Muslimin
dan muslimat yang dirahmati Allah, berkenaan dengan Shalat berjama’ah, ternyata
banyak dari kaum muslimin yang masih keliru, melakukan beberapa kekeliruan dan
kesalahan ketika melaksanakan Shalat berjama’ah. Padahal sudah saatnya mereka
itu tidak boleh melakukan kekeliruan atau kesalahan, karena shalat lima waktu
(shalat fardhu) yang dilakukan di masjid itu sudah sangat sering, sehingga
sudah semestinya jauh dari kesalahan.
Namun
demikian kesalahan masih terus berulang, maka agar bisa dikurangi atau
dihilangkan kesalahan tersebut, semuanya itu harus berdasarkan ilmu. Pada
kesempatan ini, kami sampaikan beberapa penyimpangan dan kesalahan, berkenaan
dengan Shalat Berjama’ah. Banyak sekali yang bisa kita temukan dalam keseharian
kita, namun demikian kita coba amati di kalangan kaum muslimin, mereka shalat
berjama’ah, mereka Alhamdulillaah datang di masjid, tetapi masih juga melakukan
kesalahan.
Tidak
kurang dari 28 point kesalahan kita bisa buktikan, bahwa kaum muslimin masih
salah dalam shalat berjama’ah. Bahkan mungkin bisa lebih dari itu. Untuk
kemudian di akhir bahasan ini kami sampaikan sikap Imaam As Suyuuthy رحمه الله
berkenaan dengan peringatan (perayaan) akhir atau awal tahun.
Adapun
kekeliruan atau kesalahan dimaksud antara lain adalah :
1.
Ketika Imam shalat selesai membaca Al Faatihah, lalu jama’ah mengucapkan: “Aamiiin,
waliwaali daiyaa walil muslimiin”.
Makna
kalimat tersebut bagus dan tidak tercela, tetapi karena ini ibadah dan bukan
karangan, dan bukan perasaan, maka kesalahan semacam itu tidak boleh diulangi,
karena akan mengurangi nilai dan pahala shalat kita, karena dengan nyata shalat
yang diperintahkan oleh Allah itu ditambah-tambah dengan sesuatu yang bukan
berasal dari Rasulullah Saw.
Sebagai
dalil, bahwa yang demikian itu keliru adalah Hadits Rasulullah Saw,
diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory, dari Abu Hurairoh, Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا أَمَّنَ
الإِمَامُ فَأَمِّنُوا
فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ
تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ
الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
“Jika
Imam mengatakan “Aamiiin” maka aminkanlah oleh kalian. Maka barangsiapa yang
“Amin”nya berbarengan dengan “Amin”nya malaikat, ia akan diampuni dosanya”. (Hadits
Riwayat Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim).
Bukan
saja masalah yang kita bahas, tetapi itu merupakan pahala atau kebajikan yang
dijanjikan oleh Rasulullah Saw, bahwa “Aamiiin” kita
harus seragam. Ketika mengucap “Aamiiin” kita harus memperhitungkan agar tepat
berbarengan dengan malaikat. Malaikat memang ghoib, tetapi yang menjadi ukuran
adalah keseragaman suara. Setelah Imam mengucapkan “Ghoiril maghduubi ‘alaihim
waladh dhooolliiiin”, lalu serempak jamaah mengucapkan: “Aamiiin”.
Mengucapkan
Aamiiin: A – mi —- n (Min lebih panjang dari pada A).
A—min,
artinya aman.
Ami—n,
artinya terpercaya.
A—mi—–n,
artinya: Penuhilah, kabulkanlah ya Allah.