Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Kamis, 09 Januari 2014

99 Istri Nabi Sulaiman A.s & Keutamaan Lafadz “Insya Allah”

Nabi Muhammad Saw menyampaikan kepada kita bahwa Nabiyullah Sulaiman A.s bersumpah untuk menggauli (99) sembilan puluh sembilan isterinya. Masing-masing isteri melahirkan seorang penunggang kuda untuk berjihad fi sabilillah. Tetapi tidak ada yang melahirkan kecuali (1) satu isteri. Dan itupun hanya setengah manusia, karena dia tidak berucap “Insya Allah”.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda (berkata),

“ Sulaiman bin Dawud berkata :
“Demi Allah, aku akan berkeliling malam ini kepada (70) tujuh puluh isteri, masing-masing isteri melahirkan seorang penunggang kuda yang berjihad fi sabilillah.”
Temannya berkata kepadanya, ” Insya Allah.”
Tetapi Sulaiman tidak mengucapkannya, maka tidak seorang pun yang melahirkan kecuali seorang saja melahirkan bayi yang jatuh salah satu sisinya. ”
Nabi Muhammad Saw bersabda :
“ Jika Sulaiman mengucapkan, niscaya mereka berjihad fi sabilillah. ”

Syuaib dan Ibnu Abiz Zinad berkata, “ Sembilan puluh. ” Dan ini Lebih Shahih. Lafadznya adalah lafadz Bukhari. Hadis ini disebutkan oleh Bukhari dalam Kitabul Jihad dengan lafadz,
“ Demi Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus isteri atau (99) sembilan puluh sembilan isteri. ”

Dalam Kitabun Nikah dengan lafadz, “ Sulaiman bin Dawud berkata :
“Demi Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus wanita, setiap wanita melahirkan seorang anak laki-laki yang berperang di jalan Allah Swt.”
Malaikat berkata kepadanya : “Katakanlah, ‘ Insya Allah”.
Tetapi Sulaiman tidak mengatakannya. Dia lupa. Dia berkeliling, tapi tidak ada isteri yang melahirkan kecuali seorang isteri yang melahirkan setengah manusia. ”

Nabi Muhammad bersabda :
“ Seandainya Sulaiman berkata, ‘Insya Allah’ niscaya dia tidak mengingkari sumpahnya dan keinginannya lebih mungkin untuk tercapai. ”

Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab firman Allah Swt, “ Dan Kami berikan Sulaiman kepada Dawud. ” (Shad: 30). (6/458 no. 3424).

Dalam Kitabul Jihad, bab mencari anak untuk jihad, 6/34 no. 2819, dalam Kitabun Nikah, bab ucapan seorang suami, ‘Aku akan berkeliling kepada isteri-isteriku.’(9/239 no. 5242).
Dalam Kitabul Aiman wan Nudzur, bab bagaimana sumpah Nabi, 11/524, no. 6639.
Dalam Kitab Kaffaratul Aiman, bab pengecualian dalam sumpah, 11/602.
Dalam Kitabut Tauhid, bab keinginan dan kehendak, 13/446, no. 7469.

Hadis ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabul Aiman bab pengecualian dalam sumpah, 3/1275, no. 1654. Hadis ini dalam Syarah Muslim An-Nawawi, 11/282.

Sulaiman A.s adalah salah seorang Nabiyullah yang shalih dan raja yang Mujahid. Allah Swt memberinya kerajaan yang besar. Allah Swt menundukkan manusia, jin, burung, dan angin untuknya. Barang siapa membaca paparan Al-Qur’an tentang hidupnya, maka dia mengetahui bahwa Sulaiman gemar berjihad fi sabilillah, memperhatikan bala tentaranya, cermat meneliti mereka dan perlengkapan mereka. Dan jika perhatian seseorang tertuju pada suatu perkara, maka dia akan menghabiskan umurnya dalam rangka meraih sesuatu itu, mengembangkan, dan menegakkannya diantara manusia.

Sulaiman A.s benar-benar menggemari jihad, memperhatikan, dan menyiapkan pasukannya. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Swt, “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (An-Naml: 17).


Perhatian Sulaiman A.s terhadap kuda menyibukkannya dari perbuatan-perbuatan baik yang bisa jadi lebih Afdhal (utama) daripadanya, “(Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku …” (Shad: 31-32).

Lihatlah bagaimana Sulaiman A.s hendak meminta tanggung jawab salah satu bala tentaranya manakala dia melihat burung hud-hud tidak hadir, “Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: ‘Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.” (An-Naml; 20-21).

Kegemaran Sulaiman A.s terhadap jihad, menyiapkan peperangan dan menumbuhkan generasi yang gemar berperang dipaparkan oleh Rasulullah Saw kepada kita, bahwa dia bersumpah untuk menggauli dalam satu malamnya sembilan puluh sembilan isterinya dengan harapan satu orang melahirkan seorang prajurit yang berperang di jalan Allah Swt. Dalam riwayat yang lain, tujuh puluh isteri. Dalam riwayat lain, sembilan puluh, dan dalam riwayat empat ratus.

Akan tetapi harapannya kandas. Dia tidak bisa mewujudkan sumpahnya. Dia hanya diberi setengah bayi. Rasulullah Saw menjelaskan sebabnya, dia lupa mengucapkan ‘insya Allah’ walaupun malaikat telah mengingatkan hal itu kepadanya. Dan sepertinya Sulaiman A.s sedang sibuk dengan urusan-urusannya sehingga membuatnya lalai mengucapkannya itu agar takdir Allah Swt terlaksana padanya. Seandainya Sulaiman A.s mengucapkan kalimat itu, niscaya sumpahnya terpenuhi dan keinginannya terwujud, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. Setengah manusia yang dilahirkan oleh salah seorang isteri Sulaiman bisa jadi yang dimaksud dengan firman-Nya, “Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.” (Shaad: 34).

Mungkin ada yang bertanya bagaimana Sulaiman bersumpah terhadap sesuatau yang akan terjadi pada masa mendatang?

Padahal terjadinya hal semacam ini termasuk perkara dimana seorang hamba Allah Swt yang shalih tidak semestinya memastikan. Jawabannya adalah bahwa ada sebagian hamba Allah Swt yang shalih, jika mereka bersumpah, maka Allah Swt mewujudkan sumpahnya dan memenuhi permintaanya. Sebagaimana dalam hadits shahih, “Sesungguhnya di antara hamba Allah Swt terdapat orang-orang yang jika bersumpah atas nama Allah Swt, niscaya Allah Swt memenuhinya.”

Tak diragukan Sulaiman A.s mempunyai kedudukan di sisi Allah Swt. “Dan Kami karuniakan kepada Dawud (seorang), Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Shad: 30).

“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.’” (An-Naml: 15).

Rasulullah Saw telah menyatakan bahwa diantara para sahabat terdapat sahabat yang jika dia bersumpah atas nama Allah Swt, niscaya Allah Swt akan memenuhinya. Diantara mereka adalah Barra’ bin Malik. Dan tentu saja Sulaiman A.s lebih mulia kedudukannya daripada seorang shahabat.

Mungkin ada yang bertanya, “Darimana Sulaiman A.s memiliki wanita dalam jumlah seperti itu?”

Jawabannya adalah bahwa dalam syariat Musa A.s, seorang laki-laki dibolehkan menikah tanpa dibatasi. Taurat menyebutkan bahwa isteri Sulaiman A.s mencapai tujuh ratus orang.
Hadis ini menunjukkan bahwa Sulaiman A.s memiliki kemampuan besar dalam urusan isteri; satu malam dia berkeliling kepada wanita dalam jumlah seperti di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!