Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Kamis, 27 Maret 2025

[Sejarah Islam] Perjalanan Malam Menuju Sidrotul Muntaha. Isra' Mi'raj : Langkah Nabi Menembus Langit Ilahi

Bayangkan malam yang hening, di mana cahaya bintang berkelip di langit yang luas. Di kota Makkah, Nabi Muhammad SAW terbaring di dekat Ka'bah, dalam keheningan malam yang penuh rahasia.

Tiba-tiba, langit yang gelap itu diterangi oleh cahaya luar biasa. Malaikat Jibril datang membawa Buraq, makhluk yang bersinar, lebih cepat dari kilat. Dengan penuh keajaiban, Buraq membawa Nabi Muhammad dalam perjalanan yang tak terbayangkan.


Mereka melesat dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Di sana, para nabi terdahulu menyambutnya. Dalam keheningan malam, Nabi Muhammad menjadi imam mereka dalam shalat, sebagai tanda bahwa beliau adalah pemimpin umat seluruhnya.

Namun, itu baru permulaan...

Langit pun terbuka lebar, dan Nabi Muhammad dibawa naik ke langit pertama, bertemu dengan Nabi Adam yang menyambutnya dengan penuh kehangatan. Di langit kedua, beliau bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ketiga, Nabi Yusuf yang tampan dan penuh cahaya menyambutnya. Di langit keempat, Nabi Idris, yang sangat saleh, berdiri menunggu. Di langit kelima, Nabi Harun, yang berwibawa, menyambut dengan senyuman.

Namun, di langit keenam, seorang sosok yang penuh kesabaran, Nabi Musa, memberikan nasihat penuh makna. Dan akhirnya, di langit ketujuh, di tempat yang paling tinggi, Nabi Ibrahim, sang kekasih Allah, menyambutnya dengan penuh cinta. Di sanalah, di Sidratul Muntaha, pohon yang menandai akhir dari ilmu makhluk, Nabi Muhammad menerima perintah langsung dari Allah untuk sholat.

Setelah Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah untuk melaksanakan shalat lima puluh kali sehari semalam, beliau mulai kembali melalui langit-langit, menemui Nabi Musa di langit keenam. Nabi Musa, yang mengetahui betapa beratnya beban tersebut bagi umat, memberikan nasihat yang bijaksana.
Nabi Musa berkata, "Umatmu akan sangat terbebani dengan shalat lima puluh kali. Kembalilah kepada Allah dan minta keringanan untuk mereka."

Nabi Muhammad pun kembali ke Sidratul Muntaha dan memohon kepada Allah untuk mengurangi beban tersebut. Allah mengurangi jumlah sholat dari lima puluh menjadi empat puluh kali. Namun, Nabi Musa masih merasa bahwa itu terlalu berat dan menyarankan Nabi Muhammad untuk kembali meminta keringanan kepada Allah.
Nabi Muhammad melaksanakan nasihat tersebut, dan Allah mengurangi lagi jumlah sholat menjadi tiga puluh kali. Tetapi, Nabi Musa kembali menyarankan agar Nabi Muhammad meminta keringanan lebih lanjut.
Proses ini berulang hingga Allah akhirnya menetapkan sholat menjadi lima waktu saja dalam sehari semalam, dengan pahala yang setara dengan lima puluh kali sholat.
Nabi Muhammad kemudian kembali kepada Nabi Musa dan menceritakan hasilnya. Nabi Musa memberikan nasihat terakhir, "Kembalilah kepada Allah dan bersyukurlah, karena Dia telah memberikan keringanan yang besar bagi umatmu."

Peristiwa ini mengajarkan kita tentang kasih sayang dan kebijaksanaan Allah, serta pentingnya untuk saling menasihati dalam kebaikan.

Perjalanan ini, penuh dengan keajaiban dan hikmah, mengajarkan kita tentang kedekatan Allah kepada umat-Nya, dan betapa besar kasih sayang-Nya.

Begitulah kisah Isra' dan Mi'raj, sebuah perjalanan yang menakjubkan, penuh dengan makna dan pelajaran abadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!