Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Jumat, 15 Maret 2013

Jangan Menyerah dan Putus Asa Ditengah Badai

Pada suatu hari, seperti biasa kami bekendaraan menuju ke suatu tempat. Dan aku yg mengemudi. Setelah beberapa puluh kilometer, tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.
“Bagaimana Ayah? Kita berhenti?”, aku bertanya.
“Teruslah mengemudi!”, kata Ayah.

Aku tetap menjalankan mobilku. Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. Kulihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi & berhenti.

“Ayah…?”
“Teruslah mengemudi!” kata Ayahsambil terus melihat ke depan.
Aku tetap mengemudi dengan bersusah payah. Hujan lebat menghalangi pandanganku sampai hanya berjarak beberapa meter saja. Anginpun mengguncang-guncangkan mobil kecilku.Aku mulai takut. Tapi aku tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.

Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, kurasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang. Setelah beberapa kilometer lagi, sampailah kami pada daerah yg kering & kami melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
“Silakan kalau mau berhenti & keluarlah”, kata Ayah tiba².
“Kenapa sekarang?”, tanyaku heran.

“Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai”.
Aku berhenti & keluar. Kulihat jauh di belakang sana badai masih berlangsung. Aku membayangkan mereka yg terjebak di sana & berdoa, semoga mereka selamat.

Kamis, 14 Maret 2013

Misteri Matematika Dalam Kehidupan

Pernahkah Anda berpikir bahwa:
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?

Hikmahnya adalah :

(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH

1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
+ x + = +

2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.
Rumus matematikanya :
+ x - = -
- x + = -

Selasa, 12 Maret 2013

Ketegasan Rasulullah SAW

Suatu ketika di zaman Rasulullah SAW pada masa ‘Fathul Makah’ (pembebasan kota Mekah), ada seorang wanita Quraisy yang mencuri. Wanita tersebut seorang bangsawan dari Bani Makhzum. Mereka bingung dalam memutuskan perkara tersebut.

Dalam perundingan salah seorang dari mereka mengusulkan untuk membicarakannya kepada Usamah. Melalui Usamah mereka berniat untuk memintakan syafa’at atau ampunan dari Rasulullah SAW atas wanita tersebut. Mereka tahu bahwa Usamah adalah salah seorang yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Berharap Rasulullah mengabulkan permintaan Usamah.

Ketika Usamah menyampaikan kepada Rasulullah SAW perihal keinginan mereka. Rasulullah SAW menjawab, “Apakah engkau hendak membela seseorang agar terbebas dari hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT?”

Setelah itu Rasulullah SAW berdiri dan berkhutbah, “Wahai manusia sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah, apabila seorang bangsawan mencuri, mereka biarkan. Akan tetapi apabila seorang yang lemah mencuri, mereka jalankan hukuman kepadanya. Demi Dzat yang Muhammad berada dalam genggaman-Nya. Kalau seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri. Niscaya aku akan memotong tangannya.”

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar memotong tangan wanita tersebut. Setelah itu wanita tersebut bertaubat dan menikah. (HR Bukhari Muslim)

Di sini sangat jelas sekali bagaimana ketegasan Rasulullah SAW dalam menjalankan perintah Allah swt. Bagaimana Rasulullah saw bersikap terhadap yang hak dan yang bathil. Rasulullah SAW tidak mengenal istilah kolusi, korupsi dan nepotisme.

Senin, 11 Maret 2013

Khaulah Binti Malik (Penyebab Turunnya Ayat 1-2 Surat Al-Mujadillah)

Sastrawati yang rajin beribadah itu, suatu hari datang menemui Rasulullah saw dan bercerita mengenai suaminya (Aus Ibnu Shamit). Khaulah adalah istri dari seorang yang sudah lanjut usia dan buruk perangainya. Suatu hari sang suami memintanya berhubungan, namun Khaulah menolaknya dengan berbagai alasan. Aus ibnu Shamit pun marah dan mengeluarkan kata-kata, “Bagiku, kamu tidak ubahnya seperti punggung ibuku.” Setelah itu ia keluar rumah. Tak lama pria tua itu kembali mendatangi istrinya.

Khaulah pun berkata, “Demi Allah jangan coba mendekatiku. Kamu telah berkata seperti itu. Biarkan Allah dan Rasul-Nya yang menghukumi antara kita.”

Mendengar itu suaminya marah besar. Tanpa menggubris perkataan istrinya, ia segera menarik dan mendekapnya dengan kasar. Sebagaimana perempuan muda yang memiliki tenaga, Khaulah mampu menghindar dari suaminya yang sudah tua dan berlari menuju rumah Rasulullah saw.

Setelah mendengar cerita Khaulah, Rasulullah saw bersabda, “Wahai Khaulah, anak pamanmu itu adalah orang tua, maka bersabar dan bertakwalah kepada Allah Ta'ala.”

Tak lama setelah itu, turunlah ayat Allah ketika Nabi sedang berselimut hendak tidur. Nabi pun kembali memanggil Khaulah dan berkata, “Sesungguhnya Allah telah menurunkan beberapa ayat Al-Qur'an atas perkara kamu dan suamimu.” Lalu beliau membacakan firman-Nya.

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang membantah engkau (ya Muhammad), tentang suaminya dan ia mengadu kepada Allah dan Allah mendengar perbantahan kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu (yaitu katanya: engkau seperti punggung ibuku, artinya menjadi haram atasku), tiadalah istri mereka itu menjadi ibunya. Ibu mereka tidak lain hanya perempuan yang melahirkan mereka. Sesungguhnya mereka itu mengatakan perkataan yang munkar dan bohong. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha pengampun.” (Al Mujadillah [58] : 1-2)