Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Rabu, 19 Desember 2012

7 Ciri 'Sok Tahu'

Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1.    Enggan Membaca
Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.
Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

Rabu, 21 November 2012

Mengemis Bukan Tradisi Islam

Sudah sering kita melihat antrian peminta-minta baik yang datang kerumah-rumah, di tengah jalan ataupun yang sudah punya jadwal mingguan tersendiri yaitu pada hari jum’ah, tatkala para jamaah bubar dan selesai melaksanakan shalat jum’ah mereka berbondong-bondong mencegat setiap orang untuk dimintai sedekah dan anehnya hal ini bukan suatu yang tabu lagi bagi kalangan ummat Islam, Mungkin karena selalu mendapat santunan yang sudah dapat menutupi sebagian kebutuhan hidup mereka ditambah mudahnya pekerjaan ini didapatkan sehingga profesi sebagai pengemis ini pun menjamur dimana-mana bahkan menjadi sumber mata pencaharian hidup.
Yang sering menimbulkan salah faham adalah adanya ungkapan: “Jangan memberi sedekah kepada peminta-minta!”, kenapa kita dilarang memberikan sedekah kepada mereka?, padahal agama selalu menganjurkan untuk selalu memberi sedekah, bahkan Allah telah menggambarkan betapa besarnya pahala bagi orang yang suka bersedekah. Sebagaimana firmanNya yang berbunyi.
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah: 261).

Selasa, 20 November 2012

Rambu-Rambu Wanita Di Ranah Publik

Dalam Islam wanita pada dasarnya mempunyai tempat istimewa dan sejajar kedudukannya dengan pria.

Pada tataran lebih lanjut, berdasar pendapat mayoritas ulama, wanita bekerja di wilayah publik (masyarakat) hukumnya boleh dengan catatan memperhatikan dan menjaga batas-batas atau adab Islam, yaitu tidak ikhtilath (berbaur antara lelaki perempuan) tidak membuka aurat, tidak khalwah (berdua saja dengan lelaki), dan terhindar dari fitnah.

Dalam kondisi tertentu, yakni adanya kebutuhan objektif dalam skala umum atau dalam ruang lingkup khusus dan tidak ada yang dapat melakukannya selain wanita yang bersangkutan, ia boleh tampil di depan umum untuk mennyampaikan dakwah atau memberikan pelajaran dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan Islam. Salim Segaf Al Jufri (2005) menghimpun beberapa kaidah yang penting diperhatikan oleh kita terkait dengan keberadaan wanita di muka umum (masyarakat luas).

Ketentuan dimaksud adalah:

Pertama, mengenaikan pakaian yang menutup aurat. Ini didasari oleh firman Allah, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Ahzaab: 59).

Kedua, tidak tabarruj atau memamerkan perhiasan dan kecantikan. Ini didasari oleh firman Allah “…dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya… (QS Al Ahzaab: 27).

Selasa, 13 November 2012

Kematian Dan Alam Kubur

Meski telah meninggalkan jasad, ruh masih dapat merasakan kepedihan atau kebahagiaan. Menurut Al-Ghazali, hakikat dari kematian itu adalah jasad tidak lagi efektif terhadap keberadaan ruh. Semua anggota badan ( telinga, hidung, tangan, mata dan hati/kalbu ) sesungguhnya merupakan alat-alat yang digunakan ruh untuk melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Sedangkan perasaan gembira, senang, bahagia, duka dan nestapa adalah bagian yang terkait dengan ruh itu sendiri.

Kematian sama dengan hilangnya segala kemampuan yang timbul sebagai sebab akibat keterkaitan ruh dengan anggota-anggota tubuh. Lenyapnya kemampuan anggota tubuh itu seiring dengan matinya jasad, hingga tiba saatnya nanti ruh dikembalikan (baca: difungsikan) kepada jasadnya. Seringkali kita mendengar bahwa ruh akan dipersatukan kembali dengan jasad (baca: manusia dibangkitkan kembali) hingga datangnya hari kiamat kelak bukan ?

Logikanya, menurut Al Ghazali dapat dipersamakan dengan hilangnya fungsi salah satu anggota badan disebabkan karena telah rusak atau hancurnya anggota badan itu. Urat-urat yang berada dalam anggota tubuh itu tidak dapat dialiri lagi oleh ruh. Jadi ruh yang memiliki daya pengetahuan, berfikir dan merasa itu tetap ada dan memfungsikan sebagian anggota tubuh lain namun tak mampu memfungsikan sebagian yang lain.

Rabu, 24 Oktober 2012

Wanita Sejajar Pria

“Berangkatlah kamu (berjuang) baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS At Taubah: 41).

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At Taubah: 71).

Asma binti Yazid As Sakan. Ia merasakan kegundahan saat membandingkan dirinya sebagai perempuan dengan para lelaki. Dalam berbagai moment, lelaki lebih sering disebut dengan mendapat berbagai keutamaan. Pada saat yang sama, tidak sebut keutamaan untuk wanita. Ternyata, kondisi yang sama, dirasakan oleh para perempuan yang lain. Mereka pun berbagi kerisauan itu. Selanjutnya, setelah berembug, mereka menyepakati Asma untuk pergi menemui Rasulullah saw.

“Sesungguhnya saya utusan dari sekelompok wanita muslimah di belakangku, mereka semuanya berkata dan sependapat dengan perkataanku. Sesungguhnya Allah mengutusmu kepada kaum pria dan wanita, maka kami beriman mengikutimu. Dan kami kaum wanita (punya) (ke)terbatas(an), banyak halangan, dan penjaga rumah. Sementara kaum pria diutamakan dengan salat jamaah, mengantar jenazah, dan jihad. Ketika mereka keluar berjihad, kami (hanya) menjaga harta mereka dan mendidik anak mereka. Apakah kami Sdengan mereka dalam mendapatkan pahala wahai Rasulullah?” tanya Asma.

Maka Rasululah saw serta merta berpaling ke arah sahabat dan melontarkan pujian, “Tidakkah kalian mendengar ungkapan seorang wanita yang lebih baik pertanyaannya tentang agama dari wanita ini?” Para sahabat pun mengiyakan.

Selasa, 16 Oktober 2012

Tabah

Allah telah menetapkan takdir dan ajal seluruh makhluk-Nya, mengatur dan menentukan segala amal perbuatan serta tindak-tanduk mereka. Lalu Allah membagi-bagikan rezeki dan harta duniawi kepada mereka. Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian, siapa diantara mereka yang terbaik amalannya. Allah juga menjadikan iman kepada qodho dan takdir-Nya sebagai salah satu rukun iman. Setiap sesuatu yang bergerak atau yang berdiam dilangit dan dibumi, pasti akan menuruti kehendak dan keinginan Allah.

Dunia sarat dengan kesulitan dan kesusahan; diciptakan secara fitrah untuk dipenuhi dengan beban dan ancaman, aral rintangan serta berbagai cobaan. Tak ubahnya dingin dan panas, yang memang harus dirasakan oleh para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 155)

Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan siapa diantara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Allah Ta’ala berfirman: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman" sedang mereka tidak diuji lagi?" (Al-Ankabut:2)

Jiwa manusia itu hanya dapat suci, setelah ditempa. Ujian dan cobaan, akan memperlihatkan kesejatian seseorang. Ibnul Jauzi mengungkapkan: “Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan abadi tanpa ujian dan cobaan, berarti ia belum mengenal ajaran Islam dan tidak mengenal arti pasrah diri kepada Allah."

Selasa, 18 September 2012

Waktu Dalam Kehidupan Muslim

Detik-detik berubah perlahan menjadi menit, bergeser perlahan menjadi jam dan berlalulah hari demi hari. Tidak seorangpun dapat menahan pergantian waktu. Setahun telah berlalu dari bulan Ramadhan 1420H dan sekarang kita telah berada di bulan suci Ramadhan 1421H.

          Di dalam Al-Quran surat Al-Isra’ (103) ayat 1-3, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita;
Artinya :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat –menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Isra’ : 1-3)

Tidak sedikit orang hidup di dunia ini hidup dalam kerugian karena menyia-nyiakan waktu sebagai mencapai peluang dalam mencapai kebahagiaan, keselamatan dan kesejahteraan bagi dirinya dalam kehidupan bersama orang lain. Mereka lupa bahwa keberhasilan di dunia adalah ujian Allah SWT, keberhasilan itu sifatnya tidak abadi. Karena mereka lupa akan hal itu, maka mereka berlomba-lomba untuk mencapainya dengan jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.

          Firman Allah SWT dalam surat At-Taghabun (64) ayat 15, Artinya:
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (At-Taghaabun : 15)

Mulianya Memaafkan

Ada sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis terkenal, Dave Pelzer, berjudul A Man Named Dave, yang menggambarkan sebuah kisah tentang keberhasilan dan kekuatan dari sikap memaafkan. Buku tersebut - yang merupakan kesimpulan dari dua buku Pelzer sebelumnya yang menjadi best seller, A Child Called “It” dan The Lost Boy – begitu menyentuh hati siapapun yang membacanya, karena tidak seperti buku sebelumnya yang membuat dada berdegub, A Man Named Dave juga mengajak kita untuk meneguhkan hati, membalas kezaliman dengan sikap memaafkan.

Sebagaimana digambarkan Pelzer, selama tidak kurang dari delapan tahun –sejak usia 4 tahun hingga usia 12 tahun- mengalami berbagai siksaan yang sangat brutal dari ibunya sendiri yang menganggap Pelzer hanya sebagai “It” yang bisa diperlakukan dengan seenaknya, meninju, menendang, melemparkan dari atas menggelundung ke dasar tangga, menginjak-injak bahkan mencekiknya sampai nyaris mati. Sebuah kebesaran hati yang mengesankan dari Dave Pelzer bahwa kemudian ia tak sedikitpun menyalahkan sikap The Mother (ibunya) selama delapan tahun itu yang menyebabkan ia tak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu. Hingga akhirnya Pelzer menemukan dirinya sendiri di dalam hati, sampai ia mampu membebaskan diri.

Bahkan dalam catatan di belakang buku tersebut, Jack Canfield, salah seorang penulis Chicken Soup for The Soul mengatakan bahwa Pelzer adalah bukti nyata yang menunjukkan bahwa kita masing-masing memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri, tak peduli pengalaman seburuk apapun yang menimpa diri kita.

Senin, 06 Agustus 2012

Satu Jam Untuk Kebahagiaan Dunia Akhirat

Manusia selalu berada di antara hidayah Allah dan tipu daya syaithan. Kelengahan sedikit saja, syaithan akan bisa menjermusukan seseorang ke dalam lembah yang akan menyia-nyiakan bahkan merusak hidup seseorang. Berikut ini adalah 7 amal penting yang akan menjamin seseorang terhindar dari kondisi negatif itu. Dengan melakukan 7 program ini, seseorang akan diampuni dosanya, dilindungi dari fitnah kubur, dibangunkan rumah di surga, dikabulkan do’anya, dilindungi dari kefakiran, dicukupi kebutuhannya, dibebaskan dari perasaan gelisah. Uniknya lagi, semua hal itu dapat diperoleh hanya dengan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit atau 1 jam saja.

1. Melakukan 12 rakaat sunnah rawatib.

Yakni, 2 rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat bada zuhur, 2 rakaat setelah maghrib, dan 2 rakaat setelah isya.

Manfaat yang diharapkan: Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga bagi orang yang senantiasa melakukannya.

Dalil : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang solat dalam satu hari sebanyak 12 rakaat, sunnah, Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (HR Muslim)

2. Sholat dua rakaat tahajjud.

Faidah yang diharapkan: Dikabulkannya do’a, diampunkannya dosa, dan dicukupi Allah kebutuhannya.

Dalil: Sabda Rasulullah saw, “Allah swt turun setiap malam ke langit dunia, di saat sepertiga malam terakhir dan mengatakan, “Siapa yang berdo’a kepadaku, pasti aku kabulkan. Siapa yang meminta padaku,pasti aku berikan, dan siapa yang memohon ampun padaku, pasti aku ampuni. (HR. Bukhari)

3. Melakukan sholat duha 2 raka’at, 4 rakaat atau 8 rakaat.

Manfaat yang diharapkan: Bernilai shadaqah dari seluruh persendian tulang.

Dalil: Rasulullah saw bersabda, “Setiap persendian kalian adalah sadakah, setiap tasbih adalah sadakah, setiap tahmid adalah sadakah, setiap tahlil adalah sadakah, setiap takbir adalah sadakah, setiap anjuran pada kebaikan adalah sadakah, setiap larangan dari yang mungkar adalah sadakah, dan semuanya akan mendapat ganjaran yang sama dengan melakukan shalat dua rakaat dari shalat duha.

Rabu, 11 Juli 2012

Keutamaan Membaca Shalawat Atas Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam

Allah berfirman :

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33:56)

Dan Shalawat dari Allah atas hamba-hambanya berarti pujian dari Allah kepada mereka di hadapan  malail'ala.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Artinya : apabila kamu mendengar adzan maka katakanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzdzin, kemudian bershalawatlah atasku, karena barang siapa yang bershalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat atasnya sepeluh kali, kemudian mohonlah kepada Allah untukku wasilah karena wasilah adalah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan saya sungguh berharap menjadi orang yang mendapatkannya, dan barang siapa memohonkan untukku wasilah maka dia akan mendapatkan syafa'at. HR. Muslim.

Sesungguhnya dari hari-hari kalian yang paling utama adalah hari jum'at, di hari itu Adam 'alaihis salam diciptakan, dan di hari itu dia meninggal, dihari itu ditiupnya sangkakala ( tiupan pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur ), di hari itu terjadi matinya semua makhluq ( kecuali yang dihendaki Allah ), oleh karena itu perbanyaklah shalawat atasku pada hari itu, karena shalawat kamu ditampakkan kepadaku. Para sahabat berkata : wahai utusan Allah ! bagaimana ditampakkan kepadamu shalawat kami, palahal engkau sudah hancur luluh ? maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : Sesungguhnya Allah mengharamkan kepada bumi jasad para nabi shallallahu 'alaihim wasallam. HR. Abu Daud, dan telah dishahihkan oleh An-Nawawi dalam kitab Riyadhus shalihin, dan Syaikh Albani dalam shahihil Jami'. 2212

Selasa, 10 Juli 2012

Pakaian Wanita Islam

Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bahagian-bahagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti: buah dada, paha, dan sebagainya.
Dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: 

(1) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); 

(2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan dapat masuk sorga, dan tidak akan mencium bau sorga, padahal bau sorga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian." (Riwayat Muslim, Babul Libas).

Mereka dikatakan berpakaian, kerana memang mereka itu melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, kerana itu mereka dikatakan telanjang, kerana pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.

Bukhtun adalah salah satu macam daripada unta yang mempunyai kelasa (punuk) besar; rambut orang-orang perempuan seperti punuk unta tersebut kerana rambutnya ditarik ke atas.
Dibalik keghaiban ini, seolah-olah Rasulullah melihat apa yang terjadi di zaman sekarang ini yang kini diwujudkan dalam bentuk penataan rambut, dengan berbagai macam mode dalam salon-salon khusus, yang biasa disebut salon kecantikan, dimana ramai sekali laki-laki yang bekerja pada pekerjaan tersebut dengan upah yang sangat tinggi.

Rabu, 27 Juni 2012

Ramalan

Nabi Muhammad s.a.w. datang dan dijumpainya di tengah-tengah masyarakat ada sekelompok manusia tukang dusta yang disebut kuhhan (dukun) dan arraf (tukang ramal). Mereka mengaku dapat mengetahui perkara-perkara ghaib baik untuk masa yang telah lalu mahupun yang akan datang, dengan jalan mengadakan hubungan dengan jin dan sebagainya.
Justru itu Rasulullah s.a.w. kemudian memproklamirkan perang dengan kedustaan yang tidak berlandaskan ilmu, petunjuk maupun dalil syara'. Rasulullah membacakan kepada mereka wahyu Allah yang berbunyi:

“Katakanlah! Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghaib di langit dan di bumi melainkan Allah semesta.” (an-Naml: 65).

Bukan Malaikat, bukan jin dan bukan manusia yang mengetahui perkara-perkara ghaib.
Rasulullah juga menegaskan tentang dirinya dengan perintah Allah s.w.t. sebagai berikut: 

“Kalau saya dapat mengetahui perkara ghaib, niscaya saya dapat memperoleh kekayaan yang banyak dan saya tidak akan ditimpa suatu musibah; tidak lain saya hanyalah seorang (Nabi) yang membawa khabar duka dan membawa khabar gembira untuk kaum yang mau beriman.” (al-A'raf: 188).

Allah memberitakan tentang jinnya Nabi Sulaiman sebagai berikut: “Sungguh andaikata mereka (jin) itu dapat mengetahui perkara ghaib, niscaya mereka tidak kekal dalam siksaan yang hina.” (Saba': 14).

Selasa, 22 Mei 2012

Kenapa Ragu Menikah?

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka kaya dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32).

Krisis multidimensional yang kita alami sekarang ini menyebabkan banyak pemuda dan pemudi tidak mempunyai nyali untuk menikah dan membentuk keluarga secara resmi. Keinginan untuk menikah ada, tapi ketakutan menghadapi resiko berumah tangga lebih mendominasi. Mulai dari alasan merasa diri belum mapan, pilihan yang tidak cocok dengan selera hati sampai alasan sepele hanya gara-gara perbedaan suku seorang pemuda tidak jadi menikahi seorang muslimah baik-baik. Padahal hasrat manusiawi mereka kian bergolak dan meletup-letup, bahkan banyak yang tak sanggup mengendalikannya, hingga terjerumus ke dalam perbuatan zina, na'udzubillah…

Islam memberikan kebaikan bagi seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat nanti. Tidaklah Islam memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu melainkan padanya terdapat kemaslahatan bagi manusia, juga tidak melarang sesuatu melainkan padanya terdapat kemudharatan bagi manusia. Tidaklah Allah halalkan sesuatu melainkan untuk kebahagiaan manusia, dan tidak juga mengharamkan sesuatu melainkan sesuatu itu akan merugikan hidup manusia. Allah memerintahkan manusia untuk berbuat ma'ruf dan mencegah manusia melakukan kemungkaran, semua itu adalah untuk kebaikan manusia.

Terima Kasih Tetap Menjadi Sahabatku

 “Tetaplah menjadi dirimu sobat”. Baru saja kuletakkan gagang telepon setelah menghubungi seorang sahabat untuk sesuatu hal. Entah, rasanya Allah menuntun tangan ini untuk menekan tombol-tombol nomornya. Dan puji syukur, hari ini aku mendapatkan satu nasihat yang sangat berharga dalam hidupku.

Sebagai manusia, terkadang kita tidak sekuat yang kita banggakan, tak pernah sehebat prasangka sendiri, tak pernah setangguh bayang-bayang idealisme. Karena justru pada saat kebanggaan, prasangka diri dan bayangan kehebatan itu menjadi tameng dalam menjalani kehidupan, sesungguhnya, semua itu adalah tameng yang semu, yang tak pernah sanggup menahan sebutir debu pun untuk mengelabui mata ini, yang tak pernah bisa mencegah sehelai duri halus menembus kulit kaki kita yang terus melangkah. Adalah manusia yang sombong, yang tak pernah mengharapkan seorang sahabat sejati mengiringi setiap langkahnya, meski hanya dalam do’a.

Selasa, 17 April 2012

Terputusnya Amalan Kecuali Tiga Perkara

Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian singkat berikut. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Faedah dari hadits di atas:

Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.

Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Allah.

Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di antaranya:

Minggu, 25 Maret 2012

Tanda - Tanda Kiamat

Mari kita renungkan semoga kita sudah dpt mempersiapkan sisa hidup kita dengan sebaik2nya jangan sia2kan. Semoga kita yang belum terlambat.

1) Penaklukan Baitulmuqaddis

Dari Auf b. Malik r.a. katanya,Rasulullah s.a.w telah bersabda:

"Aku menghitung 6 perkara menjelang hari kiamat." Baginda menyebutkan salah 1) diantaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari

~ dah mulai kan ?...

(fyi, hari ini kaum  militan Yahudi sedang berusaha mengepung dan membakar masjid Al Aqsa. 

Palestina sedang mempertahankan. Mari kita berdoa beroda utk kejayaan dan kemuliaan Islam)

2) Zina bermaharajalela.
  
"Dan tinggallah manusia2 yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar  (keledai).   Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." - Sahih Muslim

~ Dah tampak kan ?...

3) Bermaharajalela alat musik.

"Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan & perubahan muka." Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab; "Apabila telah bermaharajalela bunyian (musik) & penyanyi2 wanita" - Ibnu Majah

~ S'pore Idol, Malaysian Idol, Akademi Fantasia, Audition dan macam macam lagi

Rabu, 21 Maret 2012

Sains Membuktikan Berjilbab Itu Sehat

Mengenakan jilbab atau kerudung bagi muslimah merupakan pelindung kulit yang paling ampuh, bahkan melebihi keampuhan SPF-15. "Penelitian itu saya lakukan tahun 2001," kata Pegiat di Yayasan "Kita dan Buah Hati" dr Dewi Inong Irana, Sp.KK melalui pernyataan Humas Institut Pertanian Bogor, Sabtu. Menurut dokter yang sejak tahun 1983 memakai busana Muslimah secara sempurna itu, seiring dengan bertambahnya usia maka akan terjadi perubahan kulit pada perempuan.

Ia menjelaskan, perubahan kulit tersebut di antaranya kelembaban dan kolagen berkurang, kulit menjadi kering, timbul kerut dalam otot, perubahan warna dan regenerasi sel kulit melambat. "Jadi, kaum ibu juga perlu memperhatikan faktor perusak kulit yakni sinar ultra violet, rokok, alkohol, kosmetik mengandung bahan kimia berbahaya, garam, gizi tidak seimbang dan stres," katanya.

Dikemukakannya bahwa salah satu cara menjaga kulit adalah menghindari sinar matahari, mengoleskan pelembab, makan makanan gizi seimbang, cukup istirahat, olah raga teratur, hindari stres dan rawat kulit secara teratur.

Kemudian dari situs stunninghijab.com membagikan berbagai manfaat kesehatan berdasarkan beberapa penelitian ilmiah yang ada.

( Radiasi matahari )

Seperti yang telah diketahui, sinar ultraviolet matahari dinilai berbahaya jika mengenai kulit dalam waktu tertentu. Berbagai masalah kesehatan akibat sinar UV tersebut antara lain adalah kulit keriput, kerusakan mata, hingga kanker kulit.

Para ahli kesehatan kemudian memperingatkan orang-orang untuk menggunakan sunblock demi melindungi kulit mereka. Namun saran terbaik sebenarnya adalah memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh. Sebagai informasi tambahan, pakaian yang terang dan gelap cenderung mampu merefleksikan sinar UV daripada pakaian yang berwarna pastel.

Rabu, 22 Februari 2012

Perempuan, Tidak Selemah Yang Dikira

Bila diberi kesempatan sama, perempuan mampu mengungguli laki-laki. Perlukah saling mengungguli?

Benarkah perempuan emosional dan lemah akalnya? Pertanyaan itu barangkali sering mengusik benak kaum perempuan. Sepanjang sejarah memang tidak banyak perempuan yang menjadi pemikir, pemimpin, kaum ulama, sufi, pahlawan, pemuka dan tokoh masyarakat. Dengan demikian, secara sepintas akan terlihat sebagai bukti tentang kelemahan kaum perempuan. Asumsi ini tampaknya banyak dipegang baik oleh kaum laki-laki maupun perempuan sendiri.

Tentang perbedaan laki-laki dan perempuan memang sering sekali menjadi perdebatan yang hangat dan tak pernah usai. Sebagian ada yang mati-matian menyamakan dan mensejajarkan antara keduanya. Sebagian lagi ada yang secara tegas membedakan dalam berbagai hal, dan menganggapnya sebagai kodrat atau takdir. Manakah yang benar? Tentu saja keduanya harus dipandang secara proporsional mana yang berbeda dan mana yang memiliki kesamaan.

Kesalahan dalam mempersepsikan persamaan dan perbedaan laki-laki dan perampuan bisa berakibat fatal. Propaganda yang gencar mengenai kesamaan laki-laki dan perempuan, bisa menjadi beban dan justru merugikan kaum perempuan itu sendiri. Sedangkan perbedaan yang digeneralisir dalam semua hal, juga umumnya melemahkan perempuan. Betapa banyak lebel-lebel yang dilekatkan pada perempuan yang seolah-olah merupakan kodrat yang umumnya bernada negatif. Selain kurang cerdas dan emosional, perempuan seringkali dianggap boros, santai, penakut, cerewet, tidak tegas, senang menggosip, dan lain-lain.

Dua Aliran

Pandangan stereotip terhadap karakteristik (status dan juga peran) perempuan melahirkan dua aliran besar (mainstream). Yaitu pertama teori nature (alam) yang beranggapan bahwa karakter perempuan disebabkan karena faktor biologis dan komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan tersebut menimbulkan perbedaan aspek psikologis dan intelektual. Kalau laki-laki dianggap mempunyai sifat agresif, rasioal, independen, percaya diri, pemberani, maka perempuan sebaliknya. Menurut teori ini faktor-faktor tersebut menyebabkan problem ketergantungan. Karena itulah, perempuan dianggap sukar untuk maju dan berkembang, sehingga kurang memiliki peranan di masyarakat.

Selasa, 14 Februari 2012

Mengingat Mati

Perbanyaklah mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan (kematian). (HR. Tirmidzi)

Seorang ulama pernah berkata, "Selain Allah, sesuatu yang paling sering dilupakan manusia adalah kematian." Padahal kematian menjadi sebuah fenomena nyata yang selalu disaksikan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Kematian keluarga, tetangga atau orang-orang yang tidak kita kenal yang dapat diketahui dari berita-berita kematian di berbagai media massa, selalu terjadi setiap saat.

Begitulah kenyataannya, pengalaman manusia ketika ditinggalkan mati oleh sanak kerabatnya jarang sekali bisa membuat ia sadar bahwa ia juga akan seperti yang meninggal itu. Ketika ia turut mengusung keranda, jarang sekali ia merasa bahwa pada suatu saat ialah akan diusung begitu. Pada saat ia ikut meletakkan atau menyaksikan sang mayit diletakkan dalam rongga sempit di dalam tanah, ia tidak berfikir bahwa ia juga nanti pasti akan mengalami hal serupa.

Banyak manusia yang tidak sadar bahwa detak jantung yang belalu, denyut nadi yang bergetar serta detik-detik yang terlewat sesungguhnya merupakan langkah-langkah pasti yang akan semakin mendekatkan kita pada titik takdir kematian. Karena tidak disadari, maka kematian datangnya tampak selalu mendadak. Banyak terjadi, manusia yang dicabut nyawanya dalam keadaan sedang bergembira ria. Kemana pun kita berlari, dan di mana pun kita berada, mati akan datang merenggut. Ini suatu kepastian. Kita hanya menunggu giliran.

"Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri darinya itu, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu semua akan dikembalikan ke Dzat yang Maha Mengetahui segala yang ghaib serta yang nyata." (QS. Jum'ah:8).

Rabu, 18 Januari 2012

Tiga Tipe Perempuan

Islam tentu sangat memperhatikan kaum perempuan, dimana hal tersebut tidak berlaku dalam ajaran-ajaran sebelum kedatangan Islam. Posisi perempuan begitu penting (dipentingkan) sehingga sering terdengar suatu ungkapan bahwa tegaknya suatu negara (kelompok) sangat tergantung dengan perilaku perempuan dalam kelompok tersebut. Mungkin ada yang menganggap ini berlebihan, meski tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan sangat berdekatan dengan kesuksesan dan juga kegagalan!

Dalam ajaran Islam, laki-laki dan perempuan tidak dibedakan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Keduanya memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha berbuat yang terbaik bagi diri, keluarga dan masyarakatnya. Jelasnya, Alqur'an tidak membedakan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan. Beberapa ayat menjelaskan hal tersebut:

"Barangsiapa yang melakukan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia mukmin, mereka akan masuk surga ..." (QS. 4:124, 40:40)

"Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia mukmin, kami hidupkan dia dalam kehidupan yang baik ..." (QS. 16:97)

"Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beriman diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan ..." (QS. 3:195)

"Tidaklah boleh bagi mukmin laki-laki dan perempuan merasa keberatan bila Allah telah memutuskan sesuatu perkara ..." (QS. 33:36)

"Orang-orang beriman laki-laki dan perempuan satu sama lain saling melindungi. Mereka sama-sama menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mentaati Allah dan Rasul-Nya. Allah menyayangi mereka ..." (QS. 9:71)

Minggu, 01 Januari 2012

Mitos Tahun Baru

Waktu berjalan sesuai dengan karakteristiknya. Berlalu sesuai dengan tabiatnya yakni cepat terlewat tanpa terasa dan tidak pernah dapat kembali.
Sayangnya, oleh kebanyakan manusia selalu diidentikkan dengan meriahnya pesta pora dan kegembiraan. Mulai dari pesta kembang api dan petasan, terompet, musik, makan-makan, bergadang dan trek- trekan (balap kendaraan di jalan umum) sepanjang malam serta berbagai hiburan lainnya yang lebih sering justru berisi maksiat, bahkan dosa.

Tahun baru, sebagai mana tradisi ulang tahun, bagi mereka mungkin dianggap sebagai wujud panjang usia yang berarti pula bertambahnya kesempatan hidup. Karenanya, mereka merasa harus merayakannya semeriah dan seheboh mungkin. Padahal pada hakikatnya pertambahan tahun bukan berarti bertambahnya kesempatan hidup tetapi sebaliknya merupakan pengurangan jatah usia. Itu berarti, bertambahnya waktu sebetulnya, hanya mendekatkan kita pada titik takdir kematian.

Waktu adalah Kehidupan

Imam Hasan al-Bashri pernah berkata, "Tidaklah sebuah hari itu berlalu kecuali setiap terbit matahari ada seruan: Hai anak cucu Adam, Aku adalah ciptaan yang baru, aku menjadi saksi atas perbuatanmu, maka berbekallah dariku, karena sesungguhnya aku, jika telah berlalu, tidak akan kembali sampai datang hari kiamat nanti."