Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Rabu, 15 Januari 2014

Cara Berdo’a Rasulullah SAW

Do’a adalah ibadah, bahkan ia adalah intinya ibadah. Oleh karena do’a itu adalah ibadah, maka tentu ada aturan dan tuntunan dari Rasulullah Saw, diantara tuntunannya adalah sebagai berikut :

Syarat-syarat dalam do’a dan adab-adabnya :

1.      Ikhlas, Allah Swt berfirman :

فادعوا الله مخلصين له الدين و لو كره الكافرون

“ Maka serulah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai “ ( QS. 40 : 14 )

2.      Mentaati ketentuan Allah ( QS. 2 : 186 )

3.      Menjauhi yang haram; dalam makan, minum dan pakaian, Rasulullah Saw bersabda :

ثم ذكر الرجليمد يديه إلى السماء  يا رب يا رب  و مطعمه حرام و مشربه حرام  و غذي بالحرام فأنى يستجاب له

“  … Kemudian Rasulullah Saw menyebut seorang laki-laki … mengangkat kedua tangannya ke langit ( seraya berdo’a ) Ya Tuhan, ya Tuhan, sedangkan makanannya haram, minumannya haram dan ia diberi makan yang haram, Bagaimana mungkin akan di kabulkan do’anya ? “ ( HR. Muslim )

4.      Dengan menghadirkan hati, Rasulullah Saw bersabda :

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يقبل الدعاء من قلب غافل لاه

 ”Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa    Allah tidak menerima do’a dari hati yang lalai “ ( HR. Hakim )

5.      Bersungguh-sungguh dalam berdo’a dan yakin akan dikabulkan, Rasulullah Saw bersabda  :

اذا دعا أحدكم فلا يقل : اللهم اغفرلى إن شئت و ليعزم المسألة

Apabila seorang dari kalian berdo’a, janganlah dengan mengatakan : Ya Allah ampunilah aku, jika Engkau kehendaki, tetapi hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam berdo’a “ (HR. Muslim)

6.      Tidak tergesa-gesa, Rasulullah Saw bersabda :

يستجاب لأحدكم مالم يعجل يقول : دعوت فلم يستجب لى

Akan dikabulkan do’a seorang dari kalian selama tidak tergesa-gesa, dengan mengatakan : aku telah berdo’a tetapi belum juga terkabul “ ( HR. Bukhari dan Muslim )

7.      Memperbanyak do’a dan mengulang-ulangnya tiga kali, Rasulullah Saw bersabda :

كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا دعا دعا ثلاثا و إذا سأل سأل ثلاثا

”Adalah Rasulullah saw, apabila berdo’a dengan mengulangnya tiga kali dan apabila memohon dengan mengulangnya tiga kali “ ( HR. Bukhari dan Muslim )

Senin, 13 Januari 2014

Kisah Kijang Minta Pertolongan Nabi Muhammad SAW

Banyak Imam ahli hadist yang mengetengahkan berita riwayat tentang seekor kijang yang dapat berbicara kepada Rasulullah Saw, sebagai peristiwa mukjizat. Hadits semakna yang dituturkan oleh Ummul mukminin, Umm Salamah r.a adalah sebagai berikut:

Ketika Rasulullah Saw sedang berada di tengah sahara beliau mendengar suara memanggil-manggil, “Ya Rasulullah!” hingga tiga kali. Beliau menoleh ke arah datangnya suara itu. Beliau melihat seekor kijang tertambat pada sebuah batu besar. Di sebelahnya seorang Arab pegunungan dalam keadaan tidur nyenyak, telentang di bawah sinar matahari.

Kepada kijang itu Rasulullah Saw bertanya, “Apa keperluanmu memanggil-manggil ?”
Kijang menjawab, “Orang yang tidur itu memburuku dan menangkapku, sedangkan aku mempunyai dua ekor anak di atas bukit itu. Tolonglah lepaskan aku agar aku dapat menyusui anak-anakku. Setelah itu aku akan kembali lagi ke tempat ini.”
Rasulullah Saw bertanya, “Benarkah engkau akan berbuat seperti itu?”
Kijang menjawab, “Allah Swt akan menimpakan hukuman berat atas diriku jika aku tidak kembali lagi ke tempat ini.”

Rasulullah Saw melepaskan kijang itu dan membiarkannya pergi untuk menyusui anak-anaknya. Beberapa lama kemudian kijang itu benar-benar kembali. Rasulullah Saw menambatkan kembali seperti semula. Tidak lama setelah itu, si pemburu bangun dari tidurnya. Melihat Rasulullah Saw berada di dekatnya si pemburu bertanya, “Ada perlu apa Anda datang kemari?”
Beliau menjawab, “Ku minta engkau mau melepaskan kijang ini.”
Tanpa banyak berpikir lagi si pemburu memenuhi permintaan Rasulullah Saw. Setelah di lepas oleh si pemburu, kijang itu lari kencang meloncat-loncat kegirangan di padang pasir sambil terus berkata,”Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah utusan Allah.”


Peristiwa mukjizat tersebut terjadi di Madinah, yakni setelah Rasulullah Saw hijrah meninggalkan Makkah.

Sabtu, 11 Januari 2014

Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq r.ha

Ibunya bernama Qutayrah binti Abu Uzza dari Banu Amir bin lu’ai. Dia adalah saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar r.a. Asma’ telah dilahirkan 27 tahun sebelum Hijriyah. Usianya lanjut, sehingga dia wafat pada tahun ke-73 sesudah Hijriyah. Berarti usianya genap satu abad.

Dari masa jahiliyyah hingga ke masa pemerintahan Bani Umayyah. Semenjak permulaan Islam, Asma’ telah banyak membantu perjuangan Nabi Muhammad Saw beserta ayahnya. Ketika Rasulullah Saw dan Abu Bakar r.a dikejar-kejar oleh kaum kafir Quraisy, keduanya bersembunyi di Gua Tsur, maka setiap petangnya, Asma’ binti Abu Bakar r.ha seorang diri telah datang ke tempat persembunyian itu untuk membawa makanan dan minuman untuk Nabi Muhammad Saw serta ayahnya. Pada malam ketiga, Asma’ r.ha juga telah datang ke tempat Persembunyian Rasulullah Saw dengan membawa Seorang penunjuk jalan, yaitu Abdullah bin Uraiqith. Kemudian Nabi Muhammad Saw bersama sahabatnya meninggalkan gua itu untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan Asma’ r.ha membawakan bungkusan makanan bagi mereka. Dan karena dia tidak menemukan tali untuk mengikat makanan itu pada unta, maka ia membuka tali ikat pinggangnya, lalu disobeknya menjadi dua utas tali. Yang satu dijadikan ikat makanan kepada unta, dan yang lain diikatkan pada pinggangnya. Dan sejak itulah dia telah dikenal dengan panggilan ‘Wanita yang mempunyai dua ikat pinggang’.

Setelah berkhidmat dan membantu perjuangan Nabi Muhammad Saw Ketika berhijrah ke Madinah, Asma’ r.ha segera kembali ke rumahnya. Namun, belum sempat Asma’ r.ha tiba di rumahnya, beberapa orang kaum kafir Quraisy dengan diketuai oleh Abu Jahal, sudah berada di belakangnya. Asma’ r.ha ditanya dengan berbagai pertanyaan. Tetapi dia tetap menjawab, ‘Saya tidak tahu.’ Hal itu telah membuat Abu Jahal marah, lalu dia menampar Asma’ r.ha dengan tangannya yang kasar itu. lantaran tamparan itu terialu kuat, sehingga anting-anting Asma’ r.ha tercabut dari telinganya. Rasa sakit dari tamparan Abu jahal itu terus terasa oleh Asma’ r.ha sampai beberapa hari, bahkan dia tidak dapat melupakannya seumur hayatnya.

Asma’ r.ha telah memeluk Islam bersama-sama orang yang pertama memeluk Islam. Dia adalah orang yang kedelapan belas dalam urutan orang-orang yang mula-mula memeluk Islam. Usia Asma’ r.ha delapan tahun lebih tua dari ‘Aisyah r.ha.

Asma’ r.ha telah menikah dengan Zubair bin Awwam r.a. Dan darinya mempunyai anak: Abdullah, Urwah, Mundzir, Asim, Muhajir, Khadijah, Ummul Hasan, dan ‘Aisyah.

Suaminya, Zubair telah syahid dalam pertempuran Jamal. Asma’ binti Abu Bakar r.ha berkata, “Ketika aku menikahi Zubair, dia belum mempunyai rumah, juga tidak mempunyai budak. Dia tidak mempunyai apa-apa di muka bumi ini selain kudanya. Akulah yang biasanya menggembalakan kudanya, memberinya makan, dan merawatnya. Selain itu aku juga yang menggiling bibit kurma, menggembalakan unta, memberinya minum, menambal ember, dan membuat roti. Sebenarnya aku tidak begitu pandai membuat roti, maka tetanggaku orang Anshar yang biasanya membuatkan roti untukku. Mereka adalah wanita-wanita yang ramah.”

Asma’ r.ha sering menjujung bibit kurma di kepalanya dari hasil tanah milik Zubair yang telah dihadiahkan oleh Rasulullah Saw kepadanya. Tanah itu jauhnya sekitar 2 mil. Suatu hari, Asma’ r.ha sedang membawa biji-biji kurma itu di atas kepalanya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Rasulullah Saw dan sekelompok sahabat r.huma. Lalu Beliau Saw memanggil Asma’ r.ha, ‘Ayo! lkutiah!’ mengajaknya agar ikut di belakang beliau.

Asma’ r.ha merasa malu sekali berjalan bersama para laki-laki. Dan ia teringat akan Zubair dan kecemburuannya. Karena Zubair termasuk orang yang paling pencemburu. Dan ketika Rasulullah Saw melihat bahwa Asma’ r.ha malu, lalu beliau pergi. Setelah itu, Asma’ r.ha menemui Zubair dan menceritakan kejadian tadi, “Tadi Rasulullah Saw bertemu denganku ketika aku sedang menjunjung biji kurma di kepalaku. Ada sekelompok sahabat bersama beliau. Beliau merundukkan untanya supaya aku bisa ikut menunggang unta itu bersama beliau, tetapi aku sangat malu dan aku tahu rasa cemburumu.”

Zubair berkata, “Demi Allah, memikirkanmu menjunjung biji kurma adalah lebih berat bagiku daripada kamu berkendaraan bersama beliau Saw.”

Pada suatu ketika Asma’ r.ha merasa Zubair berlaku keras terhadapnya. Lalu Asma’ r.ha menemui ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a dan mengeluhkan tentangnya. Ayahnya berkata, “Puteriku, Sabarlah. jika seorang wanita mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga.”

Asma’ binti Abu Bakar r.ha pernah datang menemui Rasulullah Saw berkata, ‘Ya Nabi Allah! tidak ada apa-apa di rumahku kecuali apa yang dibawakan Zubair untukku. Salahkah bila aku menginfakkan sebagian dari yang dibawakannya itu?” Beliau Saw menjawab, infakkanlah yang kamu bisa. Jangan menimbun harta, atau Allah Swt akan menahannya darimu.”

Kamis, 09 Januari 2014

99 Istri Nabi Sulaiman A.s & Keutamaan Lafadz “Insya Allah”

Nabi Muhammad Saw menyampaikan kepada kita bahwa Nabiyullah Sulaiman A.s bersumpah untuk menggauli (99) sembilan puluh sembilan isterinya. Masing-masing isteri melahirkan seorang penunggang kuda untuk berjihad fi sabilillah. Tetapi tidak ada yang melahirkan kecuali (1) satu isteri. Dan itupun hanya setengah manusia, karena dia tidak berucap “Insya Allah”.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda (berkata),

“ Sulaiman bin Dawud berkata :
“Demi Allah, aku akan berkeliling malam ini kepada (70) tujuh puluh isteri, masing-masing isteri melahirkan seorang penunggang kuda yang berjihad fi sabilillah.”
Temannya berkata kepadanya, ” Insya Allah.”
Tetapi Sulaiman tidak mengucapkannya, maka tidak seorang pun yang melahirkan kecuali seorang saja melahirkan bayi yang jatuh salah satu sisinya. ”
Nabi Muhammad Saw bersabda :
“ Jika Sulaiman mengucapkan, niscaya mereka berjihad fi sabilillah. ”

Syuaib dan Ibnu Abiz Zinad berkata, “ Sembilan puluh. ” Dan ini Lebih Shahih. Lafadznya adalah lafadz Bukhari. Hadis ini disebutkan oleh Bukhari dalam Kitabul Jihad dengan lafadz,
“ Demi Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus isteri atau (99) sembilan puluh sembilan isteri. ”

Dalam Kitabun Nikah dengan lafadz, “ Sulaiman bin Dawud berkata :
“Demi Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus wanita, setiap wanita melahirkan seorang anak laki-laki yang berperang di jalan Allah Swt.”
Malaikat berkata kepadanya : “Katakanlah, ‘ Insya Allah”.
Tetapi Sulaiman tidak mengatakannya. Dia lupa. Dia berkeliling, tapi tidak ada isteri yang melahirkan kecuali seorang isteri yang melahirkan setengah manusia. ”

Nabi Muhammad bersabda :
“ Seandainya Sulaiman berkata, ‘Insya Allah’ niscaya dia tidak mengingkari sumpahnya dan keinginannya lebih mungkin untuk tercapai. ”

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab firman Allah Swt, “ Dan Kami berikan Sulaiman kepada Dawud. ” (Shad: 30). (6/458 no. 3424).

Dalam Kitabul Jihad, bab mencari anak untuk jihad, 6/34 no. 2819, dalam Kitabun Nikah, bab ucapan seorang suami, ‘Aku akan berkeliling kepada isteri-isteriku.’(9/239 no. 5242).
Dalam Kitabul Aiman wan Nudzur, bab bagaimana sumpah Nabi, 11/524, no. 6639.
Dalam Kitab Kaffaratul Aiman, bab pengecualian dalam sumpah, 11/602.
Dalam Kitabut Tauhid, bab keinginan dan kehendak, 13/446, no. 7469.

Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabul Aiman bab pengecualian dalam sumpah, 3/1275, no. 1654. Hadis ini dalam Syarah Muslim An-Nawawi, 11/282.

Sulaiman A.s adalah salah seorang Nabiyullah yang shalih dan raja yang Mujahid. Allah Swt memberinya kerajaan yang besar. Allah Swt menundukkan manusia, jin, burung, dan angin untuknya. Barang siapa membaca paparan Al-Qur’an tentang hidupnya, maka dia mengetahui bahwa Sulaiman gemar berjihad fi sabilillah, memperhatikan bala tentaranya, cermat meneliti mereka dan perlengkapan mereka. Dan jika perhatian seseorang tertuju pada suatu perkara, maka dia akan menghabiskan umurnya dalam rangka meraih sesuatu itu, mengembangkan, dan menegakkannya diantara manusia.

Sulaiman A.s benar-benar menggemari jihad, memperhatikan, dan menyiapkan pasukannya. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Swt, “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (An-Naml: 17).