Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Sabtu, 25 Januari 2014

Kisah Mata Rasulullah Saw Tembus Pandang

Setelah pulang dari perjalanan Isr’ Mi’raj, banyak hal yang serba tidak masuk akal ditanyakan oleh orang kafir. Sampai bentuk bangunan Masijidil al Aqsha, keadaan sekitarnya, jumlah pintu pun mereka tanyakan. Maka turunlah mu’jizat, sehingga jarak pandang Beliau tembus sampai ke Masjid Al Aqsha.

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbas dan Aisyah r.ha ( istri Rasulullah Saw) bahwa suatu pagi yang cerah tanggal 27 Rajab tahun ke 11 kerasulan Muhammad Saw, Rasulullah Saw duduk merenung sedih seraya bersabda,

“Perjalanan Isra’ Mi’rajku semalam dan waktu subuh aku telah tiba di Makkah, kurasakan benar akan menimbulkan banyak orang yang tidak mempercayaiku.”

Secara kebetulan, Abu Jahal lewat di depan Rasulullah Saw. Melihat kemenakannya yang tampak sedang sedih, ia kemudian menghampirinya.

“Hai Muhammad, sepertinya ada hal penting yang Engkau pikirkan,” katanya.
“Benar paman, semalam aku baru menempuh perjalanan jauh,” jawab Rasulullah Saw.
“Perjalanan jauh kemanakah sehingga membuat Engkau meratapinya,” ujar Abu Jahal lagi.

Isra’ Mi’raj

Rasulullah Saw pun lantas menjelaskan tentang peristiwa yang luar biasa yang baru saja Beliau alami tersebut kepada pamannya, bahwa semalam Beliau telah melakukan sebuah perjalanan jauh yakni ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis.

Setelah menyimak cerita Rasulullah Saw, Abu Jahal pun lantas bertanya kepada kemenakannya tersebut seraya mengekspesikan ketidak percayaannya akan semua apa yang baru saja dialami oleh Rasulullah Saw.

“Kalau pun memang engkau semalam telah melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha, apakah mungkin sekarang engkau sudah berada di sini dan apakah engkau berani mengabarkan peristiwa gila ini kepada kaummu?” ucap Abu Jahal.

Melihat Abu Jahal yang sepertinya sangat tidak percaya akan semua yang Beliau alami, maka ketika Abu Jahal menantang Beliau untuk mengabarkan peristiwa luar biasa kepada penduduk Makkah.

Setelah banyak orang yang berkumpul, Rasulullah saw pun menyampaikan kepada kaumnya seraya bersabda, “Wahai kaumku, ketahuilah bahwa semalam aku baru menempuh perjalanan jauh.”
Salah seorang dari kaum itu bertanya. “Kemana?”
Rasulullah Saw pun menjawab dengan tegas, “Ke Sidratul Muntaha melalui Baitul Maqdis,”.
“Dan pagi ini kamu sudah berada di sini, hai Muhammad?” tanya seorang kaum itu yang keheranan.
“Benar, dan inilah kekuasaan Allah Swt, wahai kaumku!” sabda Rasulullah Saw menjelaskan.

Mata Rasulullah Saw Tembus Pandang

Tiba-tiba seorang dari Bani ‘Adi bernama Muth’im bin ‘Adi menerobos kerumunan orang dan maju ke depan dan berkata lantang,
“Hai Muhammad, sebelum hari ini, aku membenarkan ucapanmu.
Tetapi sejak detik ini aku mendustakanmu, sebab aku biasa ke Baitul Maqdis dengan berkendara unta membutuhkan waktu sebulan penuh untuk sampai kesana.
Demikian juga pulangnya ke Makkah.
Kalau engkau memang benar semalam telah ke Baitul Maqdis aku mempunyai pertanyaan untukmu, Berapakah jumlah pintu Masjid al-Aqsha/Baitul Maqdis?”

Kamis, 23 Januari 2014

Keberanian Az-Zubair bin Al-Awwam r.a

Ibnu Asakir telah mengeluarkan dari Said bin Al-Musaiyib, dia berkata: Orang pertama yang menghunus pedangnya fi sabilillah ialah Az-Zubair bin Al-Awwam r.a.

Pada suatu hari, sedang dia sibuk dengan kerjanya, tiba-tiba terdengar olehnya desas-desus bahwa Rasulullah Saw telah dibunuh orang. Az-Zubair r.a tidak membuang waktu lagi, lalu mengambil pedangnya keluar mencari-cari sumber berita itu. Di tengah jalan dia bertemu dengan Rasulullah Saw sedang berjalan, wajahnya tertegun. Rasulullah Saw lalu bertanya: “Mengapa engkau wahai Zubair, terkejut?”
Jawabnya: “Aku dengar berita, bahwa engkau telah dibunuh orang!”
Rasulullah Saw juga terkejut, lalu berkata: “Kalau aku dibunuh orang, maka apa yang hendak engkau buat?”
Jawab Az Zubair R.a: “Aku akan menantang semua orang Makkah, karena itu!”
Rasululah Saw lalu mendo’akan segala yang baik-baik baginya.

Ibnu Asakir dan Abu Nuaim memberitakan dari Urwah bahwa Az-Zubair bin Al-Awwam r.a pernah mendengar bisikan syaitan yang mengatakan bahwa Muhammad Saw telah dibunuh dan ketika itu Az-Zubair r.a baru saja berusia dua belas tahun. Az-Zubair r.a lalu mengambil pedangnya, dan berkeliaran di lorong-lorong Makkah mencari Nabi Muhammad Saw yang ketika itu berada di daerah tinggi Makkah, sedang di tangan Az-Zubair r.a pedang yang terhunus.

Ketika dia bertemu dengan Nabi Muhammad Saw, Beliau Saw bertanya: “Kenapa engkau dengan pedang yang terhunus itu hai Zubair?!”
Dia menjawab: “Aku dengar engkau dibunuh orang Makkah.”
Rasulullah Saw tersenyum, lalu bertanya lagi: “Apa yang hendak engkau perbuat, jika aku terbunuh?”
jawab Az-Zubair r.a: Aku akan menuntut balas akan darahmu kepada siapa yang membunuhmu!”
Rasulullah Saw lalu mendo’akan bagi Az-Zubair r.a dan bagi pedangnya, kemudian menyuruhnya kembali saja. Maka itu dianggap sebagai pedang pertama yang terhunus fii sabilillah. (Kanzul Ummal 5:69; Al-Ishabah 1:545)

Yunus menyebut dari Ibnu Ishak, bahwa Thalhah bin Abu Thalhah Al-Abdari, pembawa bendera kaum Musyrikin pada hari Uhud telah mengajak perang tanding, tetapi tiada seorang pun yang mau keluar menemuinya. Maka Az-Zubair bin Al-Awwam r.a keluar untuk menghadapinya. Mereka berdua bertarung sampai Az-Zubair r.a melompat ke atas untanya, dan menariknya jatuh ke atas tanah, dan di situ dia bertarung dengan Thalhah, sehingga akhirnya Az-Zubair dapat mengalahkan Talhah dan membunuhnya dengan pedangnya.

Lantaran itu Rasulullah Saw telah berkata: “Tiap-tiap Nabi ada pengiringnya, dan pengiringku ialah Az-Zubair r.a.”

Kemudian Beliau berkata lagi: “Kalau Az-Zubair tidak keluar melawannya, niscaya aku sendiri yang akan keluar dan melawannya, karena melihat ramai orang yang tidak sanggup melawannya.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:20)

Yunus memberitakan lagi dari Ibnu Ishak yang berkata: “Pada hari pertempuran Khandak, telah keluar Naufal bin Abdullah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi seraya mengajak untuk lawan tanding. Maka segera keluar menghadapinya Az-Zubair bin Al-Awwam r.a dan melawannya sehingga dia dapat membelah tubuh musuhnya menjadi dua, sehingga pedangnya menjadi tumpul.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:107)


Selasa, 21 Januari 2014

Keadaan Bumi 3 Tahun Sebelum Turun Dajjal

Ketika Dajjal muncul, jumlah kaum muslimin amatlah banyak dan semakin bertambah kuat. Namun mendekati keluarnya Dajjal, kaum muslimin ditimpa bala’ yang amat berat. Hujan tidak kunjung turun. Tanaman pun tidak tumbuh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ ». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ « التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ

Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah Swt akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan 1/3 dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah Swt akan memerintahkan kepada langit untuk menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 2/3 dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah Swt memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah Swt memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah.” Kemudian para sahabat bertanya, “Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?” Beliau menjawab, “Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.

Sifat-Sifat Dajjal

Beberapa sifat Dajjal disebutkan dalam beberapa hadits berikut ini.

Dari ‘Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda,

« بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوفُ بِالْكَعْبَةِ ، فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ سَبْطُ الشَّعَرِ يَنْطُفُأَوْ يُهَرَاقُرَأْسُهُ مَاءً قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا ابْنُ مَرْيَمَ . ثُمَّ ذَهَبْتُ أَلْتَفِتُ ، فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيمٌ أَحْمَرُ جَعْدُ الرَّأْسِ أَعْوَرُ الْعَيْنِ ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ قَالُوا هَذَا الدَّجَّالُ . أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا ابْنُ قَطَنٍ » . رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ

“Ketika aku tidur, aku bermimpi thawaf di ka’bah, tak tahunya ada seseorang yang rambutnya lurus, kepalanya meneteskan atau mengalirkan air. Maka saya bertanya, “Siapakah ini?“ Mereka mengatakan, “Ini Isa bin Maryam”. Kemudian aku menoleh, tak tahunya ada seseorang yang berbadan besar, warnanya kemerah-merahan, rambutnya keriting, matanya buta sebelah kanan, seolah-olah matanya anggur yang menjorok. Mereka menjelaskan, “Sedang ini adalah Dajjal. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qaththan, laki-laki dari bani Khuza’ah.’”

Dari ‘Ubadah bin Ash Shoomit, Nabi Muhammad Saw bersabda,

إِنِّى قَدْ حَدَّثْتُكُمْ عَنِ الدَّجَّالِ حَتَّى خَشِيتُ أَنْ لاَ تَعْقِلُوا إِنَّ مَسِيحَ الدَّجَّالِ رَجُلٌ قَصِيرٌ أَفْحَجُ جَعْدٌ أَعْوَرُ مَطْمُوسُ الْعَيْنِ لَيْسَ بِنَاتِئَةٍ وَلاَ جَحْرَاءَ فَإِنْ أُلْبِسَ عَلَيْكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Sungguh, aku telah menceritakan perihal Dajjal kepada kalian, hingga aku kawatir kalian tidak lagi mampu memahaminya. Sesungguhnya Al Masih Dajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, berkaki bengkok, berambut keriting, buta sebelah dan matanya tidak terlalu menonjol dan tidak pula terlalu tenggelam. Jika kalian merasa bingung, maka ketahuilah bahwa Rabb kalian tidak bermata juling.