Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Minggu, 05 Januari 2014

Godaan Syaithan Ketika Bayi Lahir

Ada sebuah hadits, dari Abu Hurairah r.a yang meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,

“Tidak ada seorang bayi pun dari anak Adam yang terlahir, kecuali ia pasti mendapat tusukan dari Syaithan sehingga bayi itu menangis dan menjerit karenanya, kecuali Maryam dan putranya (Nabi Isa A.s).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah Saw bersabda, “Jeritan bayi ketika lahir adalah karena mendapat tusukan Syaithan.” (HR. Muslim)

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa semua manusia, entah itu orang tuanya muslim atau tidak, ketika bayi lahir maka akan didatangi Syaithan dan diganggu pada saat dilahirkan. Datangnya Syaithan pada saat itu adalah untuk menancapkan tusukan ujung jarinya pada kedua mata anak Adam.

Syaithan Mencari Pengikut

Tujuan syaithan menusukkan jarinya tersebut adalah syaithan berharap kelak di kemudian hari, anak Adam tersebut menjadi pengikut setianya. Matanya tidak bisa “MELIHAT” dengan benar antara yang baik dan yang jahat.

Kebaikan akan tampak menjadi bayang-bayang yang samar sehingga ia akan enggan menuju ke arah kebaikan tersebut. Kejahatan akan tampak seperti kilauan cahaya yang snagat meggiurkan sehingga ia akan berlari untuk menyongsongnya.

Oleh karena itu, Rasululah Saw memberi tuntunan kepada umatnya agar terhindar dari gangguan syaithan pada saat bayi dilahirkan.

Pertama

Dengan di adzani pada telinga kanannya dan di iqamatkan pada telinga kirinya.

Ibnu Abbas ra menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Ajarkanlah kalimat ‘Laa ilaaha illallahu’ kepada anak-anakmu sebagai kalimat pertama yang mereka dengar.” (HR. Al-Hakim)

Rasulullah Saw juga bersabda, “Barang siapa yang mendapati seorang bayi yang dilahirkan, kemudian di adzankan di telinga kanannya dan di iqamatkan di telinga kirinya, maka ia tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan (syaithan yang selalu mengganggu anak kecil).” (HR. Ibn Sunny dari Hasan ibn Aki ra)

Menurut Rasululah Saw, syaithan akan ketakutan dan berlari sejauh-jauhnya apabila mendengar suara adzan.

Kedua

Hal kedua yang bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir adalah dengan dibacakan surat Al-Ikhlas pada kedua telinganya. Imam Muhyiddin Abi Zakaria Yahya dalam kitabnya Al-Adzkar Al-Nawawiyyah menjelaskan bahwa Rasullah Saw membacakan surat Al-Ikhlas pada telinga anak yang baru dilahirkan.

Jumat, 03 Januari 2014

12 Barisan Di Akhirat

Suatu ketika, Muadz bin Jabal r.a menghadap Rasulullah Saw dan bertanya: “Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah Swt: “Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris.” (QS An-Naba’:18)”

Mendengar pertanyaan itu, baginda Rasulullah Saw menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: “Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris.”
Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut…..

Barisan Pertama

Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih:

“Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

Barisan Kedua

Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih:

“Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

Barisan Ketiga

Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking.

“Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

Barisan Keempat

Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka.

“Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

Barisan Kelima

Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah Swt menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar.

“Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah Swt, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

Rabu, 01 Januari 2014

Dosa Besar Akibat Membaca Ramalan Bintang

Allah Ta'ala berfirman yang artinya, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala." (QS. Al Mulk: 3-5).

Allah menjelaskan kebagusan langit ciptaan-Nya. Langit tersebut menjadi indah dan menawan karena dihiasi dengan bintang-bintang. Bintang dalam ayat di atas disebutkan berfungsi untuk melempar setan dan sebagai penghias langit. Namun sebenarnya fungsi bintang masih ada satu lagi. Bintang secara keseluruhan memiliki tiga fungsi.

Tiga Fungsi Bintang di Langit

Fungsi pertama: Untuk melempar setan-setan yang akan mencuri berita langit. Hal ini sebagaimana terdapat dalam surat Al Mulk,

وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ

Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 5)

Setan mencuri berita langit dari para malaikat langit. Lalu ia akan meneruskannya pada tukang ramal. Akan tetapi, Allah senantiasa menjaga langit dengan percikan api yang lepas dari bintang, maka binasalah para pencuri berita langit tersebut. Apalagi ketika diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, langit terus dilindungi dengan percikan api.  Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا, وَأَنَّا لا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا

Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya). Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.” (QS. Al Jin: 9-10).

Berita langit yang setan tersebut curi sangat sedikit sekali. [Lihat I’anatul Mustafid bi Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, 2/14-15, Terbitan Ulin Nuha, tahun 2003].

Fungsi kedua: Sebagai penunjuk arah seperti rasi bintang yang menjadi penunjuk bagi nelayan di laut.

وَعَلامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ

Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl: 16).

Allah menjadikan bagi para musafir tanda-tanda yang mereka dapat gunakan sebagai petunjuk di bumi dan sebagai tanda-tanda di langit. [Lihat I’anatul Mustafid bi Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, 2/14-15, Terbitan Ulin Nuha, tahun 2003].

Senin, 30 Desember 2013

Keutamaan Menjawab Adzan

Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bersabda sebagai berikut:

“Apabila kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian memohonlah al-wasilah (kedudukan tinggi) kepada Allah untukku karena itu adalah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap aku adalah hamba tersebut, barangsiapa memohon al-wasilah untukku niscaya dia (berhak) mendapatkan syafaat.” (HR Muslim)

Demikianlah, betapa besarnya keuntungan yang dijanjikan bagi siapapun yang berkenan menyimak dan menjawab dengan sungguh sungguh panggilan adzan saat berkumandang.

Jika muazin mengucapkan

Allahu Akbar, Allahu Akbar” (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)

Maka Dijawab

Allahu Akbar, Allahu Akbar” (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)

Jika muazin mengucapkan

Asyhadu allaa ilaaha illallah” (aku bersaksi tiada tuhan melainkan Allah)

Maka Dijawab

Asyhadu allaa ilaaha illallah” (aku bersaksi tiada tuhan melainkan Allah)

Jika muazin mengucapkan

Asyhadu annaa Muhammadarrasuulullah”  (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)

Maka Dijawab

Asyhadu annaa Muhammadarrasuulullah”  (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)

Jika muazin mengucapkan

Hayyaa ‘alashshalaah”  (Mari menunaikan shalat),

Maka Dijawab

Laa haula walaa  quwwataa illaa billaah” (Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah).

Jika muazin mengucapkan

Hayaa ‘alal falaah” (Mari meraih kemenangan),

Maka Dijawab

“Laa haula walaa  quwwataa illaa billaah” (Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah),

Jika muazin mengucapkan

“Allahu Akbar, Allahu akbar” (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)

Maka Dijawab

“Allahu Akbar, Allahu akbar” (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar)

Jika muazin mengucapkan

“Laa ilaaha illallah”   (Tiada tuhan melainkan Allah).

Maka Dijawab

“Laa ilaaha illallah”   (Tiada tuhan melainkan Allah).