Hari Jumat merupakan hari raya tiap pekan;
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ، إِنَّ هَذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ عِيدًا، فَاغْتَسِلُوا، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ
“Wahai kaum muslimin, sesungguhnya saat ini adalah hari yang dijadikan
oleh Allah sebagai hari raya untuk kalian. Karena itu, mandilah dan kalian
harus menggosok gigi.” (H.r. Tabrani dalam Mu’jam Ash-Shaghir, dan dinilai
sahih oleh Al-Albani)
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
إِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَة يَوْمُ عِيدٍ ، فَلَا تَجْعَلُوا يَوْم عِيدكُمْ يَوْم صِيَامكُمْ , إِلَّا أَنْ تَصُومُوا قَبْله أَوْ بَعْده
“Sesungguhnya, hari Jumat adalah hari raya. Karena itu, janganlah kalian
jadikan hari raya kalian ini sebagai hari untuk berpuasa, kecuali jika kalian
berpuasa sebelum atau sesudah hari Jumat.” (H.r. Ahmad dan Hakim; dinilai sahih
oleh Syu’aib Al-Arnauth)
Hari Jumat merupakan “yaumul mazid” (hari tambahan) bagi penduduk surga
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أتاني جبريل وفي يده كالمرآة البيضاء فيها كالنكتة السوداء فقلت يا جبريل ما هذه قال الجمعة قال قلت وما الجمعة قال لكم فيها خير قال قلت وما لنا فيها قال يكون عيدا لك ولقومك من بعدك ويكون اليهود والنصارى تبعا لك قال قلت وما لنا فيها قال لكم فيها ساعة لا يوافقها عبد مسلم يسأل الله فيها شيئا من الدنيا والآخرة هو له قسم إلا أعطاه إياه أو ليس بقسم إلا ادخر له عنده ما هو أفضل منه أو يتعوذ به من شر هو عليه مكتوب إلا صرف عنه من البلاء ما هو أعظم منه قال قلت له وما هذه النكتة فيها قال هي الساعة هي تقوم يوم الجمعة وهو عندنا سيد الأيام ونحن ندعوه يوم القيامة ويوم المزيد قال قلت مم ذاك قال لأن ربك تبارك وتعالى اتخذ في الجنة واديا من مسك أبيض فإذا كان يوم الجمعة هبط من عليين على كرسيه تبارك وتعالى ثم حف الكرسي بمنابر من ذهب مكللة بالجواهر ثم يجيء النبيون حتى يجلسوا عليها وينزل أهل الغرف حتى يجلسوا على ذلك الكثيب ثم يتجلى لهم ربك تبارك وتعالى ثم يقول سلوني أعطكم قال فيسألونه الرضى فيقول رضائي أحلكم داري وأنيلكم كراسي فسلوني أعطكم قال فيسألونه قال فيشهدهم أنه قد رضي عنهم قال فيفتح لهم ما لم تر عين ولم تسمع أذن ولا يخطر على قلب بشر قال وذلكم مقدار انصرافكم من يوم الجمعة …. قال فليسوا إلى شيء أحوج منهم إلى يوم الجمعة ليزدادوا إلي ربهم نظرا وليزدادوا منه كرامة
Jibril pernah mendatangiku, dan di tangannya ada sesuatu seperti kaca
putih. Di dalam kaca itu, ada titik hitam. Aku pun bertanya, “Wahai Jibril, ini
apa?” Beliau menjawab, “Ini hari Jumat.” Saya bertanya lagi, “Apa maksudnya
hari Jumat?” Jibril mengatakan, “Kalian mendapatkan kebaikan di dalamnya.” Saya
bertanya, “Apa yang kami peroleh di hari Jumat?” Beliau menjawab, “Hari jumat
menjadi hari raya bagimu dan bagi kaummu setelahmu. Sementara, orang Yahudi dan
Nasrani mengikutimu (hari raya Sabtu–Ahad).” Aku bertanya, “Apa lagi yang kami
peroleh di hari Jumat?” Beliau menjawab, “Di dalamnya, ada satu kesempatan
waktu; jika ada seorang hamba muslim berdoa bertepatan dengan waktu tersebut,
untuk urusan dunia serta akhiratnya, dan itu menjadi jatahnya di dunia, maka
pasti Allah kabulkan doanya. Jika itu bukan jatahnya maka Allah simpan untuknya
dengan wujud yang lebih baik dari perkara yang dia minta, atau dia dilindungi
dan dihindarkan dari keburukan yang ditakdirkan untuk menimpanya, yang nilainya
lebih besar dibandingkan doanya.” Aku bertanya lagi, “Apa titik hitam ini?”
Jibril menjawab, “Ini adalah kiamat, yang akan terjadi di hari Jumat. Hari ini
merupakan pemimpin hari yang lain menurut kami. Kami menyebutnya sebagai
“yaumul mazid”, hari tambahan pada hari kiamat.” Aku bertanya, “Apa sebabnya?”
Jibril menjawab, “Karena Rabbmu, Allah, menjadikan satu lembah dari minyak
wangi putih. Apabila hari Jumat datang, Dia Dzat yang Mahasuci turun dari
illiyin di atas kursi-Nya. Kemudian, kursi itu dikelilingi emas yang dihiasi
dengan berbagai perhiasan. Kemudian, datanglah para nabi, dan mereka duduk di
atas mimbar tersebut. Kemudian, datanglah para penghuni surga dari kamar
mereka, lalu duduk di atas bukit pasir. Kemudian, Rabbmu, Allah, Dzat yang
Mahasuci lagi Mahatinggi, menampakkan diri-Nya kepada mereka, dan berfirman,
“Mintalah, pasti Aku beri kalian!” Maka mereka meminta ridha-Nya. Allah pun
berfirman, “Ridha-Ku adalah Aku halalkan untuk kalian rumah-Ku, dan Aku jadikan
kalian berkumpul di kursi-kursi-Ku. Karena itu, mintalah, pasti Aku beri!”
Mereka pun meminta kepada-Nya. Kemudian Allah bersaksi kepada mereka bahwa
Allah telah meridhai mereka. Akhirnya, dibukakanlah sesuatu untuk mereka, yang
belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan tidak pernah
terlintas dalam hati seseorang. Dan itu terjadi selama kegiatan kalian di hari
jumat …. sehingga tidak ada yang lebih mereka nantikan, melebihi hari Jumat,
agar mereka bisa semakin sering melihat Rabb mereka dan mendapatkan tambahan
kenikmatan dari-Nya.” (H.r. Ibnu Abi Syaibah, Thabrani dalam Al-Ausath, Abu
Ya’la dalam Al-Musnad, dan statusnya hasan atau sahih, sebagaimana keterangan
Abdul Quddus Muhammad Nadzir)