Dialah seorang nabi yang tidak dijelaskan
secara gamblang tentang zaman kenabiannya dan di kaum apa beliau berdakwah.
Semua cerita tentang Nabi Dzulkifli A.s hanya sebatas pendapat-pendapat, tidak
berdasar dalil yang Qoth’i.
Allah Swt telah mencatat beliau A.s sebagai
jajaran orang-orang yang sabar dan menjadi hamba pilihan.
Dan ingatlah Nabi Isma’il, Nabi Idris, dan
Nabi Dzulkifli, semuanya termasuk orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anbiya’ [21]:85)
Dan ingatlah Nabi Isma’il, Nabi Yasa’, dan
Nabi Dzulkifli, semuanya termasuk orang-orang pilihan. (QS. Shad [38]: 48)
Dzulkifli adalah julukan untuk beliau. Nama
beliau sebenarnya tidak diketahui secara pasti. Sebab musabbanya juga beragam .الْكِفْلِ itu maknanya menjamin tanggungan.
Telah terjadi silang pendapat tentang di masa apa Nabi Dzulkifli A.s hidup.
Pendapat yang pertama menyatakan bahwa Nabi Dzulkifli A.s adalah anak Nabi
Ayyub A.s yang mana nama lengkapnya adalah Bisyr bin Ayyub. Beliau berdakwah di
daerah Syam. Pendapat ini mengatakan bahwa Nabi Dzulkifli A.s adalah seorang
nabi bukan dari kalangan Bani Israiil.
Pendapat yang kedua menyebutkan bahwa Nabi
Dzulkifli A.s adalah seorang nabi dari kalangan Bani Israiil. Beliau hidup di
masa Nabi Yasa’ A.s, seorang nabi yang hidup setelah Nabi Ilyas A.s. Alasan
mereka, karena ada riwayat yang disebutkan dengan jelas perihal nama Nabi Yasa’
A.s sebagaimana diriwayatkan Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari jalan Mujahid.
Dan Ibnu Katsir menukilnya dalam kitab Qoshosh al-Anbiya’
217 dan beliau tidak berkomentar tentang derajat kisah ini.
Mujahid berkata: Ketika Nabi Yasa’ A.s telah
berusia tua, beliau ingin memberikan mandat kepada seseorang untuk mengurusi
kaumnya saat dirinya masih hidup agar dia tahu bagaimana cara kerjanya. Maka
Nabi Yasa’ A.s mengumumkan pada kaumnya, “Siapa yang bisa menerima tiga
kewajiban dariku, yaitu berpuasa di siang hari, sholat tahajjud di malam hari,
dan sekali-kali tidak akan marah, maka aku berikan mandat padanya.”
Maka majulah seorang laki-laki yang rendahan
di antara mereka, sambil menjawab, “Saya.”
Nabi Yasa’ A.s bertanya, “Apakah engkau
sanggup?”
Ia menjawab, “Ya.”
Maka sejak saat itulah Nabi Dzulkifli A.s
diberikan mandat untuk menggantikan tugas nabi tersebut untuk memutuskan segala
urusan pada kaumnya waktu itu. Beliau terbukti mampu menunaikan tugasnya dan
sanggup melaksanakan tiga kewajiban yang dibebankan padanya.
Sejak saat itu, setan ingin menggodanya.
Setan menjelma sebagai seorang yang tua renta lagi kelihatan miskin. Sesuatu
yang sudah menjadi kebiasaan Nabi Dzulkifli A.s karena terlalu sibuknya dalam
kesehariannya beliau tidak ada waktu untuk tidur kecuali sesaat di waktu siang.
Maka datanglah setan yang menjelma sebagai lelaki tua itu ketika Nabi Dzulkifli
A.s hendak tidur siang. Tujuannya adalah agar Nabi Dzulkifli A.s menjadi marah
karenanya.
Mula-mula lelaki tua itu mengetuk pintu rumah
Nabi Dzulkifli A.s, padahal beliau sudah berbaring untuk istirahat. Begitu
pintu diketuk, menyahutlah Nabi Dzulkifli A.s dari dalam, “Siapa ?!”
“Saya lelaki tua yang teraniaya,” jawab
lelaki tua itu.
Setelah pintu terbuka, mengadulah lelaki tua
itu pada Nabi Dzulkifli A.s. Dia berkata, “Saya seorang tua yang teraniaya.
Telah terjadi pertikaian antara diriku dan kaumku, lalu mereka berbuat dzalim
kepadaku dan mereka juga berbuat begini dan begitu.”
Lelaki itu terus bercerita dan menambah
ceritanya hingga datanglah waktu sore. Hingga pada akhirnya, hilanglah
kesempatan tidur siang Nabi Dzulkifli A.s. Beliau berkata, “Wahai tuan,
hendaklah engkau datang di majelisku sore ini. Nanti akan aku selesaikan hakmu
dari kaummu.”
Maka pulanglah lelaki tua itu dan Nabi
Dzulkifli A.s tidak jadi beristirahat karenanya.
Selanjutnya, sore itu Nabi Dzulkifli A.s
duduk di majelisnya untuk menyelesaikan urusan-urusan kaumnya. Beliau menunggu
lelaki tua yang datang barusan tadi untuk diselesaikan urusannya. Namun lelaki
tua itu tidak muncul-muncul. Keesokan harinya ketika Nabi Dzulkifli A.s kembali
duduk di majelisnya untuk menyelesaikan berbagai urusan kaumnya, beliau pun
tidak mendapati lelaki tua itu. Baru ketika datang siang dan Nabi Dzulkifli A.s
beranjak untuk istirahat, kembali pintu rumahnya terketuk. Selanjutnya Nabi
Dzulkifli A.s membukakan pintu dan ternyata lelaki tua itulah yang muncul. Nabi
Dzulkifli A.s lalu berkata, “Wahai tuan, bukankah sudah aku katakan, jika aku
di majelis, datanglah padaku lalu aku akan menyelesaikan urusanmu.”
Lelaki tua itupun beralasan, “Wahai Nabi
Allah, sesungguhnya kaumku sejelek-jelek manusia. Ketika mereka tahu bahwa engkau
duduk di majelis untuk menampung berbagai aduan rakyatmu, mereka bersegera
memberikan hakku. Namun ketika mereka tahu bahwa dirimu tidak ada di majelis,
mereka kembali merampas hakku.”
Begitulah lelaki itu di hari kedua terus
bercerita dan menambah ceritanya hingga datanglah waktu sore. Hingga pada
akhirnya, hilanglah kesempatan tidur siang bagi Nabi Dzulkifli A.s untuk kedua
kalinya. Namun Nabi Dzulklifli A.s tidak marah karenanya. Dan sore harinya,
kembalilah Nabi Dzulkifli A.s duduk di majelisnya untuk menyelesaikan
urusan-urusan kaumnya. Namun lagi-lagi lelaki tua itu tidak muncul batang
hidungnya. Maka di siang harinya pada hari ketiganya, Nabi Dzulkifli A.s
tertimpa rasa kantuk yang luar biasa, beliau berpesan kepada sebagian
keluarganya, “Sekali-kali jangan biarkan seorang pun untuk mendekati pintu
kamarku ini sampai diriku bangun tidur. Sungguh rasa kantuk yang sangat telah
menimpaku.”
Beberapa saat kemudian, datanglah kembali
lelaki tua itu. Penjaga pintu langsung menghalanginya, “Pergilah tuan! Nabi
Dzulkifli A.s sedang beristirahat. Beliau tidak bisa diganggu!”
Namun lelaki tua itu tetap bersikeras,
“Sungguh aku telah datang di hari kemarin dan aku telah bercerita padanya akan
masalahku. Sekarang aku betul-betul mendesak bertemu dengan beliau.”
Penjaga pintu tetap bersikukuh, “Tidak,
sekali-kali kami tidak memperbolehkan seorang pun untuk mendekati pintu itu.”
Maka ketika menemui jalan buntu dalam
perdebatan itu, lelaki itu melihat ada suatu lubang angin di rumah Nabi
Dzulkifli A.s, lalu dengan sigap ia pun menyusup ke rumah Nabi Dzulkifli A.s
lewat lubang itu. Hal itu mudah baginya karena memang dirinya adalah setan.
Ketika sampai di dalam, lelaki itu mengetuk
pintu dari dalam. Mendengar pintu terketuk, bangunlah Nabi Dzulkifli A.s dan tercenganglah
beliau karena ternyata di dalam kamarnya ada orang. Beliau pun bangun lalu
memeriksa pintu rumahnya, dan didapatinya pintu rumah masih terkunci rapat.
Nabi Dzulkifli A.s selanjutnya tahu siapa lelaki tua itu. “Apakah dirimu musuh
Allah, yakni setan?”
Lelaki itu menjawab, “Ya. Sungguh kau telah
membuatku payah. Aku telah melakukan berbagai cara, sebagaimana kau
lihat, supaya aku bisa membuatmu marah, namun ternyata usahaku itu sia-sia.”
Maka begitulah Allah Swt memberi nama pada
beliau Dzulkifli A.s, karena apabila beliau menjamin atau menanggung sesuatu,
maka beliau bisa menuntaskannya.
Wallohu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!