Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Senin, 10 Juni 2013

Iblis-Iblis Yang Mewakili 7 Dosa Besar

Pasti semua sudah tahukan 7 dosa besar, bahasa kerennya adalah 7 DEADLY SINS. 7 dosa ini adalah :

1. Kebanggan atau Pride (superbia)

2. Rakus harta atau Greed (avaritia)

3. Nafsu seks yang berlebihan atau lust (luxuria)

4. Iri hati atau Envy (invidia)

5. Rakus makan/berlebihan dalam makan atau Gluttony (Gula atau gullia)

6. Marah atau Wrath (ira)

7. Kemalasan atau Sloth (acedia)

nah disini mau share, siapa saja iblis-iblis yang bertanggung jawab terhadap 7 dosa ini. here we go !!!

1. Lucifer (Pride)

Dalam bahasa Latin, kata “Lucifer” yang berarti “Pembawa Cahaya” (dari lux, lucis, “cahaya”, dan “ferre”, “membawa”), adalah sebuah nama untuk “Bintang Fajar” (planet Venus ketika muncul pada dini hari). Lucifer menurut kisah-kisah dulunya adalah malaikat namun akhirnya diturunkan ke bumi karena menentang Tuhan, yang ketika itu mulai menciptakan Adam (sudah pada tahu kan, dalam kitab2, dia digambarkan sebagai Iblis yang menentang sehingga dihukum selamanya). Nah, Kebanggaan yang melahirkan kesombongan inilah yang akhirnya Lucifer “didapuk” menjadi penanggung jawab untuk meyebarkan dosa ini.

30 Kesalahan Dalam Shalat

Apa saja kesalahan yang sering dilakukan dalam shalat, mari kita simak artikel berikut ini untuk mengetahuinya lebih lanjut.

Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu." (HR. An Nasa’I : 463).

Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa membuat amalan shalatnya tidak sempurna.

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah SWT
"Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)

2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki

Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang mendengar panggilan (adzan) kemudian tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan." (HR. Ibnu Majah Shahih)

Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."

Sabtu, 08 Juni 2013

Para Saksi Di Akhirat


Al-Qur'an yang mulia menjelaskan bahwa kesaksian yang diberikan oleh para pendosa dalam pengadilan ilahi akan benar-benar unik sifatnya, yang pasti tidak sama dengan prosedur pengadilan dunia.

Ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara mengenai pemberian kesaksian pada hari kebangkitan kembali menyatakan bahwa tangan, kaki dan bahkan kulit para pendosa akan mengungkapkan dosa-dosa tersembunyi yang mereka lakukan selama kehidupan mereka dan yang sebelumnya tidak diketahui oleh semua orang kecuali Tuhan; pendosa tersebut akan menampakkan, kecemasan dan ketakutan mereka. Animasi mengenai saksi-saksi dan kesaksian yang mereka berikan mengenai kejadian-kejadian yang telah terjadi di dunia tersebut menunjukkan bahwa seluruh perbuatan yang kita lakukan tercatat, baik di dunia luar maupun di dalam berbagai organ dan anggota tubuh kita.

Bila kondisi dunia ini digantikan oleh kondisi akhirat, pada hari ketika, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an, Rahasia-rahasia akan di-ungkap dan tidak satu pun orang yang akan bisa menutup sesuatu atau mencari pertolongan dari orang lain. (QS. ath-Thariq: 9-10), seluruh perbuatan yang telah tercatat tersebut akan dibuka dan mulai memberikan kesaksian.

A. Kesaksian Para Malaikat

Allah mengutus dua malaikat untuk mencatat semua amal manusia, baik amal baik maupun amal buruk. Amal baik dicatat oleh Malaikat Raqib, sedangkan amal buruk dicatat oleh Malaikat Atid. Tidak ada satupun amal yang terlewat oleh malaikat. Tidak ada yang bisa disembunyikan dari malaikat. Sebab, segala tingkah laku manusia senantiasa diawasi dan dicatat setiap saat. Mereka memiliki beberapa sifat yang menjadikannya terpercaya untuk dijadikan saksi pada hari kiamat. diantaranya yaitu:

·          Malaikat Raqib dan Atid adalah makhluk Allah yang bertugas mencatat amal manusia. Untuk melaksanakan tugasnya, kedua malaikat tersebut dikaruniai keahlian yang sempurna, alat pencatat dengan akurasi tinggi, serta data base yang tidak akan habis.
·          Mereka merupakan makhluk yang paling mulia dan sama sekali tidak mempunyai potensi berbuat maksiat. Mereka diciptkan hanya untuk mengabdi kepada Allah Swt.
·          Mereka mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia, meskipun amal sekecil apapun, yang bersifat samar, tersembunyi atau nyata.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan datanglah tiap-tiap hari, bersama dengannya satu malaikat penggiring dan satu malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Dan yang menyertainya berkata, ‘Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku’.” (Qaaf; 21-23)

Rabu, 05 Juni 2013

Sang Muadzin Bilal bin Rabah

Kalau kita mendengar  nama Bilal bin Rabah, kita pasti terbayang kisah keteguhan hati seorang Muslim sejati. Betapa tidak. Saat umat Islam masih berjumlah sekian orang serta kekejaman yang diterima kaum Muslim, seorang budak berkulit kelam bertekad bulat dan mengikrarkan diri beriman kepada Allah SWT.

Nama lengkapnya Bilal bin Rabah Al-Habasyi. Ia berasal dari negeri Habasyah, sekarang Ethiopia. Ia biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari Muadzdzin Ar-Rasul. Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ia berpostur tinggi, kurus, warna kulitnya cokelat, pelipisnya tipis, dan rambutnya lebat.

Ibunya adalah hamba sahaya (budak) milik Umayyah bin Khalaf dari Bani Jumuh. Bilal menjadi budak mereka hingga akhirnya ia mendengar tentang Islam. Lalu, ia menemui Rasulullah SAW dan mengikrarkan diri masuk Islam. Ia merupakan kalangan sahabat Rasulullah yang berasal dari non-Arab.

Dalam Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syekh Muhammad Sa’id Mursi, dipaparkan bahwa Umayyah bin Khalaf pernah menyiksa dan membiarkannya di jemur di tengah gurun pasir selama beberapa hari. Di perutnya, diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali. Lalu, orang-orang kafir menyuruh anak-anak mereka untuk menyeretnya di antara perbukitan Makkah.

Saat berada dalam siksaan itu, tiada yang diminta Bilal kepada para penyiksanya, kecuali hanya memohon kepada Allah. Berkali-kali Umayyah bin Khalaf menyiksa dan memintanya agar meninggalkan agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Namun, Bilal tetap teguh pendirian.
Ia selalu mengucapkan, “Ahad-Ahad.” Ia menolak mengucapkan kata kufur (mengingkari Allah). Abu Bakar as-Sidiq lalu memerdekakannya. Umar bin Khattab berujar, “Abu Bakar adalah seorang pemimpin (sayyid) kami dan dia telah memerdekakan seorang pemimpin (sayyid) kami.”