Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Rabu, 15 Mei 2013

Mas Kawin, Bolehkah Digunakan Oleh Sang Suami?

Ada pertanyaan yang saya anggap menarik pada rubrik yang diasuh oleh KH Achmad Daroini pada Rakyat Bengkulu tanggal 12 September 2008. Pertanyaannya adalah sebagai berikut: “Saya ingin bertanya, apakah boleh mas kawin yang berupa mukena tidak digunakan lagi untuk sholat. Berhubung mukena tersebut sudah usang jadi untuk sholat saya menggunakan mukena yang lain. Dan boleh tidak kalau mukena yang usang tersebut saya sedekahkan kepada orang yang membutuhkan (fakir miskin misalnya) dan bagaimanakan pertanggungjawaban saya terhadap mas kawin tersebut.

Pertanyaan tersebut mengingatkan kepada saya bahwa ada sementara pendapat yang beredar di masyarakat Bengkulu bahwa mas kawin itu harus digunakan oleh sang isteri sampai  habis. Oleh sebab itu, beberapa tokoh menyarankan untuk memberikan mas kawin berupa barang yang cepat habis jika dipakai oleh sang isteri. Selain itu, mereka berpendapat bahwa mas kawin itu tidak boleh dipakai oleh sang suami. Oleh sebab itu, mereka menganjurkan bahwa mas kawin jangan berupa Al Qur’an, sajadah atau yang lainnya yang memungkinkan san suami nanti ikut menggunakannya. Saya juga sempat membatin apa benar demikian? Sebab, selama ini saya tidak mendengar tentang hal itu. Saya juga ingat ketika saya menikan saya juga memberi mas kawin berupa Al Qur’an dan sebentuk cincin. Lah yang menjadi ganjalan setelah mendengar pendapat itu adalah karena saya juga membaca Al Qur’an  itu. Isteri saya juga tidak melarangnya.

Nah, jawaban dari KH Achmad Daroini membuat hati saya plong. Berikut jawaban beliau: “Jika mas kawin sudah diserahkan oleh suami kepada isterinya setelah akad nikah, maka barang itu mutlak menjadi hak milik isteri. Dipakai untuk sholat atau tidak dipakai karena keleihatannya sudah kurang menarik (usang) itu tidak menimbulkan risiko apa-apa bagi Anda. Disedekahkan kepada orang yang memerlukannya boleh saja. Yang tidak boleh adalah jika disia-siakan (mubazir).

Kamis, 09 Mei 2013

Keunggulan Umat Nabi Muhammad SAW

Salah satu kaum yang diazab adalah umat Nabi Nuh as, dimana mereka ditenggelamkan dengan banjir bandang yang sangat besar dan tak seorang pun bisa menghindarinya meskipun dia berada di tempat yang paling tinggi di dunia. Ada lagi kaum Nabi Luth as dan masih banyak kaum para Nabi lainnya yang Allah SWT turunkan azab.

Bukti kebesaran Allah SWT atas umat Nabi Muhammad SAW sangatlah jelas dan nyata, di zaman sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW bilamana suatu kaum pengikut para Nabi berbuat dosa kepada Allah SWT (maksiat) maka Allah akan menulis dikeningnya umat yang berdosa tersebut dan tidak bisa ditutupi umat tersebut atas diri mereka masing-masing bahwa mereka berbuat dosa dan begitu banyak pula azab Allah yang diturunkan sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW.

Betapa beruntunglah umat Nabi Muhamad SAW atas kasih sayang Allah SWT yang begitu sayang terhadap umat Nabi Muhammad SAW, walaupun begitu banyak dosa dan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat umatnya tetapi Allah SWT masih membuka pintu ampunan selagi ruh masih berada dijasadnya dan sebelum sampai di tenggorokkannya, Allah SWT masih mengampuni dosanya selagi ia tidak menyekutukan Allah SWT.

Semua ini bertanda Allah SWT menjaga umat Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT membuktikan kebesaran-Nya, kasih sayang-Nya dengan Allah SWT menurunkan mujizat yang abadi berupa Al-Qur’an dan shalat 5 waktu dan mengagungkan bulan-bulan dengan ganda pahala yang berlipat ganda untuk umat Nabi Muhammad SAW di antaranya adalah bulan Rajab yang begitu banyak fadhilah-fadhilahnya yang bepuasa maupun yang berdzikir.

Selasa, 07 Mei 2013

Kisah Balasan Dari Sesuap Nasi

Allah SWT memiliki sifat Ar-Rahman, yang artinya Dzat Yang Maha Pengasih.
Kasih sayang dan RahmatNya meliputi seluruh hamba-hambaNya tanpa terkecuali, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah SWT akan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada kita, juga mengasihi seluruh makhluk ciptaanNya, tanpa kecuali.
Berikut ini ada kisah yang bisa membuktikan bahwa Allah SWT Maha Pengasih.

Alkisah, pada jaman dahulu ada seorang fakir yang datang meminta-minta kepada seorang perempuan yang kebetulan sedang menyuap nasi. Maka diberikanlah sesuap makanan itu kepada si fakir.

Selang lama waktunya, akhirnya perempuan itu dikarunia seorang anak. Dan saat anak sudah mulai bisa merangkak, tiba-tiba saja bayinya dibawa lari oleh seekor macan, sehingga membuat perempuan itu sedih.

Lalu dikejarlah macam tersebut, berlari, berjalan bergantian tanpa kenal capek seraya memanggil-manggil anaknya "Anakku...anakku..."

Kemudian Allah SWT mengutus seorang malaikat, meskipun sebenarnya semua itu adalah atas Kehendak dan PengawasanNya, untuk mengejar macan itu serta mengambil bocah dari genggaman macan tersebut.

Malaikat kemudian menyerahkan bocah tersebut kepada ibunya serta berkata, "Allah SWT kirim salam untukmu. Dia berfirman: "Inilah sesuap dibalas dengan sesuap."

Minggu, 05 Mei 2013

Amar : Syahid Selepas Mengucapkan Syahadah

Suatu ketika tatkala Rasulullah s.a.w. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda s.a.w.. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah s.a.w. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah s.a.w., menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah s.a.w.  Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.

Rasulullah s.a.w.  menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad s.a.w.. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pingsan.