Fenomena
yang sering menimbulkan pertanyaan dikalangan kaum muslimin Indonesia adalah
manakala seorang sholat sunnah sendiri, misalnya sholat sunnah ba'diyah, atau
sholat fardlu sendiri kemudian datanglah seseorang yang bermakmum kepadanya
dengan menepuk pundak si mushalli pertama, sahkah sholat seperti ini?
Permasalahan ini dalam kitab fikih dibahas dengan judul perbedaan niat imam dan
makmum. Para ulama berbeda pendapat mengenai tata cara sholat seperti itu.
Pendapat
pertama adalah madzhab Syafi'I
mengatakan
bahwa sah sholat jamaah dengan perbedaan niat imam dan makmum secara mutlak.
Jadi meskipun imam sholat sunnah dan makmum sholat fardlu, imam sholat dhuhur
dan makmum sholat ashar, imam sholat ada' dan makmum sholat qadla, semuanya
sah, asalkan format sholat imam dan makmum sama. Kalau formatnya beda, maka
tidak sah, seperti misalnya imam sholat gerhana dan makmum sholat isya', maka
tidak diperbolehkan. Madzhab Syafi'I ini merupakan madzhab yang paling longgar.
Pendapat
kedua adalah madzhab Maliki
yang
mengatakan tidak sah sholat imam dan makmum yang berbeda niatnya, secara
mutlak. Mereka yang sholat fradlu tidak boleh bermakmum dengan imam yang sholat
sunnah, begitu makmum sholat dhuhur tidak sah bila imamnya sholat selain
fardlu. Ini pendapat paling ketat.
Pendapat
ketiga adalah madzhab Hanafi
yang
mengatakan bahwa boleh orang sholat sunnah di belakang imam yang sholat fardlu
tapi tidak sebaliknya. Begitu juga tidak sah sholat makmum yang berbeda dengan
sholat imamnya meskipun sama-sama fardlu.
Dalil-dalil:
Dalil
pendapat pertama adalah:
1.
Hadist riwayat Syafi'I dari Abu Bakrah bahwa Rasulullah s.a.w. keluar untuk
mendamaikan satu persengketaan di Bani Sulaim, lalu beliau membagi sahabatnya
menjadi dua kelompok, kemudian beliau sholat mengimami dengan kelompok satu,
kemudian sholat lagi mengimami dikelompok kedua. Diriwayatkan itu sholat
maghrib.
Sangat
jelas pada hadist tersebut bahwa Rasulullah mengimami kelompok kedua, padahal
beliau telah sholat di kelompok pertama. Berarti sholat Rasulullah sunnah dan
sholat makmum fardlu.
2.
Hadist riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah bahwa Suatu hari Muadz sholat
bersama Rasulullah s.a.w. lalu ia datang ke kaumnya lalu ia mengimami kaumnya
sholat Isya' dengan membaca surat Baqarah, lalu seorang lelaki keluar dari
jamaah dan menyelesaikan sendiri sholatnya. Orang-orang pun menegurnya
"Apakah anda orang manafik?", iapun menjawab "Tidak, aku akan
adukan masalah ini kepada Rasulullah". Sesampai kepada Rasulullah, orang
itu berkata "Wahai Rasulullah, kami orang-orang bekerja siang, Muzdz telah
mengimami kami sholat Isya' telah larut dan membaca surat Baqarah". Ketika Rasulullah mendengar cerita itu,
ditegurnya Muad'z "Apakah angkau orang yang suka membuat fitnah? Mengapa tidak
kau baca surat Sabbihis dan Wallaili Idza Yaghsyaa".
Hadist
ini juga menunjukkan perbedaan sholat imam dan makmum, dimana Muadz telah
sholat Isya bersama Rasulullah lalu menjadi imam di kaumnya. Bagi Muadz sholat
sunnah dan bagi kaumnya sholat fardlu.