Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Senin, 28 Oktober 2013

Bohong Yang Dibolehkan

Bolehkah berbohong dalam Islam?

Dusta atau bohong adalah perbuatan haram. Tidak ada keringanan untuk berdusta dalam Islam, kecuali karena darurat atau kebutuhan yang mendesak. Itu pun dengan batas yang sangat sempit. Seperti tidak dijumpai lagi cara yang lain untuk mewujudkan tujuan yang baik itu, selain harus bohong.

Ada satu cara yang mirip dengan dusta tapi bukan dusta. Dalam kondisi ‘kepepet’, seseorang bisa menggunakan cara ini untuk mewujudkan keinginannya tanpa harus terjerumus ke jurang kedustaan. Cara itu, bernama  ma’aridh atau tauriyah. Bentuknya, seseorang menggunakan kata yang ambigu, dengan harapan agar dipahami lain oleh lawan bicara.

Sebagai contoh, disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

Suatu ketika Nabi Ibrahim pernah bersama istrinya Sarah. Mereka berdua melewati daerah yang dipimpin oleh penguasa yang zhalim. Ketika rakyatnya melihat istri Ibrahim, mereka lapor kepada raja, di sana ada lelaki bersama seorang wanita yang sangat cantik, sementara penguasa ini punya kebiasaan, merampas istri orang dan membunuh suaminya. Penguasa itu mengutus orang untuk menanyakannya. “Siapa wanita ini?” tanya prajurit. “Dia saudariku.” Jawab Ibrahim. Setelah menjawab ini, Ibrahim mendatangi istrinya dan mengatakan,

يا سارة ليس على وجه الأرض مؤمن غيري وغيرك، وإن هذا سألني فأخبرته أنك أختي فلا تكذبيني

“Wahai Sarah, tidak ada di muka bumi ini orang yang beriman selain aku dan dirimu. Orang tadi bertanya kepadaku, aku sampaikan bahwa kamu adalah saudariku. Karena itu, jangan engkau anggap aku berbohong… dst.”

Nabi Ibrahim ‘alahis salam dalam hal ini menggunakan kalimat ambigu. Kata “saudara” bisa bermakna saudara seagama atau saudara kandung. Yang diiginkan Ibrahim adalah saudara seiman/seagama, sementara perkataan beliau ini dipahami oleh prajurit, saudara kandung.

Jumat, 25 Oktober 2013

Allah Memanggil Kita Hanya 3 Kali Saja Seumur Hidup

Ibu berkata ; Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup.
Keningku berkerut ; Sedikit sekali Allah memanggil kita..?
Ibu tersenyum ; Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?
Saya menggelengkan kepala.

1). Panggilan pertama adalah Adzan, ujar Ibu.

Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita.

Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmat Nya, masih memberikan kebahagiaan bagi umat Nya, baik umat Nya itu menjawab panggilan Adzan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umat Nya ketika hari Kiamat nanti.

Saya terpaku, mata saya berkaca-kaca, terbayang saya masih melambatkan sholat karena meetinglah, mengajarlah dan lain-lain.

Masya Allah...

Ibu melanjutkan,

2). Panggilan yang kedua adalah Panggilan Umrah/Haji

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalannya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul.

Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua.

Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali.

Mata saya semakin berkaca-kaca, Subhanallah...

Saya datang menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan...

Alhamdulillah...

Selasa, 22 Oktober 2013

Akan Muncul Da'I - Da'i Yang Menyeru Ke Neraka Jahannam

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku”

Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan, lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan?”

Beliau berkata : “Ya”
Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”.
Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?”
Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”

Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab : ”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”

Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”

Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”

Senin, 21 Oktober 2013

16 Perbuatan Yang Tidak Membatalkan Shalat

Kalau kita ini sering membaca perbuatan dan hal-hal yang bisa membatalkan shalat, bukan berarti kita tidak diijinkan melakukan perbuatan yang bisa membatalkan shalat. Misal saja dalam keadaan darurat dan saat perang.

Memang banyak hal yang dianggap membatalkan shalat atau dianggap tidak boleh dilakukan dalam shalat padahal ternyata hal-hal tersebut boleh dilakukan.

Hal-hal yang diperbolehkan oleh syari’at ISLAM untuk dilakukan ketika shalat dan perbuatan yang tidak membatalkan shalat

1. Mencegah orang yang hendak lewat di depannya ketika shalat.

Ketika sedang shalat, diperbolehkan menjulurkan tangan untuk menghalangi orang yang hendak melintas di depan kita. Sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dari Abu Sa’id al-Khudri:

إذا صلى أحدكم إلى شيء يستره من الناس, فأراد أحد أن يجتاز بين يديه فليدفعه, فإن أبى فليقاتله فإنما هو شيطان

"Jika seseorang diantara kalian shalat menghadap sesuatu yang membatasinya dengan manusia, kemudian seseorang hendak lewat di antara kedua tangannya (di hadapannya) maka cegahlah orang itu. Jika dia menolak (masih tetap ingin lewat), maka perangilah dia karena sesungguhnya dia adalah setan."

2. Membunuh ular, kalajengking, dan hewan lain yang membahayakan ketika shalat.

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم ((أمر بقتل الأسودين في الصلاة: العقرب والحية

Dari Abu Hurairah, "Bahwasanya Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh dua hewan yang berwarna hitam ketika shalat: yaitu kalajengking dan ular."