Betapa banyak kaum muslimin
yang mampu untuk menjalankan perintah Allah SWT dengan baik, bisa menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW, mampu untuk menjauhkan
dirinya dari zina, berkata dusta, minum khomer, bahkan mampu untuk sholat malam
setiap hari, senantiasa puasa senin kamis, namun, mereka tidak mampu
menghindarkan dirinya dari ghibah. Bahkan walaupun mereka telah tahu bahwasanya
ghibah itu tercela dan merupakan dosa besar namun tetap saja mereka tidak mampu
menghindarkan diri mereka dari ghibah.
Allah SWT benar-benar telah mencela penyakit ghibah ini dan telah menggambarkan orang yang berbuat ghibah dengan gambaran yang sangat hina dan jijik. Berkata Syaikh Nasir As-Sa’di : “Kemudian Allah SWT menyebutkan suatu permisalan yang membuat (seseorang) lari dari gibah.
Allah SWT berfirman :
وَلاَ
يغتبَْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ
مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ
Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang
lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang
telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah,
sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. (Al Hujurat 12)