Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Sabtu, 09 Maret 2013

Utsman bin Affan

Maka niscaya Allah akan cukupkan bagi kalian…(QS.Al-Baqoroh;138)

Dilahirkan di Mekkah, 5 tahun setelah kelahiran Rasulullah atau 5 tahun setelah terjadi peristiwa gajah (peristiwa penyerbuan gajah terhadap Ka’bah yang dipimpin oleh Raja Abraha). Peristiwa ini diabadikan dalam salah satu surah al-Qur’an yang dikenal dengan surah al-Feil (gajah).

Nama lengapnya “Ustman bin Affan bin Abu al-‘Ashi bin Ummayah bin Abdussyam bin Abdul Manaf. Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnurain karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untukny; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “ Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah. Beliau wafat pada tahun 35 Hijriah berumur 82 tahun. Menjabat sebagai khalifah ketiga selama 12 tahun.

Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.

Selama menjabat sebagai kholifah banyak wilayah yang ditaklukan yaitu Afrika, Ciprus, Thabarstan, Khurosan, Armania, Qauqaz, Karman dan Sajastan. Masa kekhalifahannnya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.

Kamis, 07 Maret 2013

Umar bin Khotob

Lahir 40 tahun sebelum hijrah Rasulullah. Nama lengkapnya Umar bin Khottob bin Nafail bin Abdul ‘Izzy al-Qursy. Nama pangilannya adalah Abu Hafsh (anak singa). Ayahnya, al-Khottob bin Nufail al-Adwy adalah seorang yang gagah berani. Ibunya, Hantamah binti Hasyim bin al-Mughiroh. Gelarnya al-Faaruq (pembeda/pemisah antara yang benar dengan yang batil). Pada masa jahiliyah menikah dengan kerabat dekatnya, Ummu Kultsum binti Jaruul. Sesudah masuk Islam, menikah dengn Zaenab bin Ma’dhun, Ummu Kultsum binti Ali ra., Jamilah binti Tsabit, Ummu Hakim binti al-Harits, ‘Atakah binti Zaid, Sabi’ah binti al-Harits. Dari perkawinannya lahir 12 anak. 6 anak laki-laki; Abdullah, Abdurrahman, Zaid, Ubaidillah, ‘Ashim dan ‘Iyadh. 7 anak perempuan; Hafsah,Roqiyah, Fatimah, Shofiyah, Zainab dan Ummul Walid.


Beliau memeluk Islam pada tahun ke-enam dari kenabian Muhammad SAW pada waktu berumur 27 tahun. Dari Ibn Umar diceritakan bahwa Rasulullah berdo’a, “Ya Allah muliakan Islam dengan salah satu dari orang yang lebih Engkau cintai; Abu Jahal atau Umar bin Khottob.” “Dan orang yang paling Allah cintai adalah Umar bin Khottob” kata Rasulullah (HR.Ahmad). Sebab beliau orang pertama yang menyatakan secara terang-terang keislamannya.

Rabu, 06 Maret 2013

Pembunuhan Pertama Kali Dimuka Bumi

Anak-anak adam tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk membunuh sesama mereka. Karena pembunuhan itu adalah kejadian yang tidak pernah mereka alami dikalangan mereka. Namun iblis dan anak buahnya telah bertekad bulat untuk menyeret anak-anak Adam kedalam perbuatan saling menumpahkan darah diantara mereka. Kemarahan Qabil kepada Habil yang dipicu oleh membaranya api kedengkian kepada saudaranya, adalah kendaraan tunggangan syaiton untuk menggiring anak Adam itu kepada perbuatan keji membunuh adik kandungnya sendiri.

Bermula Adam merasa resah di suatu sore, mengapa Habil belum kembali kekeluarganya dari kegiatannya mengembala kambing dan sapinya, padahal hari sudah semakin gelap. Akhirnya Adam memerintahkan Qabil untuk menjemput adiknya agar cepat pulang. Dan ketika Qabil ketemu Habil di tempat gembalanya, diajaklah sang adik untuk segera pulang karena dinanti ayah dan ibu dirumah. Dan diperjalanan pulang itu, Qabil sempat kembali mengungkit kekesalannya, mengapa persembahan kurbannya tidak di terima oleh Allah sementara kurban sang adik justru diterima Allah. Habil mencoba menasihati kakaknya agar dapat membuka mata untuk melihat kekurangan yang ada pada dirinya. Habil menyatakan kepada kakaknya: “Hanyalah yang diterima kurbannya oleh Allah itu adalah dari orang yang ikhlas dalam ketakwaannya.” Mendengar nasihat ini, Qabil yang sedang membara kemarahannya kepada sang adik, bertambah marah lagi dan menyalalah api kemarahan itu sehingga tidak dapat dikendalikan. Qabil menyatakan kepada adikya: “Oo, jadi kau rupanya menuduh aku tidak ikhlas dalam mempersembahkan kurban kepada Allah. Atau yang ikhlas itu hanya kamu saja?”

Selasa, 05 Maret 2013

Awal Tumbuhnya Iri Dengki Di Muka Bumi

Benih iri dengki mulai tumbuh dihati Qabil terhadap adik kandungnya, yakni Habil. Penyakit ini menjadi sumber kejahatan pada anak Adam.Qabil iri kepada Habil ketika mendapati kenyataan bahwa adik kembarnya jauh lebih cantik dibanding dengan adik kembar Habil. Ini berarti calon istri Habil jauh lebih cantik dibanding calon istri Qabil. Dan karena iri dengki inilah, Qabil mencurigai keputusan ayahnya yang dianggap tidak adil dalam menjodohkan anak-anaknya. Sang ayah dianggap lebih cinta kepada Habil daripada cintanya kepada Qabil.

Maka percekcokan mulai merebak diantara anak-anak Adam dan Hawa’ itu sehingga Adam merasa perlu untuk memutuskan percekcokan tersebut dengan bimbingan Syariat Allah Ta’ala. Adam pun bermunajat mengadukan masalahnya kepada Allah agar dapat memutuskan perkara itu dengan keputusan yang paling adil. Sehingga turunlah keputusan dari Allah, agar Qabil dan Habil mempersembahkan kurban hasil pekerjaan masing-masing. Siapa yang persembahan kurbannya di terima oleh Allah, maka dialah yang berhak menikahi saudara perempuannya yang tercantik. Dan tanda diterimanya kurban mereka adalah disambarnya persembahan kurban mereka oleh api yang turun dari langit.

Sementara itu Habil bekerja sebagai peternak sapi dan kambing untuk menyediakan keperluan hewani keluarga Adam dan Hawa’, Sedangkan Qabil bekerja sebagai petani yang membuka lahan sawah dan perkebunan sayur dan buah-buahan untuk menyediakan keperluan nabati keluarga tersebut. Keduanya menyiapkan persembahan kurban itu dari hasil pekerjaan masing-masing. Habil menyiapkan beberapa ekor kambing dan sapi yang paling gemuk dan paling bagus, sedangkan Qabil menyiapkan hasil pertanian dan perkebunan yang paling jelek. Dan ketika persembahan kurban  itu di persembahkan kepada Allah Ta’ala, maka datanglah api dari langit menyambar persembahan kurban Habil dan sama sekali tidak menyentuh persembahan kurban Qabil [Al-Kamil fitTarikh, Al-'Allamah Izzuddin Abil Hasan Ali bin Abil Karam Asy-Syaibani Ibnul Atsir, jilid 1hal 43, Darul Fiker, Bairut Libanon, tanpa tahun.].