Suatu
ketika Rasulullah shollallahu ’alaih wa
sallam bertanya kepada sahabat-sahabatnya, "Tahukah kalian siapa
sebenarnya orang yang bangkrut?" Para sahabat menjawab, "Orang yang
bangkrut menurut pandangan kami adalah seorang yang tidak memiliki dirham
(uang) dan tidak memiliki harta benda".
Kemudian
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
berkata, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada
hari Kiamat membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakatnya dan pahala
hajinya, tapi ketika hidup di dunia dia mencaci orang lain, menuduh tanpa bukti
terhadap orang lain, memakan harta orang lain (secara bathil), menumpahkan
darah orang lain (secara bathil) dan dia memukul orang lain, Maka sebagai
tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada
orang yang di dzaliminya. Semuanya dia bayarkan sampai tidak ada yang tersisa
lagi pahala amal sholehnya. Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang
juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan
kepada orang itu. dan (pada akhirnya) dia dilemparkan ke dalam neraka."
Kata
Rasulullah selanjutnya, “Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat, yaitu orang
yang rajin beribadah tetapi dia tidak memiliki akhlak yang baik. Dia merampas
hak orang lain dan menyakiti hati mereka.” (HR Muslim no. 6522, At-Tirmidzi,
Ahmad dan lainnya).
Mungkin
sebagian kita sudah tau, bahwa puasa, zakat, haji (umrah), shalat dan berbagai
ibadah kita serta taubat kita bisa menghapus dosa-dosa kita, tapi tidak semua
dosa. Kenapa? Karena Ibadah dan taubat itu hanya bisa menghapus dosa kita
kepada Allah subhana wa ta’ala dan
belum bisa menghapus dosa kita kepada sesama manusia.
Lalu
bagaimana kita menghapus dosa kita kepada sesama manusia? Tentu kita harus
minta maaf akan kesalahan kita kepada orang yang kita dzalimi. Begitu pun
hutang, apabila sampai ajal kita hutang kita kepada orang lain ada yang belum
terbayar, maka itu bisa menjadi ganjalan kita di akhirat.
Lalu
dijelaskan bahwa apabila sampai ajal kita tiba kita belum sempat minta maaf
pada orang yang kita dzalimi atau pun belum sempat membayar hutang kita, maka
di akhirat kita harus membayar itu semua. Lalu dengan apa kita harus
membayar pada saudara kita yang kita
dzalimi atau hutangi? Tentu tak bisa lagi dengan harta, karena kita mati tidak
membawa harta sepeser pun. Ya, kita hanya membawa amal baik dan amal buruk kita
di akherat.