Imam
Abu Hanifah (w 150 H) Berkeyakinan "Allah Ada Tanpa Tempat", Tidak
Seperti Keyakinan Kaum Wahhabiyyah.. Awas Terkecoh!!
Suatu
ketika al-Imam Abu Hanifah ditanya makna "Istawa", beliau menjawab:
“Barang siapa berkata: Saya tidak tahu apakah Allah berada di langit atau
barada di bumi maka ia telah menjadi kafir. Karena perkataan semacam itu
memberikan pemahaman bahwa Allah bertempat. Dan barangsiapa berkeyakinan bahwa
Allah bertempat maka ia adalah seorang musyabbih; menyerupakan Allah dengan
makhuk-Nya” (Pernyataan al-Imam Abu Hanifah ini dikutip oleh banyak ulama. Di
antaranya oleh al-Imam Abu Manshur al-Maturidi dalam Syarh al-Fiqh al-Akbar,
al-Imam al-Izz ibn Abd as-Salam dalam Hall ar-Rumuz, al-Imam Taqiyuddin
al-Hushni dalam Daf’u Syubah Man Syabbah Wa Tamarrad, dan al-Imam Ahmad
ar-Rifa’i dalam al-Burhan al-Mu’yyad).
Di
sini ada pernyataan yang harus kita waspadai, ialah pernyataan Ibn al-Qayyim
al-Jawziyyah. Murid Ibn Taimiyah ini banyak membuat kontroversi dan melakukan
kedustaan persis seperti yang biasa dilakukan gurunya sendiri. Di antaranya,
kedustaan yang ia sandarkan kepada al-Imam Abu Hanifah. Dalam beberapa bait
sya’ir Nuniyyah-nya, Ibn al-Qayyim menuliskan sebagai berikut:
“Demikian
telah dinyatakan oleh Al-Imam Abu Hanifah an-Nu’man ibn Tsabit, juga oleh
Al-Imam Ya’qub ibn Ibrahim al-Anshari. Adapun lafazh-lafazhnya berasal dari
pernyataan Al-Imam Abu Hanifah...
bahwa
orang yang tidak mau menetapkan Allah berada di atas arsy-Nya, dan bahwa Dia di
atas langit serta di atas segala tempat, ...
Demikian
pula orang yang tidak mau mengakui bahwa Allah berada di atas arsy, --di mana
perkara tersebut tidak tersembunyi dari setiap getaran hati manusia--,...
Maka
itulah orang yang tidak diragukan lagi dan pengkafirannya. Inilah pernyataan
yang telah disampaikan oleh al-Imam masa sekarang (maksudnya gurunya sendiri;
Ibn Taimiyah).
Inilah
pernyataan yang telah tertulis dalam kitab al-Fiqh al-Akbar (karya Al-Imam Abu
Hanifah), di mana kitab tersebut telah memiliki banyak penjelasannya”.