Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Rabu, 01 Mei 2013

BAB III : Konsep Perang Dalam Islam Dan Kristen

Jihad Dan Perang Suci

 Jihad dan Perang suci, merupakan pengistilahan yang berasal dari konsep yang berbeda. Jihad merupakan Istilah Al-quran yang dalam bahasa berarti “berusaha keras” atau “berjuang”. Dan Perang merupakan pemaknaan khusus dari jihad. Islam sebelumnya tidak mengenal istilah Perang suci, ataupun istilah lain yang memaknai Jihad sebagi dasar untuk melakukan perang.

Perang Suci merupakan Istilah yang timbul dari Barat untuk pemaknaan sebuah peperangan yang terjadi karena pembelaan nilai-nilai kesakralan dalam sebuah agama, atau karena perang yang ditujukan untuk tujuan pembelaan agama.


Dua Istilah ini berangkat dan berpijak pada dasar yang berbeda, dalam hal ini Perang suci sudah berarti sebagai bentuk perang yang suci, sedangkan Jihad belum tentu berjuang dalam arti fisik. Namun banyak penulis sekarang menyamakan antara Jihad dan Perang suci. Seperti halnya Penulis Barat: John L. Esposito, Samuel P. Huntington, James Turner Johnson, Karen Armstrong dll. Dari penulis Islam sendiri ada juga sbagian penulis yang menggunakn Perang suci sebagi jihad.

A.                Jihad

1. Pengertian

Jika ditelaah akar katanya dalam bahasa arab, kata Jihad berasal dari akar kata jahad-yajhadu-jahdan / juhdan, yang diartikan sebagai ath-Thaqah, al-mashaqqah dan mubalaqqah “kesungguhan, kekuatan dan kelapangan” Hilmy Bakar Al-Mascaty, Panduan Jihad Untuk Aktivis Gerakan Islam, gema Insani press, Jakarta, 2001, hlm 13

Selasa, 30 April 2013

5 Penangkal Dari Gangguan Setan

Setidaknya ada 5 hal yang bisa dijadikan bacaan untuk menangkal gangguan setan terhadap manusia. Apakah kelima hal tersebut.

Tapi sebelumnya saya beritahukan bahwa diantara perlindungan yang paling ampuh dari kejahatan setan adalah dengan menegakkan shalat pada waktunya, selalu melakukan zikir waktu pagi dan petang, Bertakwa kepada Allah SWT secara rahasia maupun terang-terangan.

Berikut 5 Hal perlindungan ampuh dari gangguan setan dan iblis:

1. Memohon perlindungan Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk.

Allah SWT berfirman,

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ٣٦

Artinya:
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Fushshilat: 36).

2. Membaca Surat Al-Baqarah.

Rasulullah SAW bersabda,

"Janganlah jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan, sesunguhnya rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah tidak akan dimasuki setan." (HR. Qurthubi dan Ibnu Katsir).

3. Membaca ayat Kursi.

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ ٢٥٥

Minggu, 28 April 2013

Kesabaran Seorang Istri : Menyelamatkan Rumah Tangga Dengan Ikhlas Berdo’a

Kisah ini diawali oleh penuturan seorang suami yang dahulunya selalu memperlakukan istrinya dengan kasar dan semena-mena. Ia berkata, “Bila aku tidak menemukan pakaianku terletak di tempatnya, langsung saja aku dengan kemarahan dan kalap memukulinya dan menempeleng wajahnya. Begitu juga bila kurang garam dalam makananku. Betapa malangnya dia. Aku bertambah marah dan naik pitam bila dia menasihatiku. Jika dia menyuruhku shalat, aku pun marah dan justru menghidupkan musik. Kadang aku juga memaksanya menghadiri tempat-tempat atau berbagai pesta yang tidak layak dihadiri oleh seorang wanita muslimah.”

Istrinya pun dihadapkan pada dua pilihan. Meminta cerai, atau bersabar serta mengadukan segalanya hanya kepada Allah ta’ala, serta meminta solusi kepada-Nya? Ia yang masih memiliki rasa cinta kepada suaminya, memilih alternatif kedua. Setiap malam, pada waktu sahur ia bermunajat kepada Allah ta’ala.

Sang suami melanjutkan kisahnya. “Terkadang, di malam hari aku bangun dari tidurku… tidak melihat istriku berbaring di atas ranjang. Maka aku pun bangkit mencarinya. Ternyata ia sedang berdiri menghadap Allah ta’ala dan merintih dalam doanya. Kejadian seperti ini diulanginya berkali-kali.

Hingga pada suatu malam, ketika ia sedang menangis lirih, berdoa kepada Allah dalam shalat malamnya, aku terbangun. Tangisan dan doanya itu telah membangunkanku. Lalu aku merasakan sakit di dadaku. Rasa sakit itu menjadikanku mengingat kembali tentang kehidupanku selama ini, perlakuanku terhadapnya…terbayang…terus terbayang dengan jelas. Sementara ia tetap dalam untaian doanya yang terdengar pilu di telingaku…betapa tidak? Ia memohonkan untukku sebuah hidayah dan kebaikan tingkah laku….

Kamis, 25 April 2013

Saudah Binti Zamah (Istri Kedua Rasulullah SAW)

Siapakah istri kedua dari Rasulullah SAW...
Perempuan itu adalah Saudah binti Zamah ra yang dinikahi Rasulullah SAW tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah. Ia menjadi istri pertama yang dinikahi Rasulullah setelah wafatnya Khadijah. Saudah pulalah yang dipilih oleh Rasulullah meski ketika itu, secara bersamaan, Abu Bakar menawarkan Rasulullah SAW untuk menikahi anak gadisnya, Aisyah ra.

Keputusan Rasulullah SAW menikahi Saudah binti Zamah memang tak dapat diukur dengan standar manusia biasa. Apa yang dipilih oleh Rasulullah SAW dengan menikahi perempuan tua berkulit hitam, gemuk, dan tidak kaya tersebut memang hanya dapat dimengerti oleh dimensi iman. Satu-satunya dimensi yang dapat menerjemahkan arti ketulusan dan kesejatian cinta, hanya karena mengharap ridha Ilahi saja.

Diutamakan memilih jodoh adalah ahlaknya, Agamanya, dan yang tidak kalah penting ialah kesatuan visinya dijalan Allah, menegakkan Syiar Allah yang menjadi bagian kekuatan Agama seseorang, jadi penilaian kepada calon pendamping tetap ada.

Sungguh, banyak yang terbelalak keheranan ketika Rasulullah SAW memutuskan untuk menikahi Saudah. Mengapa Rasulullah justru menikahi Saudah, perempuan yang jauh berbeda kondisinya dengan Khadijah ra. dan memilihnya, justru di saat Abu Bakar menawarkan anak gadisnya?

Saudah pun terkenal dengan fisiknya yang tak rupawan. Sementara Rasulullah adalah puncak keagungan dengan fisik yang menawan. Sebagaimana diriwayatkan dari Barra bin Azib, Rasulullah adalah manusia yang paling rupawan dan baik akhlaknya. Tidak terlalu tinggi, tidak pula bertubuh pendek (HR. Bukhari)