Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Cari Berkah

Kamis, 23 Januari 2014

Keberanian Az-Zubair bin Al-Awwam r.a

Ibnu Asakir telah mengeluarkan dari Said bin Al-Musaiyib, dia berkata: Orang pertama yang menghunus pedangnya fi sabilillah ialah Az-Zubair bin Al-Awwam r.a.

Pada suatu hari, sedang dia sibuk dengan kerjanya, tiba-tiba terdengar olehnya desas-desus bahwa Rasulullah Saw telah dibunuh orang. Az-Zubair r.a tidak membuang waktu lagi, lalu mengambil pedangnya keluar mencari-cari sumber berita itu. Di tengah jalan dia bertemu dengan Rasulullah Saw sedang berjalan, wajahnya tertegun. Rasulullah Saw lalu bertanya: “Mengapa engkau wahai Zubair, terkejut?”
Jawabnya: “Aku dengar berita, bahwa engkau telah dibunuh orang!”
Rasulullah Saw juga terkejut, lalu berkata: “Kalau aku dibunuh orang, maka apa yang hendak engkau buat?”
Jawab Az Zubair R.a: “Aku akan menantang semua orang Makkah, karena itu!”
Rasululah Saw lalu mendo’akan segala yang baik-baik baginya.

Ibnu Asakir dan Abu Nuaim memberitakan dari Urwah bahwa Az-Zubair bin Al-Awwam r.a pernah mendengar bisikan syaitan yang mengatakan bahwa Muhammad Saw telah dibunuh dan ketika itu Az-Zubair r.a baru saja berusia dua belas tahun. Az-Zubair r.a lalu mengambil pedangnya, dan berkeliaran di lorong-lorong Makkah mencari Nabi Muhammad Saw yang ketika itu berada di daerah tinggi Makkah, sedang di tangan Az-Zubair r.a pedang yang terhunus.

Ketika dia bertemu dengan Nabi Muhammad Saw, Beliau Saw bertanya: “Kenapa engkau dengan pedang yang terhunus itu hai Zubair?!”
Dia menjawab: “Aku dengar engkau dibunuh orang Makkah.”
Rasulullah Saw tersenyum, lalu bertanya lagi: “Apa yang hendak engkau perbuat, jika aku terbunuh?”
jawab Az-Zubair r.a: Aku akan menuntut balas akan darahmu kepada siapa yang membunuhmu!”
Rasulullah Saw lalu mendo’akan bagi Az-Zubair r.a dan bagi pedangnya, kemudian menyuruhnya kembali saja. Maka itu dianggap sebagai pedang pertama yang terhunus fii sabilillah. (Kanzul Ummal 5:69; Al-Ishabah 1:545)

Yunus menyebut dari Ibnu Ishak, bahwa Thalhah bin Abu Thalhah Al-Abdari, pembawa bendera kaum Musyrikin pada hari Uhud telah mengajak perang tanding, tetapi tiada seorang pun yang mau keluar menemuinya. Maka Az-Zubair bin Al-Awwam r.a keluar untuk menghadapinya. Mereka berdua bertarung sampai Az-Zubair r.a melompat ke atas untanya, dan menariknya jatuh ke atas tanah, dan di situ dia bertarung dengan Thalhah, sehingga akhirnya Az-Zubair dapat mengalahkan Talhah dan membunuhnya dengan pedangnya.

Lantaran itu Rasulullah Saw telah berkata: “Tiap-tiap Nabi ada pengiringnya, dan pengiringku ialah Az-Zubair r.a.”

Kemudian Beliau berkata lagi: “Kalau Az-Zubair tidak keluar melawannya, niscaya aku sendiri yang akan keluar dan melawannya, karena melihat ramai orang yang tidak sanggup melawannya.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:20)

Yunus memberitakan lagi dari Ibnu Ishak yang berkata: “Pada hari pertempuran Khandak, telah keluar Naufal bin Abdullah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi seraya mengajak untuk lawan tanding. Maka segera keluar menghadapinya Az-Zubair bin Al-Awwam r.a dan melawannya sehingga dia dapat membelah tubuh musuhnya menjadi dua, sehingga pedangnya menjadi tumpul.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:107)


Selasa, 21 Januari 2014

Keadaan Bumi 3 Tahun Sebelum Turun Dajjal

Ketika Dajjal muncul, jumlah kaum muslimin amatlah banyak dan semakin bertambah kuat. Namun mendekati keluarnya Dajjal, kaum muslimin ditimpa bala’ yang amat berat. Hujan tidak kunjung turun. Tanaman pun tidak tumbuh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ ». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ « التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ

Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah Swt akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan 1/3 dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah Swt akan memerintahkan kepada langit untuk menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 2/3 dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah Swt memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah Swt memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah.” Kemudian para sahabat bertanya, “Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?” Beliau menjawab, “Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.

Sifat-Sifat Dajjal

Beberapa sifat Dajjal disebutkan dalam beberapa hadits berikut ini.

Dari ‘Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda,

« بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوفُ بِالْكَعْبَةِ ، فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ سَبْطُ الشَّعَرِ يَنْطُفُأَوْ يُهَرَاقُرَأْسُهُ مَاءً قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا ابْنُ مَرْيَمَ . ثُمَّ ذَهَبْتُ أَلْتَفِتُ ، فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيمٌ أَحْمَرُ جَعْدُ الرَّأْسِ أَعْوَرُ الْعَيْنِ ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ قَالُوا هَذَا الدَّجَّالُ . أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا ابْنُ قَطَنٍ » . رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ

“Ketika aku tidur, aku bermimpi thawaf di ka’bah, tak tahunya ada seseorang yang rambutnya lurus, kepalanya meneteskan atau mengalirkan air. Maka saya bertanya, “Siapakah ini?“ Mereka mengatakan, “Ini Isa bin Maryam”. Kemudian aku menoleh, tak tahunya ada seseorang yang berbadan besar, warnanya kemerah-merahan, rambutnya keriting, matanya buta sebelah kanan, seolah-olah matanya anggur yang menjorok. Mereka menjelaskan, “Sedang ini adalah Dajjal. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qaththan, laki-laki dari bani Khuza’ah.’”

Dari ‘Ubadah bin Ash Shoomit, Nabi Muhammad Saw bersabda,

إِنِّى قَدْ حَدَّثْتُكُمْ عَنِ الدَّجَّالِ حَتَّى خَشِيتُ أَنْ لاَ تَعْقِلُوا إِنَّ مَسِيحَ الدَّجَّالِ رَجُلٌ قَصِيرٌ أَفْحَجُ جَعْدٌ أَعْوَرُ مَطْمُوسُ الْعَيْنِ لَيْسَ بِنَاتِئَةٍ وَلاَ جَحْرَاءَ فَإِنْ أُلْبِسَ عَلَيْكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Sungguh, aku telah menceritakan perihal Dajjal kepada kalian, hingga aku kawatir kalian tidak lagi mampu memahaminya. Sesungguhnya Al Masih Dajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, berkaki bengkok, berambut keriting, buta sebelah dan matanya tidak terlalu menonjol dan tidak pula terlalu tenggelam. Jika kalian merasa bingung, maka ketahuilah bahwa Rabb kalian tidak bermata juling.

Minggu, 19 Januari 2014

Kisah Malaikat Harut Dan Marut

Alkisah pada masa Kerajaan Babilonia kuno, ilmu-ilmu sihir merajalela. Dukun-dukun santet, ilmu pelet dan lain-lain yang kelasnya mungkin jauh lebih sakti dari jaman sekarang muncul dimana-mana.

Orang-orang beriman dan bertaqwa pada waktu itu mulai terdesak oleh para penganut ajaran setan ini. Dan situasi kerajaan Babilonia pun menjadi resah, karena ahli-ahli sihir setan ini mulai melebarkan pengaruhnya ke istana. Sementara itu di langit terjadi insiden, beberapa malaikat sedang membicarakan mengenai kejahatan dan kerusakan manusia.

Para Malaikat berkata “Anak-anak Adam itu, Engkau jadikan mereka makhluk pilihan-Mu di bumi tetapi mereka mendurhakai-Mu”.

Allah Swt berfirman “Sungguh jika Aku turunkan kamu ke sana dan Aku bentuk kamu seperti pembentukan mereka, niscaya kamu akan melakukan sebagaimana yang mereka lakukan juga”.

Para Malaikat menjawab “Maha Suci Engkau wahai Tuhan, takkan mungkin kami mendurhakai-Mu!”.

Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.”

Malaikat berkata, “Kami lebih patuh kepada Engkau dibanding anak keturunan Adam.”

Kepada malaikat, Allah Swt berfirman: “Panggillah kemari dua malaikat. Aku akan turunkan mereka ke bumi hingga kamu dapat melihat apa yang dilakukan kedua malaikat itu!”

Allah Swt berfirman kepada malaikat, “Pilihlah dua yang termulia antara kamu!”

Malaikat menjawab, “Tuhanku, biarlah Harut dan Marut yang melakukannya.”

Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi dan dengan diberi sifat-sifat yang sama seperti yang melekat pada manusia (Nafsu syahwat, Akal, dll).

[Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja'far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas R.a.]

Demikianlah Allah Swt menunjukkan kebijaksanaannya. Allah Swt mengutus dua dari para malaikat yang sedang berdiskusi tadi ke bumi dengan dibekali hawa nafsu. Mereka turun ke bumi dengan membawa tugas, yaitu mengajarkan manusia pengetahuan ilmu sihir, yang tujuannya adalah untuk melawan ilmu-ilmu sihir setan. Sekaligus mengajarkan manusia kebaikan.

Mereka (para setan) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:

“Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. (QS. Al Baqarah:102)