Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Senin, 15 September 2008

Orang Yang Dirindukan Langit

Dimanakah letaknya ’nilai seorang manusia’? Hartanya? Mungkin. Jabatannya? Juga mungkin. Untung saja harta dan jabatannya itu bukanlah jawaban mutlak. Karena tidak semua orang punya harta banyak, atau jabatan tinggi. Jadi, dimanakah gerangan letaknya nilai seseorang? Ada ungkapan ”pergi tak ganjil, datang tak genap”. Begitu kita menyebut orang-orang yang tidak memiliki arti apa-apa bagi orang lain. Ada atau tidaknya dia, sama sekali tidak punya pengaruh apapun. Coba jika orang itu sanggup memberi makna atas kehadirannya. Maka orang lain, akan senantiasa merindukannya. Menantikan kedatangannya. Dan mencarinya, jika dia tidak kunjung datang. Jelas sekali jika nilai seseorang itu terletak pada apa yang dilakukannya untuk orang lain. Lho, bukankah jika punya harta yang banyak kita bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain?

Benar. Kalau kita kaya; maka kita bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain. Teorinya sih begitu. Tapi banyak juga kan orang kaya yang semakin pelit. Dan banyak juga orang kaya yang dermawan tapi sangat pamrih. Tidak. Nilai seseorang tidak ada kaitan langsung dengan kekayaan. Dalam banyak situasi, orang yang tidak kaya malah jauh lebih dermawan daripada orang berada. Banyak orang yang hidupnya pas-pasan, tapi lebih peka dan lebih peduli kepada orang lain. Saya yakin. Anda pun mengenal orang-orang seperti itu. Karena orang-orang berhati mulia seperti itu berada di sekitar kita. Misalnya, seorang lelaki yang saya kenal di lingkungan tempat tinggal saya. Izinkan saya menceritakan kisahnya.

Orang itu sangat dikenal warga. Khususnya jamaah masjid. Setiap kali shalat di masjid, orang itu selalu ada. Sebagai orang baru di lingkungan itu, tentu saya sangat mengaguminya. Kepada saya, dia baik sekali. Kepada orang-orang yang lain pun selalu ramah. Menyapa dengan caranya yang istimewa. Menyalami dengan genggaman yang bersahabat dan penuh semangat. Saya sering melihat dia menjadi orang terakhir yang meninggalkan masjid, dan dialah yang menutup pintu gerbangnya. Semula saya mengira dia itu petugas masjid. Ternyata bukan. Jika ada acara di masjid, maka dia seperti pemeran utama dalam setiap pekerjaan yang dihindari oleh kebanyakan orang lainnya. Sampah-sampah yang berserakan dibersihkannya. Karpet miring dirapikannya. Boleh dibilang; orang ini adalah ’benteng pertahanan terakhir’ dalam setiap kegiatan.

Entah perasaan saya saja. Atau memang demikian adanya; kebaikan orang ini kepada saya, melebihi kebaikannya kepada orang lain. Ini membuat saya seperti punya pertalian batin. Akhir-akhir ini, saya tidak lagi melihat orang itu. ”Mungkin sudah pulang kampung,” begitu saya berpikir. Ada rasa kangen kepadanya. Meskipun dia punya kekurangan, namun kekurangan itu menjadi salah satu keistimewaan tersendiri baginya.

Rabu, 20 Agustus 2008

Sakit Adalah Ujian Dalam Ibadahmu

Salah satu bukti kasih sayang-NYA adalah, ALLAH SWT mengutus 4 malaikat untuk selalu menjaga kita dalam sakit.

Berikut adalah penjelasannya;

“Apabila seorang hamba ALLAH SWT yang beriman menderita sakit,maka ALLAH SWT memerintahkan kepada para malaikat agar menulis perbuatan yang terbaik yang dikerjakan hamba mukmin itu pada saat sehat dan pada saat waktu senangnya.”

Diriwayatkan oleh Abu Imamah Al Bahili. Dalam hadist yang lain Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam: “Apabila seorang hamba mukmin sakit,maka ALLAH mengutus 4 malaikat untuk datang padanya.”

ALLAH SWT memerintahkan :

1. Malaikat pertama untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah.

2. Malaikat kedua untuk mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya sehingga tidak enak / nafsu makan sekalipun makanan itu kesukaannya.

3. Malaikat ketiga untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi pucat pasi.

4. Malaikat keempat untuk mengambil semua dosanya,maka berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa.

Selasa, 15 Juli 2008

Zakat Fitrah Sesuatu Yang Istimewa

Hakikat zakat adalah proses penyucian diri yang berdimensi kemanusiaan. Di satu sisi, zakat merupakan wujud ketaatan pada perintah Allah sebagai konsekuensi pernyataan keimanan. Selain itu juga merupakan penegasan bahwa dalam Islam, setiap ritual selalu mempunyai dimensi sosial yang menyentuh sisi kemanusiaan secara langsung.

Berbicara tentang zakat, ada sesuatu yang special dengan Zakat Fitrah. Berbeda dengan zakat-zakat lainnya yang lebih berfungsi untuk “membersihkan harta”, zakat fitrah adalah satu-satunya zakat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk “menyucikan jiwa”. Oleh karena itu, zakat fitrah tidak saja diwajibkan bagi mereka yang kaya, akan tetapi juga bagi mereka yang kurang berkecukupan. Jadi meskipun orang itu ‘miskin’ menurut kategori umum, dia tetap wajib membayar zakat fitrah namun dia pun berhak menerima zakat fitrah.

Zakat fitrah selain berfungsi melengkapi puasa Ramadhan, juga berfungsi menyambut lebaran Idul Fitri. Karena itu, fungsi kedua dari zakat fitrah adalah berbagi kebahagiaan dengan fakir miskin. Dua hikmah ini, dengan baik disampaikan oleh Ibn Abbas: “RasululLah men-fardhukan zakat fitrah untuk menyucikan diri seorang yang puasa dari al-laghw dan rafats, dan untuk memberi makan orang-orang miskin.”

Fungsi kedua dari zakat fitrah ini meniscayakan pendistribusian zakat tersebut untuk fakir miskin, agar di hari raya idul fitri mereka juga merasakan kebahagiaan seperti yang lainnya, tidak bersedih karena tidak bisa makan di hari itu. Meskipun di dalam ayat tentang zakat disebutkan ada 8 kelompok mustahiq zakat, namun khusus untuk yang zakat fitrah lebih diutamakan kepada fakir miskin.

Siapa aja yang harus berzakat fitrah?

Senin, 23 Juni 2008

Telinga Untuk Kamu

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kearah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga.

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.