Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Tampilkan postingan dengan label Baginda Rasul. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Baginda Rasul. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 September 2014

Sholawat Yang Sah, Waktu Serta Tempat Mengucapkannya

Allah Azza Wajalla berfirman : " Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-MalaikatNya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan ucapkanlah salam kepadanya dengan sungguh-sungguh." (Al-Ahzab:56).

Bersholawat ternyata bukan sekadar bentuk beribadah yang diperintahkah Allah saja, akan tetapi ia sebagai bentuk dari implementasi tauhid. Implementasi ini adalah konsekuensi cinta kita kepada Rosulullah Shollallahu Wa "alaihi Wasallam (Tidak hanya sekadar aku bersaksi Muhammad utusan Allah saja).

Abdurrahman bin Abi Lailah, ia berkata: " Saya berjumpa dengan Ka'ab bin Ujrah, lalu ia berkata: " Maukah aku hadiahkan kepadamu satu hadiah yang aku pernah mendengarnya dari Nabi Shollallahu Wa "alaihi Wasallam?" Jawabku: " Boleh Hadiahkanlah ia kepadaku!' Ia berkata: " Kami (para sahabat) pernah bertanya kepada Rosulullah: ' Bagaimana cara bershalawat kepadamu wahai ahlul bait, karena sesungguhnya Allah telah mengajarkan kepada kami bagaimana caranya memberi salam kepadamu, maka bagaimanakah cara kami bershalawat kepadamu'

Beliau menjawab: Ucapkanlah oleh kalian: " ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD KAMA SHOLLAITA 'ALA IBROHIM WA 'ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDUN MAJID. ALLAHUMMA BAARIK 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD KAMA BAARAKTA 'ALA IBROHIM WA' ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDUN MAJID'. ( HR.Al-BUKHORI 3/118, Muslim 2/16 dan lainnya)

Shalawat yang sunnah masih ada 7 lafaz lagi yang berasal dari Rosullallah, baca selanjutnya kitab sifat shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu wa 'Alaihi Wa sallam karya Ustad Abdul Hakim bin Amir Abdat. Juga baca Sifat Shalat Nabi Karya Syaikh Al-Bany. Sebaiknya kaum muslim wajib membelinya agar lafaznya pas, bukan sekadar lafaz latin di atas.

Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil-dalil yang shahih adalah:

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma shollii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad.
"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad”.
[SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].

Kemudian terdapat riwayat-riwayat yang Shahih dalam delapan riwayat, yaitu :

Rabu, 09 Juli 2014

Canda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam

Sebagai Panutan umat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun melakukan apa yang itu dinamakan Bercanda. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits yang menceritakan seputar bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)

Di surga tuh gak ada namanya nenek-nenek

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam  juga pernah bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada Allah agar Allah memasukkan aku ke surga .”
Maka Nabi Shalallahu alaihi wa sallam  berkata kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya surga itu tidak dimasuki orang yang sudah tua.”
Maka wanita tua itu pun menangis, karena ia memahami apa adanya.
Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam  memahamkannya, bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.

Lalu Nabi Shalallahu alaihi wa sallam  membaca firman Allah Subhanahu wata'ala :
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) itu dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al Waqi’ah: 35-37)

Apakah orang yang mengundangku yang matanya ada putih-putihnya ?

Zaid bin Aslam berkata, Ada seorang wanita bernama Ummu Aiman datang ke Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya suamiku mengundangmu.”
Nabi berkata, “Siapakah dia, apakah dia orang yang matanya ada putih-putihnya?.”
Ia berkata, “Demi Allah tidak ada di matanya putih-putih!.”
Maka Nabi berkata. “Ya, di matanya ada putih-putih.”
Maka wanita itu berkata, “Tidak, demi Allah.”
Nabi berkata, “Tidak ada seorang pun kecuali di matanya ada putih-putihnya.”
(Az-Zubair bin Bakar dalam “Al Fakahah wal Mizah” dan Ibnu Abid-Dunya).
Yang dimaksud dalam hadits ini adalah putih yang melingkari hitamnya bola mata .

Makan kurma dengan biji-bijinya

Rabu, 19 Maret 2014

Seberkas Sinar Awal Mula Kenabian Muhammad SAW

Al-Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dalam Shahih mereka mencantumkan sebuah kisah agung yang sarat dengan pelajaran dan Ibrah, bersumber dari Ummul Mukminin Aisyah r.ha, dia bercerita bahwa:

“Awal mula diturunkannya wahyu kepada Rasulullah Saw adalah dengan diperlihatkannya kepada beliau Saw mimpi yang baik. Dan tidaklah beliau Saw bermimpi melainkan mimpi itu seperti terangnya waktu shubuh. Lalu timbul kesenangan untuk berKhalwah (menyepi), maka beliau pun menyendiri di Gua Hira’.

Beliau beribadah beberapa malam di sana sebelum kembali kepada keluarganya dan meminta bekal secukupnya, setelah itu beliau pun kembali kepada Khadijah r.ha dan berbekal kembali secukupnya sampai datang Al-Haq kepadanya ketika beliau berada di Gua Hira’.

Maka datanglah seorang malaikat seraya mengatakan, “Bacalah..!!”
Beliau Saw menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”
Lalu dia (malaikat) menarikku dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa kepayahan, lalu ia melepasku. Kembali ia mengatakan, “Bacalah..!!”
Beliau Saw menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”
Lalu dia (malaikat) menarikku untuk kedua kalinya dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa kepayahan lalu ia melepaskanku. Dia tetap memerintahkan, “Bacalah..!!”
Beliau Saw menjawab, “Saya tidak bisa membaca.”
Lalu dia (malaikat) menarikku untuk ketiga kalinya dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa kepayahan, lalu melepaskanku kemudian mengatakan,
“Bacalah dengan (menyebut) Nama Robb-mu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Robb-mulah yang Maha pemurah.”
Kemudian beliau Saw pulang dalam keadaan hatinya gemetar ketakutan. Beliau Saw menemui Khadijah binti Huwailid r.ha seraya berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.”
Maka beliau pun diselimuti hingga hilang dari diri beliau rasa takut tersebut. Beliau Saw pun bercerita kepada Khadijah r.ha tentang kejadian yang dialaminya, beliau Saw mengadukan: “Sungguh aku mengkhawatirkan diriku,”
Jawab khodijah r.ha menenangkan: “Demi Allah Swt, janganlah engkau merasa khawatir, Allah Swt tidaklah akan merendahkanmu selamanya, sesungguhnya engkau adalah seorang yang menyambung tali silaturahim, engkau telah memikul beban orang lain, engkau suka membantu seorang yang kesulitan, engkau menjamu para tamu, dan selalu membela kebenaran.”

Lalu ia mengajak Rasulullah Saw menemui Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdil Uzza anak paman Khadijah, dan beliau adalah seorang Nasrani pada masa jahiliyyah. Waroqoh pandai menulis kitab dengan bahasa Ibrani, maka Ia pun menulis Injil dengan bahasa Ibrani sesuai dengan kehendak Allah Swt.

Waroqoh adalah seorang yang telah lanjut usia lagi buta, maka Khadijah r.ha berkata kepada beliau: “Wahai anak pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh anak saudaramu (keponakan) ini,”
Lalu Ia mengatakan: “Wahai keponakanku, kejadian apa yang telah engkau lihat?
Lalu Rasulullah Saw menceritakan semua peristiwa yang beliau alami..
Mendengar penuturan itu lantas Waroqoh mengatakan: “Sesungguhnya dia adalah Namus yang dahulu juga telah mendatangi Musa. Aduhai seandainya di saat-saat itu aku masih muda, dan seandainya kelak aku masih hidup tatkala engkau diusir oleh kaummu.”
Lantas Rasulullah Saw mengatakan: “Apakah mereka akan mengusirku..?!!”
Ia menjawab, “Benar, tidaklah datang seorang pun yang membawa ajaran seperti apa yang engkau bawa melainkan ia akan diusir, dan seandainya aku menjumpai hari itu, aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga.”
Tidak berselang lama Waroqoh pun meninggal dunia, dan wahyu tengah terputus.

Minggu, 23 Februari 2014

Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Gunung

Tidak hanya mampu berdialog dengan binatang saja mukjizat yang dimiliki oleh Rasulullah Saw, namun juga mampu berdialog dengan gunung, yang merupakan ciptaan Allah yang tidak bernyawa.

Ketika membutuhkan air, Beliau perintahkan gunung itu menuruti perintah Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw adalah sosok yang selalu dekat dengan umatnya, terbukti dengan seringnya Beliau melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu desa ke desa lainnya agar lebih mengenal umatnya.

Dalam perjalanan yang dilakukan kali ini, Rasulullah Saw mengajak salah satu sahabatnya yang bernama Uqa’il bin Abi Thalib untuk menemani.

Di perjalanan, ada seorang nenek yang tergeletak lemah di jalanan, wajahnya yang tua renta semakin terlihat menyedihkan akibat pucat dan lemas kondisi tubuhnya.

“Apa yang terjadi dengan engkau Wahai Ibu?” tanya Rasulullah Saw.

Nenek yang kondisinya lemah itu pun menjawab, “Ak…akkkuuuu laaa…paar..”

Mendengar jawaban itu, Rasulullah Saw yang pada saat itu membawa bekal secukupnya, langsung memberikan bekalnya, hingga habislah bekal Rasulullah Saw kala itu.

Meskipun tanpa bekal sedikit pun, Rasulullah Saw dan Uqa’il tetap melanjutkan perjalanan. Setelah perjalanan panjang ditempuh dengan melewati gurun yang panas dan kering, kondisi Rasulullah Saw dan Uqa’il menjadi melemah karena banyak sekali tenaga yang terkuras untuk melewati hamparan pasir dan panasnya yang membuat dahaga semakin hebat.

Sesampainya di daerah pegunungan, Rasulullah Saw merasa sangat haus dikarenakan jauhnya perjalanan melewati gurun. Lalu Beliau menyuruh Uqa’il untuk mencari minuman dan buah untuk megisi perut.

Uqa’il pun menuruti perintah Nabi Muhammad Saw, ditelusurinya gunung untuk mencari sumber air dan pepohonan untuk diambil buahnya, namun Uqa’il tidak mendapati sumber air dan hanya buah-buahan saja yang ia dapat.

“Ya Rasul, aku tidak mendapati air di gunung ini, padahal aku sudah mengelilinginya, namun belum aku temukan juga,” ujar Uqa’il.

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Rasululullah Saw bersabda, “Hai Uqa’il, dakilah gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan ‘Jika padamu ada air, berilah aku minum’,” tutur Rasulullah Saw.

Mendengar jawaban Rasulullah Saw yang tidak masuk akal itu, membuat Uqa’il kebingungan dan tidak mengerti. Namun Uqa’il tetap pergi melaksanakan perintah sembari bertanya-tanya dalam hati,

“Apakah Rasul bersungguh-sungguh dengan ucapannya, apa yang harus aku lakukan, menyampaikan salamnya ataukah hanya diam dan balik ke Beliau lagi,” ujar Uqa’il dalam hati.

Sabtu, 15 Februari 2014

Shalawat Nabi Muhammad SAW

Anda Pasti meneteskan air mata mendengar berita ini. Terutama permohonan Malaikat Isrofil A.s kepada Allah Swt.

Rasulullah Saw telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril A.s, Mikail A.s, Israfil A.s, dan Izrail A.s telah berkata kepadaku.

Berkata Jibril A.s : “Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca shalawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”

Berkata pula Mikail A.s : “Mereka yang bershalawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.”

Berkata pula Isrofil A.s : “Mereka yang bershalawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah Swt dan aku TIDAK AKAN mengangkat kepalaku sehingga Allah Swt mengampuni orang itu (yang bershalawat).”

Malaikat Izrail A.s pula berkata : “Bagi mereka yang bershalawat kepadamu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi.”

Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah Saw?
Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat ke atas Rasulullah Saw.
Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk bershalawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw.

Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah Swt, Rasul, dan para malaikat.
Bacaan Shalawat Nabi sangat beragam, ini adalah satu dari beragam itu.

Ya Nabi Salam ‘Alaika Ya Rosuul salam ‘Alaika Ya Habiib salam ‘Alaika Shalawatulloh ‘Alaika.

Dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Al Qur’an S. Al-Ahzab ayat 56)

Nabi Muhammad Saw bersabda: “Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawat itu menjadi zakat penghening jiwa pembersih dosa bagimu”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih).

Dari Abu Hurairah r.a diberitakan Nabi Muhammad Saw bersabda: “Janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kubur dan menjadikan kuburku sebagai persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada”. (HR. An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad serta dishahihkan oleh An-Nawawi).

Allahumma shalli ‘ala sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad (sholullahu ‘alaihi wasalam)

Minggu, 09 Februari 2014

Kisah Batang Pohon Berjalan Mendekati Rasulullah SAW

Imam Ahmad bin Hambal r.a mengetengahkan sebuah hadis berasal dari Thalhah bin Nafi’ yang menuturkan sebagai berikut:

Pada suatu hari, Malaikat Jibril A.s datang kepada Rasulullah Saw, pada saat itu beliau sedang duduk bersedih hati. Bagian tubuhnya tampak berlumuran darah akibat serangan seorang dari kaum musyrikin mekkah.

Kepada beliau malaikat Jibril A.s bertanya, ”Ya Rasulullah, Anda kenapa?”
Beliau menjawab, bahwa baru saja seorang musyrik menyerang beliau.
Jibril A.s bertanya lagi, ”Maukah anda jika aku perlihatkan kepada anda suatu tanda yang membuktikan kenabian Anda?”
Beliau menjawab, ”Baiklah.” Pada saat Rasulullah Saw sedang memandang sebatang pohon di seberang lembah,
Jibril A.s berkata, ”Panggillah pohon itu!”
Seketika itu juga pohon yang di panggil berjalan hingga tiba di hadapan Rasulullah Saw.
Malaikat Jibril A.s lalu berkata lagi, ”Suruhlah dia kembali ke tempatnya.”
Beliau lalu menyuruh pohon itu kembali ke tempat semula. Kemudian pohon itu bergerak dan berjalan pulang ke tempatnya.

Saat itu Rasulullah Saw berkata kepada malaikat Jibril A.s, “Cukup, itu cukup bagiku.”

Jumat, 31 Januari 2014

Kisah Matahari Tunduk Pada Rasulullah Saw

Bukan hanya mukjizat bulan saja yang mampu dibelah oleh Rasulullah SAW, matahari pun juga tunduk atas perintahnya sebagai bagian dari mukjizat Rasulullah SAW. Mukjizat itu ditunjukkannya di hadapan Raja Habib yang membuatnya terpukau dan masuk islam.

Pada zaman jahiliyah terdapat seorang raja bernama Raja Habib Ibnu Malik di kota Syam. Orang arab memberinya gelar “Raihanah Quraisyin.”

Raja Habib saat itu masih menyembah patung dan memiliki putri yang cacat di bagian kaki, tangan dan matanya pun buta.

Pada suatu hari Raja Habib bersama pasukannya berjumlah 12 ribu orang singgah di Athbah, yakni suatu tempat di dekat Makkah. Maka datanglah Abu Jahal beserta pengikutnya untuk memberikan berbagai hadiah kepada Raja Habib. Setelah itu Abu Jahal dipersilahkan duduk di sebelah kanan Raja Habib.

“Wahai Abu Jahal, katakan kepadaku tentang Muhammad,” kata Raja Habib yang sudah lama mendengar nama Muhammad.

“Sebenarnya kami telah mengenal Muhammad itu sejak dia kecil, orangnya sungguh amanah dan setiap perkataannya benar. Namun sejak umur Muhammad meningkat 40 tahun, dia telah berani mencela Tuhan kita dan dia membawa agama baru yang datangnya bukan dari nenek moyang kita,” jelas Abu Jahal.

Tantangan Raja.

Raja Habib kemudian ingin bertemu langsung dengan Rasulullah Saw. Maka datanglah Rasulullah Saw beserta Abu Bakar Ash Shiddiq r.a dan Siti Khadijah r.ha. Wajah Rasulullah Saw saat itu terlihat memancarkan cahaya yang suci.

“Wahai Muhammad, kamu pun tahu bahwa setiap Nabi itu ada mukjizatnya, jadi apakah mukjizat kamu itu?” tanya Raja Habib.
“Katakan saja apa yang kamu kehendaki?” tutur Rasulullah Saw.
“Aku ingin matahari itu terbenam dan bulan pula hendak turun ke bumi dan kemudian terbelah menjadi dua, setengah bagian bulan itu kemudian masuk di bajumu dan sebagian keluar melalui lengan bajumu yang kanan. Setelah itu bulan hendaklah berkumpul menjadi satu di atas kepalamu dan bersaksi atasmu, kemudian bulan itu kembali ke langit. Sesudah itu hendaklah matahari yang tenggelam muncul kembali,” pintanya.
“Apakah kamu mau beriman kepadaku setelah aku melakukan segala apa yang kamu kehendaki?” tanya Rasulullah Saw.
“Ya, aku akan beriman kepadamu setelah kamu dapat membuktikan segala isi hatiku,” janjinya.
Rasulullah saw pun keluar lalu pergi mendaki gunung Abi Quais, kemudian Baginda mengerjakan shalat dua rakaat lalu berdoa kepada Allah Swt. Setelah berdo’a maka turunlah malaikat Jibril A.s bersama 12 ribu malaikat yang memegang panah di tangan mereka.

“Wahai kekasihku, janganlah kamu takut dan bersusah hati.
Aku senantiasa bersamamu, ketahuilah sesungguhnya Allah Swt telah menundukkan matahari, bulan, malam dan siang.
Sesungguhnya Raja Habib itu mempunyai seorang puteri yang tidak mempunyai kedua tangan, kedua kaki dan tidak mempunyai kedua mata.
Katakan kepadanya bahwa Allah Swt telah mengembalikan kedua tangannya, kedua kakinya dan kedua matanya,” ujar Malaikat Jibril A.s.

Sabtu, 25 Januari 2014

Kisah Mata Rasulullah Saw Tembus Pandang

Setelah pulang dari perjalanan Isr’ Mi’raj, banyak hal yang serba tidak masuk akal ditanyakan oleh orang kafir. Sampai bentuk bangunan Masijidil al Aqsha, keadaan sekitarnya, jumlah pintu pun mereka tanyakan. Maka turunlah mu’jizat, sehingga jarak pandang Beliau tembus sampai ke Masjid Al Aqsha.

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbas dan Aisyah r.ha ( istri Rasulullah Saw) bahwa suatu pagi yang cerah tanggal 27 Rajab tahun ke 11 kerasulan Muhammad Saw, Rasulullah Saw duduk merenung sedih seraya bersabda,

“Perjalanan Isra’ Mi’rajku semalam dan waktu subuh aku telah tiba di Makkah, kurasakan benar akan menimbulkan banyak orang yang tidak mempercayaiku.”

Secara kebetulan, Abu Jahal lewat di depan Rasulullah Saw. Melihat kemenakannya yang tampak sedang sedih, ia kemudian menghampirinya.

“Hai Muhammad, sepertinya ada hal penting yang Engkau pikirkan,” katanya.
“Benar paman, semalam aku baru menempuh perjalanan jauh,” jawab Rasulullah Saw.
“Perjalanan jauh kemanakah sehingga membuat Engkau meratapinya,” ujar Abu Jahal lagi.

Isra’ Mi’raj

Rasulullah Saw pun lantas menjelaskan tentang peristiwa yang luar biasa yang baru saja Beliau alami tersebut kepada pamannya, bahwa semalam Beliau telah melakukan sebuah perjalanan jauh yakni ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis.

Setelah menyimak cerita Rasulullah Saw, Abu Jahal pun lantas bertanya kepada kemenakannya tersebut seraya mengekspesikan ketidak percayaannya akan semua apa yang baru saja dialami oleh Rasulullah Saw.

“Kalau pun memang engkau semalam telah melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha, apakah mungkin sekarang engkau sudah berada di sini dan apakah engkau berani mengabarkan peristiwa gila ini kepada kaummu?” ucap Abu Jahal.

Melihat Abu Jahal yang sepertinya sangat tidak percaya akan semua yang Beliau alami, maka ketika Abu Jahal menantang Beliau untuk mengabarkan peristiwa luar biasa kepada penduduk Makkah.

Setelah banyak orang yang berkumpul, Rasulullah saw pun menyampaikan kepada kaumnya seraya bersabda, “Wahai kaumku, ketahuilah bahwa semalam aku baru menempuh perjalanan jauh.”
Salah seorang dari kaum itu bertanya. “Kemana?”
Rasulullah Saw pun menjawab dengan tegas, “Ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis,”.
“Dan pagi ini kamu sudah berada di sini, hai Muhammad?” tanya seorang kaum itu yang keheranan.
“Benar, dan inilah kekuasaan Allah Swt, wahai kaumku!” sabda Rasulullah Saw menjelaskan.

Mata Rasulullah Saw Tembus Pandang

Tiba-tiba seorang dari Bani ‘Adi bernama Muth’im bin ‘Adi menerobos kerumunan orang dan maju ke depan dan berkata lantang,
“Hai Muhammad, sebelum hari ini, aku membenarkan ucapanmu.
Tetapi sejak detik ini aku mendustakanmu, sebab aku biasa ke Baitul Maqdis dengan berkendara unta membutuhkan waktu sebulan penuh untuk sampai kesana.
Demikian juga pulangnya ke Makkah.
Kalau engkau memang benar semalam telah ke Baitul Maqdis aku mempunyai pertanyaan untukmu, Berapakah jumlah pintu Masjid al-Aqsha/Baitul Maqdis?”

Rabu, 15 Januari 2014

Cara Berdo’a Rasulullah SAW

Do’a adalah ibadah, bahkan ia adalah intinya ibadah. Oleh karena do’a itu adalah ibadah, maka tentu ada aturan dan tuntunan dari Rasulullah Saw, diantara tuntunannya adalah sebagai berikut :

Syarat-syarat dalam do’a dan adab-adabnya :

1.      Ikhlas, Allah Swt berfirman :

فادعوا الله مخلصين له الدين و لو كره الكافرون

“ Maka serulah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai “ ( QS. 40 : 14 )

2.      Mentaati ketentuan Allah ( QS. 2 : 186 )

3.      Menjauhi yang haram; dalam makan, minum dan pakaian, Rasulullah Saw bersabda :

ثم ذكر الرجليمد يديه إلى السماء  يا رب يا رب  و مطعمه حرام و مشربه حرام  و غذي بالحرام فأنى يستجاب له

“  … Kemudian Rasulullah Saw menyebut seorang laki-laki … mengangkat kedua tangannya ke langit ( seraya berdo’a ) Ya Tuhan, ya Tuhan, sedangkan makanannya haram, minumannya haram dan ia diberi makan yang haram, Bagaimana mungkin akan di kabulkan do’anya ? “ ( HR. Muslim )

4.      Dengan menghadirkan hati, Rasulullah Saw bersabda :

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يقبل الدعاء من قلب غافل لاه

 ”Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa    Allah tidak menerima do’a dari hati yang lalai “ ( HR. Hakim )

5.      Bersungguh-sungguh dalam berdo’a dan yakin akan dikabulkan, Rasulullah Saw bersabda  :

اذا دعا أحدكم فلا يقل : اللهم اغفرلى إن شئت و ليعزم المسألة

Apabila seorang dari kalian berdo’a, janganlah dengan mengatakan : Ya Allah ampunilah aku, jika Engkau kehendaki, tetapi hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam berdo’a “ (HR. Muslim)

6.      Tidak tergesa-gesa, Rasulullah Saw bersabda :

يستجاب لأحدكم مالم يعجل يقول : دعوت فلم يستجب لى

Akan dikabulkan do’a seorang dari kalian selama tidak tergesa-gesa, dengan mengatakan : aku telah berdo’a tetapi belum juga terkabul “ ( HR. Bukhari dan Muslim )

7.      Memperbanyak do’a dan mengulang-ulangnya tiga kali, Rasulullah Saw bersabda :

كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا دعا دعا ثلاثا و إذا سأل سأل ثلاثا

”Adalah Rasulullah saw, apabila berdo’a dengan mengulangnya tiga kali dan apabila memohon dengan mengulangnya tiga kali “ ( HR. Bukhari dan Muslim )