Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Rabu, 12 Oktober 2011

Perempuan, Antara Eksploitasi Dan Prestasi

"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang khusu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatanya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (QS. Al-Azhab. 35)

Seorang ibu yang baru saja melahirkan tampak sedikit kecewa dengan kabar yang baru saja ia diterima dari seorang suster yang membantu persalinannya. Suster mengatakan bahwa anaknya yang keempat ini ternyata perempuan lagi.

"Perempuan?" kening si ibu mengkerut.
"Coba dicek lagi suster, mungkin suster salah lihat, sebab hasil USG beberapa bulan lalu, terlihat dalam kandungan saya, anak saya laki-laki!" desak si ibu yang masih tampak lemah.

"Benar Bu, anak Ibu perempuan, tidak mungkin salah apa lagi tertukar, karena hanya Ibu saja yang melahirkan hari ini di sini. Sama saja antara laki-laki dan perempuan Bu. Yang penting bagaimana Ibu mendidiknya kelak menjadi anak yang sholeh. Di mata Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama." papar suster dengan bijaksana. Namun sang ibu masih tampak kecewa, hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya.

Rabu, 21 September 2011

Yahudi Dan Nasrani Dalam Perspektif Aqidah Islam

Hari-hari ini ummat Islam mendapatkan serangan dari berbagai penjuru, bukan saja serangan ekonomi, moral dan badai fitnah bom terorisme, tetapi juga serbuan pemikiran yang membawa kepada pemurtadan.

Salah satu di antara pemikiran itu adalah inklusivisme teologi, liberalisme atau pluralisme yang memandang bahwa semua agama adalah sama, atau sama-sama memiliki nilai-nilai kebenaran, khususnya terhadap agama-agama yang dikenal sebagai agama samawi yang mempunyai sumber asal kitab suci, yaitu Yahudi dan Nashrani.

Tulisan singkat ini, ditulis untuk menegaskan kembali padangan aqidah Islam terhadap Yahudi dan Nashrani yang tidak wajar orang Islam tidak tahu, dalam rangka membentengi ummat Islam dari serbuan pemurtadan yang kini tengah menjadi-jadi. “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.

Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 217).

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). (An-Nisa’: 89).

Selasa, 16 Agustus 2011

Waktu Mu Ayah

Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam keadaan lelah dan penat, saat menemukan anak lelakinya yang berumur 5 tahun menyambutnya di depan pintu.

“Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?”
“Tentu, ada apa?”
“Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jamnya?”
“Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan soal itu?” kata si lelaki dengan marah.
“Saya cuma mau tahu. Tolong beritahu saya, berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?” si kecil memohon.


“Baiklah, kalau kau tetap ingin mengetahuinya. Ayah mendapatkan Rp 20 ribu tiap jamnya.”

“Oh,” sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia mendongakkan kepala, dan berkata pada ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10 ribu?”

Si ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam uang dari ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, pergi sana ke kamarmu, dan tidur. Sungguh keterlaluan. Ayah bekerja begitu keras berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu untuk perengek begitu.”

Senin, 15 Agustus 2011

Fadhilah Mempelajari Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Hadits adalah salah satu sumber hukum syariat Islam dan merupakan salah satu wahyu dari Allah
swt :

) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْـهَوَى  إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْىٌ يُّوْحَى   ( ( النجم : 3-4 )

Artinya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”  (An Najm : 3-4)


Sabda Rasulullah saw :

((  ألا إنى  أوتيت  القرآن و مثلـه معه    ))

“Ketahuilah sesungguhnya telah diturunkan kepadaku Al Qur’an dan yang semisal dengannya (As Sunnah)” (HSR. Abu Dawud, Tirmidzy, Ahmad dan Hakim)

Karena dia merupakan salah satu sumber hukum maka wajib atas kita untuk mempelajarinya dan berpegang teguh padanya.

Beberapa fadhilah/ keutamaan mempelajari hadits :