Sahabat
Yazid Arruqasyu meriwayatkan, pada masa Bani Israil ada seorang penguasa
zalim. Dalam berkuasa, raja tersebut menindas rakyat dan tidak pernah berbuat
kebajikan. Pada suatu hari raja tersebut duduk di singgasananya dan tiba-tiba
ia melihat seorang laki-laki masuk melalui pintu istana.
Orang
asing itu bertampang keji, berbadan besar dan menakutkan. Raja sangat ketakutan
dengan kehadirannya, dia khawatir laki-laki itu akan menyerangnya. Wajahnya
pucat pasi dan bergetar, “Siapakah engkau ini? Siapa yang telah menyuruhmu
masuk ke istanaku?” tanya raja ketakutan.
“Pemilik
rumah ini yang menyuruhku ke sini. Ketahuilah bahwa tak ada dinding yang dapat
menghalangiku, dan aku tidak memerlukan izin untuk masuk ke manapun,” kata laki-laki asing itu
dengan suara agak kasar.
“Apakah
engkau tidak takut dengan para sultan di kerajaanku ini?” tanya raja dengan gemetar.
“Aku
tidak takut oleh kekuasaan para sultan. Dan ketahuilah, tidak ada seorang pun
yang dapat lari dari jangkauanku,”
kata laki-laki itu dengan bengisnya.
Malaikat
Maut Datang
Setelah
mendengar perkataan orang itu, wajah raja menjadi pusat pasi dan badannya
menggigil, ia amat ketakutan dengan situasi ini. “Apakah engkau Malaikat
Maut?” tanya raja menebak.
“Benar,
akulah Malaikat Maut yang diutus untuk mencabut nyawamu,” kata malaikat maut tanpa
tersenyum sedikit pun.
“Aku
bersumpah demi Allah, berilah aku penangguhan satu hari saja agar dapat
bertobat dari segala dosaku. Aku akan memohon keringanan dari Tuhanku. Aku akan
menginfakkan harta benda yang aku miliki, hingga tak terbebani oleh azab akibat
harta itu di akhirat kelak,”
pinta raja.
“Bagaimana
aku dapat menangguhkan, padahal umurmu sudah habis dan waktu sudah ditetapkan
tertulis,” kata
Malaikat Maut.
“Aku
mohon tangguhkanlah sesaat saja,”
rayu raja sekali lagi.
“Sesungguhnya
jangka waktu itu telah diberikan, tetapi engkau lalai dan menyia-nyiakannya.
Jatah nafasmu sudah habis, tidak tersisa satu nafaspun untukmu,” ujar Malaikat Maut yang
mendekat seolah henadak mencabut nyawa raja.
Mati
Belum Bertaubat
Raja
semakin ketakutan dengan kata-kata Malaikat Maut itu. Namun ia tetap bersikeras
ingin meminta penangguhan kematian. “Jika aku mati sekarang, siapa yang akan
menyertaiku di alam kubur?” tanya raja zhalim itu.
“Tidak
ada yang menyertaimu kecuali amalmu,”
jawab Malaikat Maut.
“Aku
tidak mempunyai amal kebaikan. Selama ini aku lalai kepada Allah Swt,” jelas raja zalim itu.
“Jika
demikian, neraka dan murka Allah adalah tempat yang layak untukmu,” tegas Malaikat Maut.
Kemudian
Malaikat Maut mencabut nyawanya, sehingga raja itu terjatuh dari singgasananya.
Dan sang raja akhirnya mati sebelum bertobat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan Komentar, Kritik dan Saran SAHABAT Disini .... !!!