Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Selasa, 18 November 2008

Jangan Mengeluh

Seorang pria datang menemui Yunus ibn Ubaid. Ia mengeluh di depannya.

“Hidupku susah sekali…,”ujarnya. “Entah aku harus berbuat apa. Hidupku benar-benar susah. Dunia ini begitu sempit untukku. Ah, aku tak tahu harus berbuat apa… Duhai, mengapa ini semua terjadi padaku…,” begitulah ia seperti tidak akan berhenti menyampaikan semua keluhannya.

Yunus ibn Ubaid menarik nafas. Sangat dalam.

“Maafkan aku, saudaraku… Bolehkah aku bertanya padamu??” ujarnya.

“Silahkan, Tuan…”

“Bagaimana jika kedua matamu diganti dengan 1000 dinar? Maukah engkau??” Tanya Yunus ibn Ubaid.

“Apa?? Tidak mungkin, Tuan. Bagaimana mungkin aku mengganti kedua mataku hanya dengan 1000 dinar???!”

“Bagaimana dengan kedua telingamu??”

“Ah, mustahil, Tuan. Bagaiamna aku akan mendengar nanti??”

“Kalau begitu, lidahmu sajalah…”

“Tidak, Tuan. Apakah Anda ingin saya jadi bisu hanya karena 1000 dinar??!”

Begitulah Yunus ibn Ubaid terus mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Hingga akhirnya, Yunus ibn Ubaid mengatakan, “Lihatlah, saudaraku. Kulihat betapa banyaknya nikmat Allah padamu. Lalu mengapa engkau harus mengeluh hingga seolah-olah tidak lagi ada harapan untuk hidup??”

Pria itu tersipu. Lalu pamit meninggalkan Yunus ibn Ubaid.

Senin, 13 Oktober 2008

"Azizah Sekarang Ditemani Allah, Mama"

Namaku Azizah, aku murid kelas 3 SD. Mamaku.. dia seorang yang sangat baik dan penyayang. Walaupun jarang bertemu aku karena harus bekerja, tapi mama adalah satu satunya yang aku punya, selain si mbok yang selalu menemaniku setiap hari di rumah.

Hari ini aku ditanya temanku, "Mana papa kamu? kok nggak pernah jemput ke sekolah?". Aku bingung, apa itu "papa" ?. Dia bilang papa adalah seorang cowok sama seperti dia. Kok aku nggak pernah lihat dirumahku ada orang seperti cowok.

Aku pulang ke rumah, aku bertanya pada mama, apa itu cowok dan apa itu "papa". Tapi entah kenapa mama menangis. Apa aku jahat? aku belum pernah melihat mama menangis. Dan sekarang aku membuat mama menangis.

Mama hanya memelukku. Dan bilang "Papa kamu jahat, dia tidak menginginkanmu, sayang. Dia suka memukul mama". Mama terus memelukku erat.

Aku menyeka air matanya. Mama terheran melihatku tersenyum.
" Kenapa kamu tersenyum? "
" Apa papa itu cowok seperti Haris teman sekelasku ma?"
" Iya"
" Ma, jangan sedih. Yuk kita maafin papa"
" Maksud adek apa?"
" Papa kan cowok sama seperti Haris. Haris setiap hari menggangguku dikelas. Jajanku suka diambil sama dia, ma. Dia juga nggak suka kalau aku dekat dekat dia, dan aku juga suka dipukulnya."
" Kamu nggak balas, sayang ? "
" Tapi bu guru bilang, kata Allah kita harus memaafkan. Allah suka sama orang yang memaafkan" Jawabku sambil tersenyum

Senin, 15 September 2008

Orang Yang Dirindukan Langit

Dimanakah letaknya ’nilai seorang manusia’? Hartanya? Mungkin. Jabatannya? Juga mungkin. Untung saja harta dan jabatannya itu bukanlah jawaban mutlak. Karena tidak semua orang punya harta banyak, atau jabatan tinggi. Jadi, dimanakah gerangan letaknya nilai seseorang? Ada ungkapan ”pergi tak ganjil, datang tak genap”. Begitu kita menyebut orang-orang yang tidak memiliki arti apa-apa bagi orang lain. Ada atau tidaknya dia, sama sekali tidak punya pengaruh apapun. Coba jika orang itu sanggup memberi makna atas kehadirannya. Maka orang lain, akan senantiasa merindukannya. Menantikan kedatangannya. Dan mencarinya, jika dia tidak kunjung datang. Jelas sekali jika nilai seseorang itu terletak pada apa yang dilakukannya untuk orang lain. Lho, bukankah jika punya harta yang banyak kita bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain?

Benar. Kalau kita kaya; maka kita bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain. Teorinya sih begitu. Tapi banyak juga kan orang kaya yang semakin pelit. Dan banyak juga orang kaya yang dermawan tapi sangat pamrih. Tidak. Nilai seseorang tidak ada kaitan langsung dengan kekayaan. Dalam banyak situasi, orang yang tidak kaya malah jauh lebih dermawan daripada orang berada. Banyak orang yang hidupnya pas-pasan, tapi lebih peka dan lebih peduli kepada orang lain. Saya yakin. Anda pun mengenal orang-orang seperti itu. Karena orang-orang berhati mulia seperti itu berada di sekitar kita. Misalnya, seorang lelaki yang saya kenal di lingkungan tempat tinggal saya. Izinkan saya menceritakan kisahnya.

Orang itu sangat dikenal warga. Khususnya jamaah masjid. Setiap kali shalat di masjid, orang itu selalu ada. Sebagai orang baru di lingkungan itu, tentu saya sangat mengaguminya. Kepada saya, dia baik sekali. Kepada orang-orang yang lain pun selalu ramah. Menyapa dengan caranya yang istimewa. Menyalami dengan genggaman yang bersahabat dan penuh semangat. Saya sering melihat dia menjadi orang terakhir yang meninggalkan masjid, dan dialah yang menutup pintu gerbangnya. Semula saya mengira dia itu petugas masjid. Ternyata bukan. Jika ada acara di masjid, maka dia seperti pemeran utama dalam setiap pekerjaan yang dihindari oleh kebanyakan orang lainnya. Sampah-sampah yang berserakan dibersihkannya. Karpet miring dirapikannya. Boleh dibilang; orang ini adalah ’benteng pertahanan terakhir’ dalam setiap kegiatan.

Entah perasaan saya saja. Atau memang demikian adanya; kebaikan orang ini kepada saya, melebihi kebaikannya kepada orang lain. Ini membuat saya seperti punya pertalian batin. Akhir-akhir ini, saya tidak lagi melihat orang itu. ”Mungkin sudah pulang kampung,” begitu saya berpikir. Ada rasa kangen kepadanya. Meskipun dia punya kekurangan, namun kekurangan itu menjadi salah satu keistimewaan tersendiri baginya.

Rabu, 20 Agustus 2008

Sakit Adalah Ujian Dalam Ibadahmu

Salah satu bukti kasih sayang-NYA adalah, ALLAH SWT mengutus 4 malaikat untuk selalu menjaga kita dalam sakit.

Berikut adalah penjelasannya;

“Apabila seorang hamba ALLAH SWT yang beriman menderita sakit,maka ALLAH SWT memerintahkan kepada para malaikat agar menulis perbuatan yang terbaik yang dikerjakan hamba mukmin itu pada saat sehat dan pada saat waktu senangnya.”

Diriwayatkan oleh Abu Imamah Al Bahili. Dalam hadist yang lain Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam: “Apabila seorang hamba mukmin sakit,maka ALLAH mengutus 4 malaikat untuk datang padanya.”

ALLAH SWT memerintahkan :

1. Malaikat pertama untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah.

2. Malaikat kedua untuk mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya sehingga tidak enak / nafsu makan sekalipun makanan itu kesukaannya.

3. Malaikat ketiga untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi pucat pasi.

4. Malaikat keempat untuk mengambil semua dosanya,maka berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa.