Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Selasa, 13 Januari 2009

Belas Kasih Rasulullah

Suatu saat di bulan Ramadhan para sahabat duduk-duduk bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba seorang laki-laki datang dengan panik dan berkata, “Ya Rasulullah, celaka saya!”
Rasulullah bertanya, “Apa yang terjadi padamu?” Laki-laki itu menjawab, “Saya telah melakukan hubungan badan dengan istri, padahal saya sedang berpuasa Ramadhan.”
Lalu Rasulullah Saw bertanya, “Apakah ada seorang hamba sahaya yang kamu merdekakan?” Dia menjawab, “Tidak.”

Rasulullah SAW bertanya lagi, ‘Mampukah kamu melakukan puasa selama dua bulan berturut-turut?” Kembali dia menjawab, “Tidak.”

Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apakah kamu mampu memberi makan sebanyak enam puluh orang miskin?” Lagi-lagi dia menjawab, “Tidak.”

Rasulullah SAW terdiam sejenak lalu pergi. Para sahabat dan laki-laki itu terdiam. Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang membawa sekeranjang kurma seraya bertanya, “Mana orang yang tadi bertanya itu?” Laki-laki itu menjawab, “Saya di sini.”

Selasa, 23 Desember 2008

Seruan Jihad Hanya 'Warning'

Seruan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan berbagai pihak untuk berjihad membantu Afghanistan seandainya diserang Amerika Serikat (AS), hanyalah warning agar negara adidaya itu mengurungkan niatnya untuk menggempur Afghanistan. Begitu pula dengan adanya aksi sweeping dan pendaftaran sukarelawan jihad.

"Semua itu hanya warning dari kawan-kawan sebagai respon atas teror Amerika terhadap rakyat Afghanistan. Kalau Amerika membuktikan ancamannya ya jihad itu juga direalisasikan, tapi kalau Amerika membatalkan rencana serangannya, ya tidak ada perintah jihad atau pengiriman sukarelawan jihad ke sana," tutur Presiden Partai Keadilan (PK), Dr Hidayat Nur Wahid kepada SM CyberNews, di kantor DPP PK, Jl Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (1/10).

Hidayat menilai AS selama ini selalu memakai "bahasa kekerasan" lewat ancaman perang, teror lewat media dan sebagainya. Akibatnya, umat Islam juga bertindak sama agar AS mengurungkan rencananya menyerang Afghanistan.

Selasa, 18 November 2008

Jangan Mengeluh

Seorang pria datang menemui Yunus ibn Ubaid. Ia mengeluh di depannya.

“Hidupku susah sekali…,”ujarnya. “Entah aku harus berbuat apa. Hidupku benar-benar susah. Dunia ini begitu sempit untukku. Ah, aku tak tahu harus berbuat apa… Duhai, mengapa ini semua terjadi padaku…,” begitulah ia seperti tidak akan berhenti menyampaikan semua keluhannya.

Yunus ibn Ubaid menarik nafas. Sangat dalam.

“Maafkan aku, saudaraku… Bolehkah aku bertanya padamu??” ujarnya.

“Silahkan, Tuan…”

“Bagaimana jika kedua matamu diganti dengan 1000 dinar? Maukah engkau??” Tanya Yunus ibn Ubaid.

“Apa?? Tidak mungkin, Tuan. Bagaimana mungkin aku mengganti kedua mataku hanya dengan 1000 dinar???!”

“Bagaimana dengan kedua telingamu??”

“Ah, mustahil, Tuan. Bagaiamna aku akan mendengar nanti??”

“Kalau begitu, lidahmu sajalah…”

“Tidak, Tuan. Apakah Anda ingin saya jadi bisu hanya karena 1000 dinar??!”

Begitulah Yunus ibn Ubaid terus mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Hingga akhirnya, Yunus ibn Ubaid mengatakan, “Lihatlah, saudaraku. Kulihat betapa banyaknya nikmat Allah padamu. Lalu mengapa engkau harus mengeluh hingga seolah-olah tidak lagi ada harapan untuk hidup??”

Pria itu tersipu. Lalu pamit meninggalkan Yunus ibn Ubaid.

Senin, 13 Oktober 2008

"Azizah Sekarang Ditemani Allah, Mama"

Namaku Azizah, aku murid kelas 3 SD. Mamaku.. dia seorang yang sangat baik dan penyayang. Walaupun jarang bertemu aku karena harus bekerja, tapi mama adalah satu satunya yang aku punya, selain si mbok yang selalu menemaniku setiap hari di rumah.

Hari ini aku ditanya temanku, "Mana papa kamu? kok nggak pernah jemput ke sekolah?". Aku bingung, apa itu "papa" ?. Dia bilang papa adalah seorang cowok sama seperti dia. Kok aku nggak pernah lihat dirumahku ada orang seperti cowok.

Aku pulang ke rumah, aku bertanya pada mama, apa itu cowok dan apa itu "papa". Tapi entah kenapa mama menangis. Apa aku jahat? aku belum pernah melihat mama menangis. Dan sekarang aku membuat mama menangis.

Mama hanya memelukku. Dan bilang "Papa kamu jahat, dia tidak menginginkanmu, sayang. Dia suka memukul mama". Mama terus memelukku erat.

Aku menyeka air matanya. Mama terheran melihatku tersenyum.
" Kenapa kamu tersenyum? "
" Apa papa itu cowok seperti Haris teman sekelasku ma?"
" Iya"
" Ma, jangan sedih. Yuk kita maafin papa"
" Maksud adek apa?"
" Papa kan cowok sama seperti Haris. Haris setiap hari menggangguku dikelas. Jajanku suka diambil sama dia, ma. Dia juga nggak suka kalau aku dekat dekat dia, dan aku juga suka dipukulnya."
" Kamu nggak balas, sayang ? "
" Tapi bu guru bilang, kata Allah kita harus memaafkan. Allah suka sama orang yang memaafkan" Jawabku sambil tersenyum