Berkata
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Allah Azza wajalla akan menghisab para makhluk.
Hisab adalah ditampakkannya amalan-amalan hamba kepada-Nya pada hari kiamat.
Dan sungguh al Quran dan as Sunnah, ijma’, dan akal telah menunjukkan hal ini.
Adapun
dalam al Quran, Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Adapun
orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa
dengan pemeriksaan yang mudah,” (al Insyiqaaq: 7-8)
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan
berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).” (al Insyiqaaq: 10-12)
Adapun
dalam as Sunnah maka telah tsabit dari nabi Shallallahu’alaihi wasallam
bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala akan menghisab para makhluk. Adapun ijma’
maka sesungguhnya telah sepakat di antara semua umat, bahwasanya Allah
Subhanahu wata’ala akan menghisab para makhluk. Adapun dalam akal maka sangat
jelas karena sesungguhnya kita telah diberi beban syari’at, apakah berupa
amalan yang harus dikerjakan ataupun yang harus ditinggalkan atau yang harus
dipercayai. Maka akal dan hikmah itu menetapkan bahwa seseorang yang diberi
beban syari’at, maka sesungguhnya dia akan dihisab dan dimintai pertanggung
jawaban.
Perkataan
penulis: kholaiq, adalah jamak dari makluk, mencakup setiap makhluk. Akan
tetapi dikecualikan dari makhluk tersebut orang yang masuk surga tanpa hisab
tanpa adzab, sebagaimana hal ini tsabit dalam as shahihain: Bahwasanya nabi
Shallallahu’alaihi wasallam melihat umatnya dan bersama mereka ada 70.000 orang
yang masuk surga tanpa hisab tanpa adzab. Mereka adalah orang yang tidak pernah
minta diruqyah, tidak pernah berobat dengan kai (besi yang dipanaskan hingga
membara), tidak pernah bertathayyur (beranggapan sial dengan sesuatu yang
dilihat atau didengar) dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal
[Diriwayatkan Bukhari (6541) dan Muslim (220) dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu.
Hadits
selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Husain bin Abdurrahman berkata, “Suatu
ketika aku berada di sisi Said bin Zubair, lalu ia bertanya, “Siapa diantara
kalian melihat bintang yang jatuh semalam?” Kemudian aku menjawab, “aku”
Kemudian kataku, “Ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak sedang
melaksanakan sholat, karena aku disengat kalajengking.” Lalu ia bertanya
kepadaku, “lalu apa yang kau lakukan?” Aku menjawab, “Aku minta diruqyah” Ia
bertanya lagi, “Apa yang mendorong kamu melakukan hal itu?” Aku menjawab,
“yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Asy Sya’by kepada kami” Ia bertanya
lagi, “Dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu?” Aku menjawab, “Dia
menuturkan hadits kepada kami dari Buraidah bin Hushaib,
“Tidak boleh Ruqyah kecuali karena ain atau terkena sengatan”.