Jihad adalah dakwah kepada agama Islam dan perang melawan orang yang tidak menerima dakwah itu, baik dengan harta maupun dengan jiwa. Ibid

Perang Suci, Istilah ini bermula pada tahun 1901, seorang Belanda H. Th Obrink, melakukan penelitian untuk disertasinya, mengenai gerakan Cheragh Ali di India, yang memfokuskan pembahasannya mengenai Jihad. Yang kemudian ia rumuskan menjadi de Heilige Oorloog / Holy War atau Perang Suci. Suatu terjemahan yang sebenarnya tidak dikenal dalam kepustakaan Islam sebelumnya, melainkan diambil dari sejarah Eropa sendiri yang mengenal istilah ini, yang dimengerti  sebagai perang karena alasan-alasan keagaman. Memang, jihad dalam Al-quran dan Al-hadits  adalah perjuangan dengan motif dan tujuan keagamaan. Tetapi didalamnya tidak terkandung pengertian “Perang Suci” sebagaimana dimengerti dalam konteks sejarah Barat, apalagi identik dengan pengertian itu. Sungguh pun begitu, Istilah “Perang Suci” itu akhirnya dipakai juga oleh penulis-penulis Muslim dan diterjemahkan menjadi Al-Jihad Al-Muqaddas, antara lain oleh Muhammad Ismail Ibrahim, sekalipun itu digunakan secara proporsional, yaitu sebagai perjuangan membela agama. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-qur’an, Paramadina, Jak-sel, 2002 hlm 511

Perang Suci sendiri memiliki makna sebagai gagasan yang mengubah dan menyucikan peperangan di abad-abad pertengahan beserta gagasan kehormatan dan kesatriaannya, sebagi pengilham terjadinya Perang Salib.

Jadi maksud Judul dalam penelitian ini adalah  meneliti tentang konsep perang yang ada dalam agama Islam dan Kristen dengan konsep diambil dari Al-qur’an dan Al-hadist (Islam) dan Al-Kitab (Kristen), serta menganalisa makna Jihad dalam Islam dan perang suci dalam Kristen, dengan memposisikannya dalam fenomena perang yang terjadi di dunia dengan mengatas namakan agama.

Sejarah menunjukkan hubungan Islam-Kristen terus terwarnai konflik, baik di dalam masing-masing agama-agama tersebut, Islam-Islam atau Kristen-Kristen, atau pun antar dua agama ini Islam-Kristen.
Al-quran telah menerangkan kepada kita sejarah manusia sejak masa pembunuhan oleh anak nabi Adam terhadap saudara kandungnya, Firman Allah SWT:

 “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam as (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya memeprsembahkan Qurban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), “Aku pasti membunuhmu!” Berkatalah Habil, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (Qurban) dari  orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-maidah: 27)

Karena pertentangan antara kedua kubu itu abadi, maka perang diantara keduanya juga berlangsung abadi, selagi manusia masih ada dimuka bumi ini.
Pada era globalisasi masa kini, umat beragama dihadapkan kepada serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan apa yang pernah dialami sebelumnya. Pluralisme agama, konflik intern atau antar agama adalah fenomena nyata.
Fenomena ini kelihatannya berlanjut sampai masa kini. Di Bosnia, umat Ortodoks, Katolik dan Islam saling membunuh. Di Irlandia Utara, Umat Katolik dan Umat Protestan saling bermusuhan. Di Timur Tengah, ketiga cucu nabi Ibrahim -Umat Yahudi, Kristen dan Islam- saling menggunakan bahasa kekerasan.  Di Sudan senjata adalah alat komunikasi antara umat Islam dan Kristen. Di Kashmir, pengikut agama Hindu dan umat Muhammad saling bersitegang. Di Srilangka kaum Budha dan kelompok Hindu bercakar-cakaran. Di Armenia-Azerbeijan umat Islam dan Kristen saling berkuasa dengan cara destruktif. Alwi Shihab, Islam Inklusif, Mizan, Bandung, 2001, hlm.40

Tragedi pemboman World Trade Centre, 11 September 2001 di New York Amerika juga mengisahkan satu wacana yang menarik di dunia Islam, yaitu wacana tentang, Islam Radikal, Islam Fundamentalis, Islam Militan, Islam agama pedang hingga  terorisme  Islam, semua opini ini  terbentuk dengan sendirinya ditengah masyarakat. Adian Husaini, Jihad Osama Versus Amerika, Gema Insani Press, 2001, Jakarta, hlm. 45

Di Indonesia, Jihad dalam pengertian perang memang muncul dalam konteks-konteks tertentu. Misalnya dalam kasus Ambon, Poso, Sampit dan beberapa tempat lainnya di Indonesia yang memiliki ketegangan cukup tinggi untuk Islam-Kristen.
Fenomena-fenomena diatas mengingatkan kembali akan peristiwa-peristiwa perang pada masa lalu dalam kedua agama ini.
Perang Salib sebagai contoh, Perang Salib merupakan konflik terbesar antara umat Islam yang tengah berkuasa di sebahagiaan Eropa, Afrika Utara dan Asia, melawan kekuatan Kristen yang baru bangkit dan berusaha merebut kota Yerussalem sebagai kota suci bagi agama Kristen (1096-1291). Perang Salib terjadi karena beberapa sebab, antara lain: Alp Arselan dari Dinasti Bani Saljuk mengalahkan Byzantium di pertempuran Manzikart tahun 1071. Hal itu menyebabkan jalan menuju Yerussalem – tempat suci yang selalu dikunjungi oleh umat Kristen Eropa - menjadi terhalang  kekaisaran Byzantium dan karena khawatir akan keselamatan wilayahnya, maka mereka memohon bantuan Paus untuk membangkitkan semangat-semangat orang Kristen untuk melawan orang-orang Islam yang sudah berada di ambang pintu  Eropa. Paus Urbanus II setuju dan berseru kepada umat Kristen Eropa supaya mengadakan Perang Suci melawan Umat Islam. Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, PT. Ichtiar Baru, Van Hoeve, Jakarta, 1991,  hlm. 2661

Perang Salib pada hakekatnya merupakan Perang Suci diantara dua agama besar, Islam dan Kristen. Dinamakan “Perang Salib” karena tentara Kristen yang ikut dalam Perang Suci itu membawa kayu Salib. Bagi umat Nasrani, kayu Salib itu merupakan symbol keagungan dan kesucian agama. Soekarno Karya dkk, Ensiklopedi Mini Sejarah Dan Kebudayan Islam, Logos, Jakarta, 1998,  hlm. 331-332

Kalau begitu mengapa  kaum Muslim dan Kristiani selama berabad-abad saling bemusuhan dan berperang. Melihat konsep ajaran Islam-Kristen, perang merupakan satu dari sekian ajaran yang ada dalam agama ini.

Perang dalam Islam  terdapat dalam Al-quran,  sebagaimana firman Allah swt:

“Dan perangilah di Jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi  mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi  dan (sehingga) ketaatan itu semata-mata hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan lagi kecuali terhadap orang-orang zalim.”(QS.Al-baqarah:190-193).

Dalam surat yang sama ayat yang berbeda, Allah berfirman: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci…” (QS. Al-baqarah 216).

 Dalam surat yang lain firman Allah: “…Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya… Ibid, hlm 153

Dalam Hadist, Dari Abdurrahman bin Jabir r.a Rasulullah s.aw bersabda:  Kedua telapak kaki hamba Tuhan yang berdebu karena berjihad di jalan Allah, tiada akan disentuh api neraka.”

Hadits yang lain Rasulullah saw bersabda:

Dari Abu Musa ra katanya: Seorang laki-laki menghadap Nabi saw, lalu berkata: “Ada orang yang berperang karena hendak mendapat rampasan perang, ada yang berperang karena hendak disebut orang (mencari nama), ada yang berperang karena hendak dilihat orang, manakah yang berperang pada jalan (dalam agama) Allah? Beliau bersabda: “Siapa yang berperang supaya kalimat (agama) Allah menjadi tinggi, itulah yang berperang dalam agama Allah.”

Demikianlah Dalil-dalil yang  ada dalam agama Islam, yang mengajarkan tentang Perang, maksud perang serta konsekuensi dari perang di mata Allah swt. Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain yang berbicara tentang Perang.
Dalam Kristen ajaran tentang perang  terdapat dalam Al-kitab, beberapa diantaranya, terdapat dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian lama

Jangan berpikir bahwa aku telah membawa kedamaian dimuka bumi, aku tidak membawa kedamaian, tetapi pedang.” (Matius 10: 34) Lembaga Al-kitab Indonesia, Al-kitab, Percetakan Lembaga Al-kitab Indonesia, Jakarta, 2000,

Dalam ayat yang lain: “Tetapi seorang dari mereka yang mengerti Yesus, mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam besar sehingga putus telinganya.” (Matius 26: 51) Ibid, hlm 376

Sebagian dari dalil tentang perang ini yang kini dipegang dalam penelitian ini serta ditambah dengan sejarah-sejarah perang yang terjadi dalam Islam dan Kristen ditambah dengan fenomena-fenomena yang terjadi sekarang.
Selain itu yang menjadi bagian latar belakang masalah ini juga berkisar tentang distorsi makna Jihad sebagai sebuah Perang Suci, Yang sebagian literature Islam dan Barat mengatakan Jihad merupakan sebuah Perang Suci. Istilah Perang Suci ini sendiri sesungguhnya muncul dari Barat, yang mana para penulis Barat tersebut meneliti tentang Jihad dalam Islam yang kebetulan seringnya mereka temukan Jihad itu dalam bentuk perang hinggga mereka pun membuat kesimpulan untuk menamakan jihad sebagai Perang suci.

Untuk penelitian ini  istilah Perang suci langsung diposisikan kedalam Kristen karena memang sebenarnya merekalah yang lebih cocok menyandang istilah Perang suci ini atas perang salib yang mereka lakukan pada abad kesebelas. Seperti yang terdapat dalam Ensiklopedi Al-kitab “Peperangan Allah harus berhasil, sebab Dia sendiri akan menyerahkan musuh kedalam tangan umat-Nya, kadang-kadang dengan memakai kekuatan alamiah untuk tujuan ini. Dengan itu perang dan persiapannya dianggap kudus (qidesy milkhama ‘menguduskan peperangan’, “Persiapkanlah perang melawan dia; ayo kita maju beperang pada tengah hari”(Yer 6: 4))

Berdasarkan fenomena dan konsep yang ada dalam Islam dan Kristen menyebabkan penulis untuk melakukan penelitian ini. Karena konsep yang ditawarkan telah dijalankan oleh sebagian umat, lalu umat pun jadi kebablasan hingga setiap tindakan anarkis yang terjadi mereka apologikan sebagai bentuk Jihad atau pun sebagai Perang Suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!