La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim - Semoga Jalan Kami Jalan Fisabilillah - (Insya Allah)
Cari Berkah
Tampilkan postingan dengan label Baginda Rasul. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Baginda Rasul. Tampilkan semua postingan
Selasa, 28 Januari 2025
Senin, 15 September 2014
Sholawat Yang Sah, Waktu Serta Tempat Mengucapkannya
Allah Azza
Wajalla berfirman : " Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-MalaikatNya
bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kepadanya dan ucapkanlah salam kepadanya dengan sungguh-sungguh."
(Al-Ahzab:56).
Bersholawat
ternyata bukan sekadar bentuk beribadah yang diperintahkah Allah saja, akan
tetapi ia sebagai bentuk dari implementasi tauhid. Implementasi ini adalah
konsekuensi cinta kita kepada Rosulullah Shollallahu Wa "alaihi Wasallam
(Tidak hanya sekadar aku bersaksi Muhammad utusan Allah saja).
Abdurrahman
bin Abi Lailah, ia berkata: " Saya berjumpa dengan Ka'ab bin Ujrah, lalu
ia berkata: " Maukah aku hadiahkan kepadamu satu hadiah yang aku pernah
mendengarnya dari Nabi Shollallahu Wa "alaihi Wasallam?" Jawabku:
" Boleh Hadiahkanlah ia kepadaku!' Ia berkata: " Kami (para sahabat)
pernah bertanya kepada Rosulullah: ' Bagaimana cara bershalawat kepadamu wahai
ahlul bait, karena sesungguhnya Allah telah mengajarkan kepada kami bagaimana
caranya memberi salam kepadamu, maka bagaimanakah cara kami bershalawat
kepadamu'
Beliau
menjawab: Ucapkanlah oleh kalian: " ALLAHUMMA SHOLLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA
ALI MUHAMMAD KAMA SHOLLAITA 'ALA IBROHIM WA 'ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDUN
MAJID. ALLAHUMMA BAARIK 'ALA MUHAMMAD WA 'ALA ALI MUHAMMAD KAMA BAARAKTA 'ALA
IBROHIM WA' ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDUN MAJID'. ( HR.Al-BUKHORI 3/118,
Muslim 2/16 dan lainnya)
Shalawat
yang sunnah masih ada 7 lafaz lagi yang berasal dari Rosullallah, baca
selanjutnya kitab sifat shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu wa 'Alaihi
Wa sallam karya Ustad Abdul Hakim bin Amir Abdat. Juga baca Sifat Shalat Nabi
Karya Syaikh Al-Bany. Sebaiknya kaum muslim wajib membelinya agar lafaznya pas,
bukan sekadar lafaz latin di atas.
Lafazh
bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil-dalil yang shahih adalah:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma
shollii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad.
"Ya
Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad”.
[SHAHIH. HR.
At-Thabrani melalui dua isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-Zawaid 10/120 dan
Shahih At- Targhib wat Tarhib 1/273].
Kemudian
terdapat riwayat-riwayat yang Shahih dalam delapan riwayat, yaitu :
Rabu, 09 Juli 2014
Canda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam
Sebagai
Panutan umat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun melakukan apa yang
itu dinamakan Bercanda. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak
istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati
serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada
batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum.
Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar.
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam beberapa hadits yang menceritakan seputar
bercandanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti hadits dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku belum pernah melihat Rasullullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun
beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau
juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.”
(HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)
Di
surga tuh gak ada namanya nenek-nenek
Rasulullah
Shalallahu alaihi wa sallam juga pernah
bergurau dengan nenek-nenek tua yang datang dan berkata, “Doakan aku kepada
Allah agar Allah memasukkan aku ke surga .”
Maka
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam berkata
kepadanya, “Wahai Ummu Fulan! Sesungguhnya surga itu tidak dimasuki orang yang
sudah tua.”
Maka
wanita tua itu pun menangis, karena ia memahami apa adanya.
Kemudian
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam
memahamkannya, bahwa ketika dia masuk surga, tidak akan masuk surga
sebagai orang yang sudah tua, tetapi berubah menjadi muda belia dan cantik.
Lalu
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam membaca
firman Allah Subhanahu wata'ala :
“Sesungguhnya
Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) itu dengan langsung, dan Kami
jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al
Waqi’ah: 35-37)
Apakah
orang yang mengundangku yang matanya ada putih-putihnya ?
Zaid
bin Aslam berkata, Ada seorang wanita bernama Ummu Aiman datang ke Rasulullah
SAW berkata, “Sesungguhnya suamiku mengundangmu.”
Nabi
berkata, “Siapakah dia, apakah dia orang yang matanya ada putih-putihnya?.”
Ia
berkata, “Demi Allah tidak ada di matanya putih-putih!.”
Maka
Nabi berkata. “Ya, di matanya ada putih-putih.”
Maka
wanita itu berkata, “Tidak, demi Allah.”
Nabi
berkata, “Tidak ada seorang pun kecuali di matanya ada putih-putihnya.”
(Az-Zubair
bin Bakar dalam “Al Fakahah wal Mizah” dan Ibnu Abid-Dunya).
Yang
dimaksud dalam hadits ini adalah putih yang melingkari hitamnya bola mata .
Makan
kurma dengan biji-bijinya
Rabu, 19 Maret 2014
Seberkas Sinar Awal Mula Kenabian Muhammad SAW
Al-Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim dalam Shahih mereka mencantumkan sebuah kisah agung
yang sarat dengan pelajaran dan Ibrah, bersumber dari Ummul Mukminin Aisyah r.ha,
dia bercerita bahwa:
“Awal
mula diturunkannya wahyu kepada Rasulullah Saw adalah dengan diperlihatkannya
kepada beliau Saw mimpi yang baik. Dan tidaklah beliau Saw bermimpi melainkan
mimpi itu seperti terangnya waktu shubuh. Lalu timbul kesenangan untuk berKhalwah
(menyepi), maka beliau pun menyendiri di Gua Hira’.

Maka
datanglah seorang malaikat seraya mengatakan, “Bacalah..!!”
Beliau
Saw menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”
Lalu
dia (malaikat) menarikku dan mendekapku dengan erat hingga aku merasa
kepayahan, lalu ia melepasku. Kembali ia mengatakan, “Bacalah..!!”
Beliau
Saw menjawab, “Saya tidak dapat membaca.”
Lalu
dia (malaikat) menarikku untuk kedua kalinya dan mendekapku dengan erat hingga
aku merasa kepayahan lalu ia melepaskanku. Dia tetap memerintahkan,
“Bacalah..!!”
Beliau
Saw menjawab, “Saya tidak bisa membaca.”
Lalu
dia (malaikat) menarikku untuk ketiga kalinya dan mendekapku dengan erat hingga
aku merasa kepayahan, lalu melepaskanku kemudian mengatakan,
“Bacalah
dengan (menyebut) Nama Robb-mu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah.
Bacalah,
dan Robb-mulah yang Maha pemurah.”
Kemudian
beliau Saw pulang dalam keadaan hatinya gemetar ketakutan. Beliau Saw menemui
Khadijah binti Huwailid r.ha seraya berkata, “Selimuti aku, selimuti aku.”
Maka
beliau pun diselimuti hingga hilang dari diri beliau rasa takut tersebut.
Beliau Saw pun bercerita kepada Khadijah r.ha tentang kejadian yang dialaminya,
beliau Saw mengadukan: “Sungguh aku mengkhawatirkan diriku,”
Jawab
khodijah r.ha menenangkan: “Demi Allah Swt, janganlah engkau merasa khawatir,
Allah Swt tidaklah akan merendahkanmu selamanya, sesungguhnya engkau adalah
seorang yang menyambung tali silaturahim, engkau telah memikul beban orang
lain, engkau suka membantu seorang yang kesulitan, engkau menjamu para tamu,
dan selalu membela kebenaran.”
Lalu
ia mengajak Rasulullah Saw menemui Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdil Uzza
anak paman Khadijah, dan beliau adalah seorang Nasrani pada masa jahiliyyah. Waroqoh
pandai menulis kitab dengan bahasa Ibrani, maka Ia pun menulis Injil dengan
bahasa Ibrani sesuai dengan kehendak Allah Swt.
Waroqoh
adalah seorang yang telah lanjut usia lagi buta, maka Khadijah r.ha berkata
kepada beliau: “Wahai anak pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh
anak saudaramu (keponakan) ini,”
Lalu
Ia mengatakan: “Wahai keponakanku, kejadian apa yang telah engkau lihat?
Lalu
Rasulullah Saw menceritakan semua peristiwa yang beliau alami..
Mendengar
penuturan itu lantas Waroqoh mengatakan: “Sesungguhnya dia adalah Namus yang
dahulu juga telah mendatangi Musa. Aduhai seandainya di saat-saat itu aku masih
muda, dan seandainya kelak aku masih hidup tatkala engkau diusir oleh kaummu.”
Lantas
Rasulullah Saw mengatakan: “Apakah mereka akan mengusirku..?!!”
Ia
menjawab, “Benar, tidaklah datang seorang pun yang membawa ajaran seperti apa
yang engkau bawa melainkan ia akan diusir, dan seandainya aku menjumpai hari
itu, aku akan menolongmu dengan sekuat tenaga.”
Tidak
berselang lama Waroqoh pun meninggal dunia, dan wahyu tengah terputus.
Minggu, 23 Februari 2014
Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Gunung
Tidak
hanya mampu berdialog dengan binatang saja mukjizat yang dimiliki oleh
Rasulullah Saw, namun juga mampu berdialog dengan gunung, yang merupakan
ciptaan Allah yang tidak bernyawa.
Ketika
membutuhkan air, Beliau perintahkan gunung itu menuruti perintah Rasulullah
Saw.
Rasulullah
Saw adalah sosok yang selalu dekat dengan umatnya, terbukti dengan seringnya
Beliau melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu desa
ke desa lainnya agar lebih mengenal umatnya.
Dalam
perjalanan yang dilakukan kali ini, Rasulullah Saw mengajak salah satu
sahabatnya yang bernama Uqa’il bin Abi Thalib untuk menemani.
Di
perjalanan, ada seorang nenek yang tergeletak lemah di jalanan, wajahnya yang
tua renta semakin terlihat menyedihkan akibat pucat dan lemas kondisi tubuhnya.
“Apa
yang terjadi dengan engkau Wahai Ibu?”
tanya Rasulullah Saw.
Nenek
yang kondisinya lemah itu pun menjawab, “Ak…akkkuuuu laaa…paar..”
Mendengar
jawaban itu, Rasulullah Saw yang pada saat itu membawa bekal secukupnya,
langsung memberikan bekalnya, hingga habislah bekal Rasulullah Saw kala itu.
Meskipun
tanpa bekal sedikit pun, Rasulullah Saw dan Uqa’il tetap melanjutkan
perjalanan. Setelah perjalanan panjang ditempuh dengan melewati gurun yang
panas dan kering, kondisi Rasulullah Saw dan Uqa’il menjadi melemah karena
banyak sekali tenaga yang terkuras untuk melewati hamparan pasir dan panasnya
yang membuat dahaga semakin hebat.
Sesampainya
di daerah pegunungan, Rasulullah Saw merasa sangat haus dikarenakan jauhnya
perjalanan melewati gurun. Lalu Beliau menyuruh Uqa’il untuk mencari minuman
dan buah untuk megisi perut.
Uqa’il
pun menuruti perintah Nabi Muhammad Saw, ditelusurinya gunung untuk mencari
sumber air dan pepohonan untuk diambil buahnya, namun Uqa’il tidak mendapati
sumber air dan hanya buah-buahan saja yang ia dapat.
“Ya
Rasul, aku tidak mendapati air di gunung ini, padahal aku sudah
mengelilinginya, namun belum aku temukan juga,” ujar Uqa’il.
Mendengar
penuturan sahabatnya itu, Rasululullah Saw bersabda, “Hai Uqa’il, dakilah
gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan ‘Jika padamu ada
air, berilah aku minum’,” tutur Rasulullah Saw.
Mendengar
jawaban Rasulullah Saw yang tidak masuk akal itu, membuat Uqa’il kebingungan
dan tidak mengerti. Namun Uqa’il tetap pergi melaksanakan perintah sembari
bertanya-tanya dalam hati,
“Apakah
Rasul bersungguh-sungguh dengan ucapannya, apa yang harus aku lakukan,
menyampaikan salamnya ataukah hanya diam dan balik ke Beliau lagi,” ujar Uqa’il dalam hati.
Sabtu, 15 Februari 2014
Shalawat Nabi Muhammad SAW
Anda
Pasti meneteskan air mata mendengar berita ini. Terutama permohonan Malaikat
Isrofil A.s kepada Allah Swt.
Rasulullah
Saw telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril A.s, Mikail A.s, Israfil A.s, dan
Izrail A.s telah berkata kepadaku.
Berkata
Jibril A.s : “Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca shalawat ke atasmu
tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan
saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”
Berkata
pula Mikail A.s : “Mereka yang bershalawat ke atas kamu akan aku beri mereka
itu minum dari telagamu.”
Berkata
pula Isrofil A.s : “Mereka yang bershalawat kepadamu akan aku sujud kepada
Allah Swt dan aku TIDAK AKAN mengangkat kepalaku sehingga Allah Swt mengampuni
orang itu (yang bershalawat).”
Malaikat
Izrail A.s pula berkata : “Bagi mereka yang bershalawat kepadamu, akan aku
cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para
nabi-nabi.”
Apakah
kita tidak cinta kepada Rasulullah Saw?
Para
malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat ke
atas Rasulullah Saw.
Dengan
kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan
peluang untuk bershalawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
Mudah-mudahan
kita menjadi orang-orang kesayangan Allah Swt, Rasul, dan para malaikat.
Bacaan
Shalawat Nabi sangat beragam, ini adalah satu dari beragam itu.
Ya
Nabi Salam ‘Alaika Ya Rosuul salam ‘Alaika Ya Habiib salam ‘Alaika Shalawatulloh
‘Alaika.
Dalam
Al-Qur’an Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Al Qur’an S. Al-Ahzab ayat
56)
Nabi
Muhammad Saw bersabda: “Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawat itu
menjadi zakat penghening jiwa pembersih dosa bagimu”. (Diriwayatkan oleh Ibnu
Murdawaih).
Dari
Abu Hurairah r.a diberitakan Nabi Muhammad Saw bersabda: “Janganlah kamu
menjadikan rumah-rumahmu sebagai kubur dan menjadikan kuburku sebagai
persidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai
kepadaku dimana saja kamu berada”. (HR. An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad serta
dishahihkan oleh An-Nawawi).
Allahumma
shalli ‘ala sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad (sholullahu
‘alaihi wasalam)
Minggu, 09 Februari 2014
Kisah Batang Pohon Berjalan Mendekati Rasulullah SAW
Imam
Ahmad bin Hambal r.a mengetengahkan sebuah hadis berasal dari Thalhah bin Nafi’
yang menuturkan sebagai berikut:
Pada
suatu hari, Malaikat Jibril A.s datang kepada Rasulullah Saw, pada saat itu beliau
sedang duduk bersedih hati. Bagian tubuhnya tampak berlumuran darah akibat
serangan seorang dari kaum musyrikin mekkah.
Beliau
menjawab, bahwa baru saja seorang musyrik menyerang beliau.
Jibril
A.s bertanya lagi, ”Maukah anda jika aku perlihatkan kepada anda suatu tanda
yang membuktikan kenabian Anda?”
Beliau
menjawab, ”Baiklah.” Pada saat Rasulullah Saw sedang memandang sebatang pohon
di seberang lembah,
Jibril
A.s berkata, ”Panggillah pohon itu!”
Seketika
itu juga pohon yang di panggil berjalan hingga tiba di hadapan Rasulullah Saw.
Malaikat
Jibril A.s lalu berkata lagi, ”Suruhlah dia kembali ke tempatnya.”
Beliau
lalu menyuruh pohon itu kembali ke tempat semula. Kemudian pohon itu bergerak
dan berjalan pulang ke tempatnya.
Saat
itu Rasulullah Saw berkata kepada malaikat Jibril A.s, “Cukup, itu cukup
bagiku.”
Jumat, 31 Januari 2014
Kisah Matahari Tunduk Pada Rasulullah Saw
Bukan
hanya mukjizat bulan saja yang mampu dibelah oleh Rasulullah SAW, matahari pun
juga tunduk atas perintahnya sebagai bagian dari mukjizat Rasulullah SAW.
Mukjizat itu ditunjukkannya di hadapan Raja Habib yang membuatnya terpukau dan
masuk islam.
Pada
zaman jahiliyah terdapat seorang raja bernama Raja Habib Ibnu Malik di kota
Syam. Orang arab memberinya gelar “Raihanah Quraisyin.”
Raja
Habib saat itu masih menyembah patung dan memiliki putri yang cacat di bagian
kaki, tangan dan matanya pun buta.
Pada
suatu hari Raja Habib bersama pasukannya berjumlah 12 ribu orang singgah di
Athbah, yakni suatu tempat di dekat Makkah. Maka datanglah Abu Jahal beserta
pengikutnya untuk memberikan berbagai hadiah kepada Raja Habib. Setelah itu Abu
Jahal dipersilahkan duduk di sebelah kanan Raja Habib.
“Wahai
Abu Jahal, katakan kepadaku tentang Muhammad,” kata Raja Habib yang sudah
lama mendengar nama Muhammad.
“Sebenarnya
kami telah mengenal Muhammad itu sejak dia kecil, orangnya sungguh amanah dan
setiap perkataannya benar. Namun sejak umur Muhammad meningkat 40 tahun, dia
telah berani mencela Tuhan kita dan dia membawa agama baru yang datangnya bukan
dari nenek moyang kita,” jelas
Abu Jahal.
Tantangan
Raja.
Raja
Habib kemudian ingin bertemu langsung dengan Rasulullah Saw. Maka datanglah
Rasulullah Saw beserta Abu Bakar Ash Shiddiq r.a dan Siti Khadijah r.ha. Wajah
Rasulullah Saw saat itu terlihat memancarkan cahaya yang suci.
“Wahai
Muhammad, kamu pun tahu bahwa setiap Nabi itu ada mukjizatnya, jadi apakah
mukjizat kamu itu?” tanya
Raja Habib.
“Katakan
saja apa yang kamu kehendaki?” tutur
Rasulullah Saw.
“Aku
ingin matahari itu terbenam dan bulan pula hendak turun ke bumi dan kemudian
terbelah menjadi dua, setengah bagian bulan itu kemudian masuk di bajumu dan
sebagian keluar melalui lengan bajumu yang kanan. Setelah itu bulan hendaklah
berkumpul menjadi satu di atas kepalamu dan bersaksi atasmu, kemudian bulan itu
kembali ke langit. Sesudah itu hendaklah matahari yang tenggelam muncul
kembali,”
pintanya.
“Apakah
kamu mau beriman kepadaku setelah aku melakukan segala apa yang kamu
kehendaki?” tanya
Rasulullah Saw.
“Ya,
aku akan beriman kepadamu setelah kamu dapat membuktikan segala isi hatiku,” janjinya.
Rasulullah
saw pun keluar lalu pergi mendaki gunung Abi Quais, kemudian Baginda
mengerjakan shalat dua rakaat lalu berdoa kepada Allah Swt. Setelah berdo’a
maka turunlah malaikat Jibril A.s bersama 12 ribu malaikat yang memegang panah
di tangan mereka.
“Wahai
kekasihku, janganlah kamu takut dan bersusah hati.
Aku
senantiasa bersamamu, ketahuilah sesungguhnya Allah Swt telah menundukkan
matahari, bulan, malam dan siang.
Sesungguhnya
Raja Habib itu mempunyai seorang puteri yang tidak mempunyai kedua tangan,
kedua kaki dan tidak mempunyai kedua mata.
Katakan
kepadanya bahwa Allah Swt telah mengembalikan kedua tangannya, kedua kakinya
dan kedua matanya,” ujar
Malaikat Jibril A.s.
Sabtu, 25 Januari 2014
Kisah Mata Rasulullah Saw Tembus Pandang
Setelah
pulang dari perjalanan Isr’ Mi’raj, banyak hal yang serba tidak masuk akal
ditanyakan oleh orang kafir. Sampai bentuk bangunan Masijidil al Aqsha, keadaan
sekitarnya, jumlah pintu pun mereka tanyakan. Maka turunlah mu’jizat, sehingga
jarak pandang Beliau tembus sampai ke Masjid Al Aqsha.
Diriwayatkan
dari Abdullah Ibnu Abbas dan Aisyah r.ha ( istri Rasulullah Saw) bahwa suatu
pagi yang cerah tanggal 27 Rajab tahun ke 11 kerasulan Muhammad Saw, Rasulullah
Saw duduk merenung sedih seraya bersabda,
“Perjalanan
Isra’ Mi’rajku semalam dan waktu subuh aku telah tiba di Makkah, kurasakan
benar akan menimbulkan banyak orang yang tidak mempercayaiku.”
Secara
kebetulan, Abu Jahal lewat di depan Rasulullah Saw. Melihat kemenakannya yang
tampak sedang sedih, ia kemudian menghampirinya.
“Hai
Muhammad, sepertinya ada hal penting yang Engkau pikirkan,” katanya.
“Benar
paman, semalam aku baru menempuh perjalanan jauh,” jawab Rasulullah Saw.
“Perjalanan
jauh kemanakah sehingga membuat Engkau meratapinya,” ujar Abu Jahal lagi.
Isra’ Mi’raj
Rasulullah
Saw pun lantas menjelaskan tentang peristiwa yang luar biasa yang baru saja
Beliau alami tersebut kepada pamannya, bahwa semalam Beliau telah melakukan
sebuah perjalanan jauh yakni ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis.
Setelah
menyimak cerita Rasulullah Saw, Abu Jahal pun lantas bertanya kepada
kemenakannya tersebut seraya mengekspesikan ketidak percayaannya akan semua apa
yang baru saja dialami oleh Rasulullah Saw.
“Kalau
pun memang engkau semalam telah melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha,
apakah mungkin sekarang engkau sudah berada di sini dan apakah engkau berani
mengabarkan peristiwa gila ini kepada kaummu?” ucap Abu Jahal.
Melihat
Abu Jahal yang sepertinya sangat tidak percaya akan semua yang Beliau alami,
maka ketika Abu Jahal menantang Beliau untuk mengabarkan peristiwa luar biasa
kepada penduduk Makkah.
Setelah
banyak orang yang berkumpul, Rasulullah saw pun menyampaikan kepada kaumnya
seraya bersabda, “Wahai kaumku, ketahuilah bahwa semalam aku baru menempuh
perjalanan jauh.”
Salah
seorang dari kaum itu bertanya. “Kemana?”
Rasulullah
Saw pun menjawab dengan tegas, “Ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis,”.
“Dan
pagi ini kamu sudah berada di sini, hai Muhammad?” tanya seorang kaum itu
yang keheranan.
“Benar,
dan inilah kekuasaan Allah Swt, wahai kaumku!” sabda Rasulullah Saw
menjelaskan.
Mata
Rasulullah Saw Tembus Pandang
Tiba-tiba
seorang dari Bani ‘Adi bernama Muth’im bin ‘Adi menerobos kerumunan orang dan
maju ke depan dan berkata lantang,
“Hai
Muhammad, sebelum hari ini, aku membenarkan ucapanmu.
Tetapi
sejak detik ini aku mendustakanmu, sebab aku biasa ke Baitul Maqdis dengan
berkendara unta membutuhkan waktu sebulan penuh untuk sampai kesana.
Demikian
juga pulangnya ke Makkah.
Kalau
engkau memang benar semalam telah ke Baitul Maqdis aku mempunyai pertanyaan
untukmu, Berapakah jumlah pintu Masjid al-Aqsha/Baitul Maqdis?”
Rabu, 15 Januari 2014
Cara Berdo’a Rasulullah SAW
Do’a
adalah ibadah, bahkan ia adalah intinya ibadah. Oleh karena do’a itu adalah
ibadah, maka tentu ada aturan dan tuntunan dari Rasulullah Saw, diantara
tuntunannya adalah sebagai berikut :
Syarat-syarat dalam do’a dan adab-adabnya :
1. Ikhlas, Allah Swt berfirman
:
فادعوا الله مخلصين له الدين و لو كره الكافرون
“ Maka
serulah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir
tidak menyukai “ ( QS. 40 : 14 )
2. Mentaati ketentuan
Allah ( QS. 2 : 186 )
3. Menjauhi yang haram;
dalam makan, minum dan pakaian, Rasulullah Saw bersabda :
ثم ذكر الرجل … يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب و مطعمه حرام و مشربه حرام و غذي بالحرام فأنى يستجاب له
“ … Kemudian Rasulullah Saw
menyebut seorang laki-laki … mengangkat kedua tangannya ke langit ( seraya
berdo’a ) Ya Tuhan, ya Tuhan, sedangkan makanannya haram, minumannya haram dan
ia diberi makan yang haram, Bagaimana mungkin akan di kabulkan do’anya ? “ ( HR. Muslim
)
4. Dengan menghadirkan
hati, Rasulullah Saw bersabda :
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يقبل الدعاء من قلب غافل لاه
”Berdoalah
kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah
bahwa Allah tidak menerima do’a dari hati yang lalai “
( HR. Hakim )
5. Bersungguh-sungguh
dalam berdo’a dan yakin akan dikabulkan, Rasulullah Saw bersabda :
اذا دعا أحدكم فلا يقل : اللهم اغفرلى إن شئت و ليعزم المسألة
“Apabila
seorang dari kalian berdo’a, janganlah dengan mengatakan : Ya Allah ampunilah
aku, jika Engkau kehendaki, tetapi hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam
berdo’a “ (HR. Muslim)
6. Tidak tergesa-gesa,
Rasulullah Saw bersabda :
يستجاب لأحدكم مالم يعجل يقول : دعوت فلم يستجب لى
“Akan
dikabulkan do’a seorang dari kalian selama tidak tergesa-gesa, dengan
mengatakan : aku telah berdo’a tetapi belum juga terkabul “ ( HR.
Bukhari dan Muslim )
7. Memperbanyak do’a dan
mengulang-ulangnya tiga kali, Rasulullah Saw bersabda :
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا دعا دعا ثلاثا و إذا سأل سأل ثلاثا
”Adalah
Rasulullah saw, apabila berdo’a dengan mengulangnya tiga kali dan apabila
memohon dengan mengulangnya tiga kali “ ( HR. Bukhari dan Muslim )
Langganan:
Postingan (Atom)